masalah

12.2K 1K 57
                                    

"Jeno"panggil Renjun dari balik pintu,Jeno yang tengah berbaring sambil bermain hp mengalihkan atensinya kearah pintu.

"Hm?".

"Aku tidur disini boleh tidak,kalau kau tidak nyaman tidak masalah".

"Kemarilah kalau kau ingin tidur disini"pria mungil itu tersenyum,masuk kedalam kamar Jeno tidak lupa menutup pintu kamar,lalu ikut bergabung dengan Jeno yang sudah berada di ranjang.

Jeno memberikan ruang untuk Renjun,pria mungil itu mulai membaringkan tubuhnya dan menarik selimut sampai sebatas pinggul,Renjun menoleh kearah Jeno yang fokus dengan game di hpnya.

"Aku tidur duluan ya Jeno"Jeno mengangguk,Renjun memejamkan matanya mulai menyelami alam mimpi,Jeno mematikan handphonenya dan meletakan di nakas,melirik Renjun yang sudah memejamkan matanya bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman.

Lelaki April itu ikut menarik selimut untuk menutup sebagian tubuhnya,mungkin memeluk pria disampingnya ini tidak buruk juga.

"Good night Renjun"bisik Jeno sambil memeluk tubuh Renjun.

••••

Mark membuka pintu kamar Jeno,melihat Jeno ternyata sudah tertidur tetapi pria itu tidak tidur sendiri melainkan tidur dengan Renjun sambil berpelukan,Mark hanya diam memandang keduanya yang begitu nyaman.

"Hyung".

Mark berbalik dan terkejut karena Haechan yang tiba tiba mengagetkanya"untuk apa Hyung malam malam disini"tanya Haechan.

Mark tergagap lalu menggeleng kecil menutup pintu kamar Jeno,Haechan memandang Mark dengan wajah penasaranya"Haechan aku hanya mengecek para member saja,dan kau juga untuk apa malam malam malah bangun"Mark balik bertanya mencoba mengalihkan pembicaraan mereka tadi.

Pemuda Tan itu teringat sesuatu dan menggaruk kepala belakangnya"aku sebenarnya ingin tidur bersama mu Hyung, boleh?".

Yang lebih tua diam tak menjawab melihat mata bambi Haechan yang berbinar binar,merasa tidak enak untuk menolak Mark mengiyakan saja permintaan Haechan,Lagi pula mereka hanya tidur.

"Ya sudah ayo ke kamar ku"ajak Mark,Haechan mengangguk dan mengikuti Mark yang sudah berjalan terlebih dahulu menuju kamar.

Haechan melompat ke ranjang menidurkan tubuhnya disana sambil melambaikan tangan meminta Mark untuk bergabung dengannya disini,setelah menutup pintu Mark membaringkan dirinya menghadap kearah Haechan,dengan semangat yang lebih muda memeluk tubuh Mark mendusalkan wajahnya di dada pria itu.

Tapi Mark malah meringgis kecil merasakan nyeri di dada dan perutnya ketika Haechan memeluk dengan erat tubuhnya"Ha-haechan jangan terlalu erat,tubuhku jadi sedikit sakit"bisik Mark memberi tahukan Haechan bahwa Lelaki itu terlalu erat memeluknya.

Haechan yang belum tertidur mengendurkan pelukanya,wajahnya kebingungan memangnya ada masalah kan dia tidak terlalu kencang juga memeluk Mark"Hyung aku hanya memeluk mu biasa,tapi kenapa terasa sakit"balas Haechan,si Agustus hanya diam tidak tahu bagaimana memberitahukan Haechan karena dia tak yakin.

Sikut Haechan tidak sengaja menyenggol perut Mark,menciptakan rintihan dari pemuda Canada itu"aakh Haechan sakit sikut mu "rintih Mark,Alis Haechan semakin menyatu dengan kerutan dahinya yang jelas di tengah kamar remang remang itu.

"Sakit apanya sih Hyung,perutmu sakit karena sikutku memangnya aku menyenggol dengan kuat?".

Mark menghela nafasnya menahan rasa sakit di perutnya"tidak apa Haechan,aku hanya sakit perut tadi".

"Coba mana perlihatkan perutmu sebenarnya kau sakit apa sih?"Kekeh Haechan,Mark menggeleng menjauhkan tangan Haechan yang akan menyingkap pakaiannya keatas,dia tidak akan membiarkan Haechan melihatnya.

"Tidak perlu,tidak ada apa apa di perutku,ini sudah malam Lee Haechan tidurlah"titah Mark,menuntun Haechan untuk kembali tertidur dengan memeluk tubuhnya,Mark menahan rasa sakitnya demi Haechan agar pria itu tidak semakin penasaran nantinya.

***

"Minum ini,air rebusan Jahe"masih pagi tetapi Jeno sudah menyodorkan minuman yang lelaki tadi buat untuk Mark,yang lain belum juga bangun hanya ada mereka berdua di dapur.

Mark mendongak menatap Jeno dan berterimakasih,untungnya Jeno memberikan air rebusan Jahe untuknya tubuhnya yang sedikit sakit menjadi lumayan.

Ketika Jeno ingin pergi,Mark segera mencekalnya mata sayu dengan kantung mata besar itu menatap yang lebih tinggi dengan pandangan polosnya,ini semua karna Mark tidak bisa tidur tadi malam.

"Jeno,perutku sakit kembali,dadaku juga nyeri"cicit Mark,Jeno menghela nafas,menarik kursi di hadapan Mark lalu mata tajamnya memincing tidak suka,pria itu sama sekali tak merespon dan Hanya mengambil buah apel yang tersedia di meja makan.

Mark menatap minumanya yang sisa setengah itu,berharap Jeno akan berbicara tapi dugaanya salah Jeno fokus dengan buah buahan yang sedang dia makan.

Sebenarnya Mark tau mengapa Jeno hanya diam pasti lelaki itu sedang merasa kesal akibat perbuatanya kemarin,Mark juga melakukan itu bukan tanpa alasan.

"Aku minta maaf untuk kemarin,ku mohon Jeno bicara".

Jeno menatap mata Mark"sudah ku katakan,berdiamlah untuk sementara waktu jangan memaksa!jika sudah seperti ini aku tidak bisa melakukan apapun,kau selalu menentang ucapanku".

Pria Agustus itu menunduk merasa sangat bersalah karna ulahnya sendiri tapi dia tidak mau yang lain malah semakin curiga.

"Ini semua demi privacy kita kan Jeno,aku melakukan ini agar semua terjaga"ujar Mark pelan,Jeno mengeraskan rahangnya.

"Memangnya kenapa kalau semua orang tau kau malu Hm?"tegas Jeno tidak suka,Mark menggeleng meraih telapak tangan Jeno untuk di genggam"Bukan seperti itu,aku hanya belum siap"jujur Mark.

Jeno melepaskan tangan Mark dan menghempasnya begitu saja,Jeno berdiri dari kursinya dan pergi dari sana,Mark selalu menyakiti hatinya tidak pernah sekalipun pria manis itu mengerti tentangnya,apa yang dia inginkan.

"Jeno!"panggil Mark dengan lirihan kecil.

***

Ayayyayaya dadah!

Tsundere • NOMARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang