Sesuai yang dibicarakan semalam, hari ini Vino dan Arra akan membuat takjil dari uang yang diberikan Vino semalam. Dan kegiatan mereka justru didukung oleh kedua orang tuanya. Bahkan, ayah dan bunda juga menambahkan uang untuk membeli bahan. Dengan senang hati Vino dan Arra menerimanya.
Motor Vino kini telah berhenti di salah satu parkiran pasar. Suasana pasar sedikit ramai, karena sebentar lagi menjelang hari raya. Mereka pun mengedarkan pandangannya untuk mencari sesuatu yang akan dibeli.
"Kak, itu ada yang jual cup," tunjuk Arra pada salah satu kedai yang menjual cup.
Mereka pun berjalan ke arah kedai itu. "Bu, satu kantong cup ini berapa ya, Bu?" tanya Vino pada penjual itu.
"Sepuluh ribu, Dik," jawab penjual itu.
"Baiklah, saya beli dua ya Bu," putus Vino.
Setelah Vino melakukan transaksi, ia pun mengajak Arra untuk pulang. Memang tidak banyak yang mereka beli di pasar, karena mereka hanya membuat bubur dan es buah. Bahan lainnya bisa dibeli di disekitar rumah mereka.
Namun saat Arra ingin beranjak pergi, seseorang menabraknya dengan kuat. "Astagfirullahaladzim," sebut Arra sambil memegangi lengannya yang sakit akibat ditabrak.
"Maaf Dik, maaf, saya tidak sengaja," ucap seorang laki-laki dengan postur tubuh sedikit berisi. Ia lalu pergi berlari, seperti sedang dikejar-kejar.
"Hey kamu, jangan coba-coba lari!!" ucap beberapa pria yang mengejar lelaki yang menabrak Arra.
"Ra, bagaimana dirimu?" tanya Vino khawatir.
"Arra tidak apa-apa, Kak. Ayo kita pulang,"
Sepanjang jalan, Arra teringat dengan lelaki yang menabraknya tadi. Entah mengapa, ia menjadi penasaran.
°°°°°
Semua bahan yang sudah dibeli tadi, sudah dimasak oleh bunda dan tentu dibantu Vino dan Arra. Dan sekarang makanan dan minuman itu sudah siap dibungkus dan diberikan.
"Ra, tolong ambilkan kantong plastik itu," pinta Vino tatkala melihat kantong plastik itu berada di samping Arra.
"Oh ini," ucap Arra seraya memberikan kantong plastik itu.
Arra pun membungkus bubur dan es buah, sedangkan Vino memasukkan satu paket itu ke dalam satu kantong plastik.
Drtt drttt
Terdengar suara ponsel bergetar, ternyata itu ponsel bunda.
"Waalaikumsalam,....oh iya bisa,.... sekarang?......baiklah aku akan ke sana,"
"Waalaikumsalam,"
"Ada apa Bun?" tanya Arra yang tengah menuangkan es buah ke dalam cup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diarra Ufaira✓
Teen FictionAssalamualaikum wr.wb sahabat Fillah... Wah besok udah puasa🎉🎉, nah di tahun ini in sya Allah DIARRA UFAIRA atau biasa dipanggil ARRA akan menemani sahabat Fillah di sini. Wih seruu! Di setiap harinya in sya Allah author akan up tentang kegiatan...