"kau sudah bangun?" Jieun yang sedang menata rambutnya di meja rias melihat pergerakan Jungkook yang sepertinya sudah sadar dari alam mimpinya
Suara serak Jungkook menjawab pertanyaan jieun, terlihat jika dari suaranya saja Jungkook masih mengantuk
"Ada air di nakas sebelah ranjang" seolah paham akan ketidak nyamanan Jungkook, jieun memang sudah menyiapkan segelas air putih untuk pria itu minum
Jieun tak terlalu memerhatikan Jungkook lagi. Tangan nya sibuk merapikan rambutnya dan menyapukan riasan di wajah miliknya
"Jieun-ah, kau mau kemana?" Suara yang masih terdengar sangat serak menghampirinya dan sesaat kemudian Jungkook yang telah menggunakan pakaian seadanya memeluk jieun dari belakang membenamkan kepalanya pada leher jieun
"Temanku ada disekitar sini, aku ingin menemuinya sebentar sebelum pulang" jieun melepas pelukan Jungkook dan berjalan membawa tasnya memasukan barang barang miliknya
"Teman?kau tidak bilang punya teman di Busan"
"Dia memang bukan tinggal Busan" jieun memakai sepatu miliknya dan menatap Jungkook
"Kau tidak akan mengikutiku bukan?" Jieun hanya sedikit mengantisipasi, tatapan Jungkook seperti mengisyaratkan sesuatu saat ia mengatakan akan pergi bersama temannya
Jungkook tertawa dan mengibaskan tangannya
"Ten.tu saja tidak. Kau bisa pergi, aku akan disini"
"Baiklah. Aku hanya ingin memastikannya. Kita harus menjaga privasi masing masing bukan? Aku pergi" jieun pergi setelahnya. Dugaan jieun tak salah, Awalnya Jungkook memang akan mengikutinya karena ini hari terakhir mereka di Busan dan jieun justru pergi bersama temannya. Tapi begitu jieun menyinggung kata privasi masing masing, Jungkook sadar masih ada batasan yang tak bisa ia lampaui meski jieun sudah menjadi miliknya
Hubungan mereka kemarin ternyata tak se spesial itu. Jieun masih menganggap hal itu bagian dari kontrak yang di buatnya
Dan hingga jam keberangkatan mereka ke soul hampir tiba, Jieun sama sekali belum pulang. Beberapa kali Jungkook menelpon, jieun selalu tak menjawabnya hingga ia mendapatkan satu pesan dari jieun
"Oppa, bisakah kita bertemu langsung di bandara saja?aku sepertinya tidak bisa pergi ke bandara bersama mu"
Dan Jungkook masih bisa mengerti. Mereka bertemu di bandara, namun jieun masih belum terlihat saat sampai disana. Sebuah lambaian tangan saat pesawat hampir saja berangkat, seketika membuat hati Jungkook merasa lega. Jieun berlari kecil ke arahnya membantu Jungkook untuk mendorong troli barang mereka
"Aku sangat terlambat bukan?"
"Kau sangat terlambat nona Lee" Jungkook mengacak rambut jieun gemas
"Jangan mengacak rambutku, aku sudah payah merapikannya dari tadi" jieun memberengut kesal merapikan kembali tataan rambutnya
"Kau tetap cantik"
"oppa pandai mengatakan omong kosong seperti itu"
"Aku tak becanda. Kau memang cantik Lee jieun"
"Oppa mengatakan itu karena kita berteman bukan? Rambutku saja sekarang sudah seperti singa, bagaimana mungkin aku tetap cantik"
Ucapan jieun lagi lagi membuat Jungkook terdiam. Teman? Bahkan kata itu masih tersampir dalam hubungan mereka. Hanya sebatas itu jieun menganggap Jungkook?
******
Jieun merasa sikap Jungkook berubah sesaat setelah mereka masuk ke pesawat. Jungkook tiba tiba saja diam dan bahkan tak berkata apapun padanya. padahal sebelumnya mereka masih bersikap baik baik saja sama seperti sebelumnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me? [Jeon Jungkook - Lee Jieun ]
Fiksi PenggemarHarta adalah segalanya bukan?maka Jungkook akan mendapatkan segalanya dan mempertahankannya dengan cara apapun Memiliki anak tanpa sebuah status pernikahan. Tentu saja mencari wanita yang bisa ia pinjami rahimnya tak bisa ia dapatkan dengan mudah Ta...