"Arra," panggil bunda dari dapur."Iya Bunda?" balas Arra yang telah melangkahkan kakinya menuju dapur.
"Tolong kau goreng martabak ini ya bersama Ayah, Bunda dan Kak Vino ingin keluar beli bahan lagi," pesan bunda.
"Oke Bunda baiklah," pesanan martabak masih berlanjut sampai sekarang. Alhamdulillah.
Arra gerakkan tangannya untuk mengambil minyak, lalu ia tuangkan ke dalam wajan. Setelah itu, ia ambil martabak yang telah tersusun rapi di dalam wadah.
Sreng...
Ia masukkan martabak itu pada minyak yang panas, menunggu sebentar hingga sampai waktunya untuk membalik martabak.
"Ra, apa pesan Bundamu tadi?" tanya ayah yang baru memasuki area dapur.
"Ini Yah, Bunda minta tolong kita untuk menggoreng martabak ini. Karena Bunda, pergi sebentar bersama Kakak membeli bahan," papar Arra.
"Oke baiklah, jadi sekarang Ayah harus apa?" tanya ayah.
"Hem," Arra tampak berpikir sambil mengedarkan pandangannya sekitar. "Ha, ini saja Ayah susun martabak yang sudah Arra goreng, nanti jika sudah dingin kita masukkan ke dalam cup ," instruksi Arra.
"Baiklah, Ayah tunggu kau menggoreng," Arra pun melanjutkan aktivitas menggorengnya. Martabak yang tadi belum ia balik, kini telah ia balik. Terlihat bagian atasnya bewarna kuning sedikit kecoklatan, huh rasanya pasti enak.
Penggorengan sesi pertama sudah selesai, Arra melanjutkan penggorengan sesi kedua.
"Oh ya Yah, Kak Vino pernah cerita tentang negara Palestina. Arra jadi ingin tahu bagaimana ya Yah kondisi negara itu sekarang?" tanya Arra yang tengah menggoreng.
Ayah yang tengah menyusun martabak ke dalam piring itu pun menjawab, "Memprihatikan, Ra,"
"Benarkah Yah?" tanya Arra yang tengah membalik martabak.
Ayah mengangguk, "Masjid Al-Aqso sekarang tidak boleh digunakan, kini halamannya tertutup oleh tembok, dan di sana terdapat lima belas pintu di mana setiap pintunya dijaga oleh orang Yahudi," ungkap Ayah.
"Kenapa begitu Yah?"
"Itu salah satu kebijakan orang Yahudi Ra, karena ia ingin merobohkan masjid itu. Kau tahu Ra, jika kita satu kali salat di masjid Al-Aqso, itu sama saja kita salat seribu kali di tempat lain," ayah memberitahu.
"Masya Allah,"
"Kejam sekali orang Yahudi itu!" seru Arra yang tengah mengangkat gorengan martabak yang telah matang.
"Tidak hanya itu Ra, mereka di sana juga tidak diperbolehkan untuk membangun rumah, walaupun tanah itu milik mereka tapi tetap saja tidak boleh. Jika itu terjadi, maka rumah itu wajib dirobohkan. Untuk merobohkannya, paling tidak menggunakan buldozer, dan harus menyewa kepada orang Yahudi dengan harga tinggi. Karena hanya mereka yang punya. Jika rumah itu tidak dirobohkan, maka mereka akan di penjara, kasihan sekali bukan?" papar ayah panjang lebar.
"Iya Yah, kasihan sekali. Mereka seperti terkekang," balas Arra.
"Bukan lagi seperti Ra, tapi memang sudah terkekang," ayah meralatnya.
"Maka dari itu, kita harus tetap bersyukur. Masih bisa melakukan ibadah dengan khusyuk di masjid, masih bisa memuliakan malam Lailatul Qadar, masih bisa makan dan minum. Lihatlah negara Palestina itu, kurang pasokan makanan, bahkan negaranya nyaris menjadi negara termiskin,"
"Itulah mengapa negara kita, negara Indonesia selalu membantunya. Mulai dari keperluan sandang, pangan dan papan. Tali persaudaraan Indonesia dan Palestina pun tidak bisa dipisahkan karena sebegitu eratnya,"
Arra yang telah selesai menggoreng, kini pun ikut membantu ayahnya menyusun martabak di cup.
"Lalu, jika negara Indonesia mengalami bencana atau sebagainya, bagaimana tanggapan negara Palestina?" tanya Arra penasaran.
"Mereka tidak hanya berduka Ra, mereka juga ikut membantu. Walaupun kondisi mereka seperti itu, tapi ia masih tetap membantu," jelas ayah.
"Subhanallah, erat sekali ya Yah tali persaudaraan nya, ini patut dijadikan motivasi," ucap Arra kagum.
"Kau tahu Ra? Ada seorang Nenek, ia ingin sekali menjalankan ibadah umroh. Ia terus menabung dan menabung, sampai akhirnya ia mendengar kabar tentang negara Palestina yang memprihatikan. Uang yang ia tabung untuk pergi umroh, ia berikan semua untuk Palestina,"
"Masya Allah Ayah," sahut Arra terharu.
"Namun tiga hari berikutnya, banyak travel yang menawarkan Nenek itu untuk pergi umroh secara gratis. Nenek itu mengobarkan uang tabungannya hanya demi Palestina, tapi lihatlah balasan dari Allah, sungguh luar biasa,"
Arra merinding mendengarnya, "Sungguh luar biasa Yah,"
"Iya betul sekali Ra, rahasia Allah memang tidak ada yang tahu. Kembali lagi kita harus banyak-banyak bersyukur atas apa yang diberikan Allah kepada kita selama ini," pesan ayah.
"Iya Yah, itu harus," balas Arra.
Sampai saat ini ayah dan Arra sudah mendapatkan lima puluh cup martabak. Lumayan.
Selang beberapa detik kemudian, bunda pulang bersama Vino.
"Wah wah wah, cepat sekali," puji bunda saat tiba di dapur.
"Cepat dong, heheh," balas Arra.
Martabak pun selesai di packing dan siap untuk diantar.
Mau diantar ke rumah kalian nggk nih? Hihihih..
-
-
-Bersambung....
Sumber info dari ikut TAKBAR kemarin.
Semoga bermanfaat ❤️
Minggu, 2 Mei 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Diarra Ufaira✓
Genç KurguAssalamualaikum wr.wb sahabat Fillah... Wah besok udah puasa🎉🎉, nah di tahun ini in sya Allah DIARRA UFAIRA atau biasa dipanggil ARRA akan menemani sahabat Fillah di sini. Wih seruu! Di setiap harinya in sya Allah author akan up tentang kegiatan...