24. Gone

257 117 29
                                    

Annyeong yeorobun budayakan vote & komen setelah membaca ya😚 gak bayar kok, cukup pencet bintang yang ada dipojok kiri aja aku udah senengnya gak ketulungan 😁🥰💗

Happy reading...

Part 24. Gone

Ada waktunya menghilang untuk mencari sebuah ketenangan.

Dear Blue•

Gelapnya langit malam tidak membuat Biru menghentikan langkahnya, ia malah terus melangkahkan kakinya menuju tempat yang membuat dirinya sedikit merasa tenang.

Lampu taman yang remang remang, hanya ada kesunyian dan kunang kunang yang menemani tidak membuat Biru merasa takut. Biru hanya lelah, ia melepaskan segala gundah dan gelisah yang berada didalam hatinya dengan menikmati indahnya malam yang gelap sendiri.

Ia duduk disebuah kursi taman, lalu ia mendongakkan kepalanya keatas untuk melihat bulan dan bintang bintang sambil merenungkan segala kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi dikemudian hari, memang sedikit berlebihan tapi apa salahnya kalau persiapan dahulu, supaya kalau hari itu datang raga dan jiwanya tidak terlalu sakit untuk menerima kenyataan.

Terkadang menghilang sejenak dari peliknya permasalahan adalah hal yang lumrah untuk dilakukan.

Air matanya luruh ketika mengingat kejadian beberapa jam yang lalu, sebenarnya Biru bukan tipikal laki laki yang gampang menangis namun sebuah kenyataan menampar dirinya begitu keras hingga mau tak mau ia harus menumpahkannya lewat air mata.

Saat Biru sedang menunggu balasan chat dari Greysia tiba tiba ia merasakan nyeri didada kirinya. Ah, tolonglah, disaat seperti ini kenapa rasa sakit ini harus muncul?

Biru menggenggam sprei nya dengan begitu kuat, keringat membasahi dahi dan pelipisnya.

Ting...

Sebuah notifikasi chat dari Greysia muncul dilayar ponselnya, ia langsung membuka chat tersebut dengan sisa tenaga yang ia miliki.

|Bukan, aku pulang dianter sama Donny

Dan disaat itu pula rasa nyeri itu berubah menjadi rasa sakit seperti sedang dihukum puluhan belati. Mata Biru mulai memburam, ponselnya terjatuh serta dirinya yang sudah tidak sadarkan diri.

Bi Sumi yang ingin menemui Biru untuk mengajak laki laki itu makan terkejut seketika saat melihat Biru sudah tergeletak tak sadarkan diri. Bi Sumi yang panik setengah mati langsung menelpon Sinta dan memberitahu wanita paruh baya itu kalau Biru pingsan dikamarnya.

Tak lama kemudian Sinta dan juga Yoshi tiba dirumah dan membawa Biru kerumah sakit, mereka berdua begitu cemas akan keadaan Biru, mereka tak mau kehilangan yang kedua kalinya.

Sinta sedang duduk disamping brangkar putra bungsunya itu sambil menggenggam kedua tangannya.

"Bu Sinta, bisa kita bicara sebentar?" tanya dokter Hendra, dialah dokter yang selama ini merawat dan memeriksa keadaan Biru dari kecil sampai sekarang.

Sinta menganggukkan kepalanya lalu keluar dari ruang rawat Biru diikuti Yoshi dibelakangnya.

Sekarang Sinta berada diruang kerja dokter Hendra, dokter berkaca mata itu menatap lekat hasil laporan pemeriksaan Biru tadi.

Dear Blue [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang