Ngasih vote itu gratis gais ^^Apdet jam segini, baru selesai ngetik pake hape..pegel nih jempol :(
#
"Loh, kok tamunya gak di suruh masuk?"
Mama Jimin akhirnya ke depan karena putranya cuma berdiri di tengah pintu.
"Oh, Jungkook. Masuk nak. Jimin, temennya dibiarin berdiri gini?"
Jimin langsung masuk tanpa ada sepatah kata menjawab ucapan mamanya. Jungkook udah mulai worry. Suasana tidak enak udah jelas menyelimuti mereka.
Jungkook dipersilahkan duduk di ruang tamu. Tapi Jimin justru mau masuk ke kamarnya.
"Lho Ji, kok temennya gak ditemenin?"
"Ji ngantuk ma, lagian mama kan yang ngasih dia masuk,"
Melihat putra satu-satunya itu merajuk, wanita paruh baya itu segera mendekati.
"Ada masalah apa? Kalian bertengkar?"
"Gak ma, cuma lagi gak ingin ketemu aja,"
"Mama sama bibi kan mau ke minimarket, makan malam sebentar lagi, papa dan temannya gak mungkin cuma kita beri hidangan biasa. Ji temenin Jungkook ya,"
"Tapi ma--"
"Papa mama gak pernah ngajarin Ji nelantarin tamu. Lagi pula gak baik memendam persoalan,"
Jimin mengangguk. Dasar anak baik dia mah.
Mama Jimin langsung menghampiri Jungkook yang duduk di ruang tamu.
"Jungkook, tante tinggal dulu ya, ntar ditemenin Jimin kok,"
"Iya tante," Jungkook sopan banget sama camer.
Setelah mamanya pergi, Jimin muncul dari arah dapur membawa minuman dan snack. Tapi mukanya masih asem.
"Diminum," ucapnya sambil naruh gelas isi lemon tea itu di depan Jungkook.
"Makasih Ji,"
Jimin langsung mendaratkan pantatnya di sofa, di depan Jungkook, berseberangan.
"Ada perlu apa?"
"Pengen ketemu lo,"
Jimin diam. Entahlah apa yang membuatnya jadi seperti ini. Padahal yang diucapin Jungkook tadi siang itu bener. Dia yang bersedia membantu belajar, bahkan dia juga tahu alasan Jungkook rajin untuk apa.
"Lo ngambek begini kenapa sih Ji, gue salah bagian mananya?"
"Kamu gak salah kok,"
"Trus? Paling nggak, kasih tau kenapa lo mendadak begini. Lo gak mau ngajarin gue lagi?"
"Lagian ujian juga tinggal beberapa hari lagi. Kamu bisa belajar sendiri kan?"
Oke. Itu terdengar seperti penegasan jika sudah tak mau membantu Jungkook belajar."Ya udah. Gue akan belajar sendiri. Makasih juga udah bantu sampai disini,"
"Gue mending cabut aja kali ya, kayaknya lo lagi gak mau gue ganggu,"
Jungkook beneran berdiri dan ingin pergi. Tapi dia mendengar Jimin terisak.
"Loh Ji, kenapa nangis?"
Jungkook panik melihat pujaan hatinya sesenggukan berlinang air mata.
"Maafin aku Kook, hiks!"
"Iyaa, gapapa kok. Gue udah seneng banget bisa deket ma lo selama ini,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Oneshoot / Cerita Pendek Kookmin
FanfictionJungkook seme Jimin uke ⚠️ BxB (Yaoi) ⚠️ Kookmin Area ⚠️ Slow Update ⚠️ Mature ⚠️ Belum cukup umur JANGAN BACA (nekat, jangan salahin lapak gue 😒) 📝 Apr 2021 Bahasa baku / non baku / tergantung mood 🐣