Setelah beberapa hari menginap di rumah sakit akhirnya Hinata sudah di perbolehkan pulang. Hinata dan Naruto sudah mempersiapkan segala keperluan Himawari di rumah sehingga mereka tak lagi pusing akan perlengkapan pribadi sang putri.
Saat ini Naruto sedang berkutat di dapur, dia sedang membuat bubur untuk Boruto yang sudah rewel karena lapar. Sementara itu, Hinata berada di kamarnya menyusui Himawari.
"ayah.. ayah.. ayah.." Boruto menarik-narik baju sang ayah karena sudanh sangat lapar.
"iya ini sudah selesai, sebentar ya" ucap Naruto.
Setelah itu, Naruto menggendong Boruto menuju ke tempat Hinata.
"ibu..." Boruto berlari menuju Hinata.
"iya sayang" jawab Hinata sambil mengusap kepala sang putra "maaf ya Naruto-kun kau pasti lelah" ucap Hinata saat melihat Naruto yang membawa bubur Boruto.
"tidak apa-apa-dattebayo" jawab Naruto "Boruto sini, makan dulu" lanjutnya memanggil Boruto.
Boruto pun makan disuapi sang ayah.
"Himawari tidak makan, ayah?" Tanya Boruto dengan polos.
"eh? Himawari itu belum boleh makan" balas Naruto.
"nanti dia lapar" ucap Boruto.
"Himawari itu minum susu dari ibu, dia tidak akan lapar"
"ooohh.." Sambil mengangguk.
Boruto makan dengan lahap hingga buburnya habis.
"habis" ucap Boruto sambil mengangkat tangannya.
"iya, pintar ya anak ayah"
Hinata tersenyum bahagia melihat tingkah menggemaskan sang anak.
"Naruto-kun sudah makan?" tanya Hinata.
"sepertinya belum-dattebayo"
"ya ampun , setelah Himawari tidur aku masak ya"
"iya"
Skip..
Malam tiba, Boruto dan Himawari sudah tertidur dengan pulas. Hinata sedang memasak makan malam untuk dirinya dan Naruto.
"aku lelah-dattebayo" keluh Naruto.
"haha.. pasti melelahkan bermain dengan Boruto seharian". Tanggapan Hinata
"dia tidak mau diam"
"wajar saja dia masih umur dua tahun"
"tapi bukankah dia itu terlalu aktif?" cemas Naruto.
"menurutku sih wajar saja anak umur begitu ditambah lagi dia laki-laki kan"
"begitu ya"
"dia anakmu, wajar saja hahaha.." lanjut Hinata.
"ohya kau benar" Naruto meletakkan kepalanya di meja makan "fiuuuh... aku tidak bisa membayangkan betapa merepotkannya kakek hokage ketiga saat merawatku dulu-dattebayo" lanjutnya.
"hahaha...." Hinata tertawa.
"Boruto itu semakin hari semakin mirip denganmu, kau tahu" ucap Hinata sambil meletakkan semangkuk sup di atas meja.
"makanya aku khawatir"
"khawatir? kenapa? padahal menurutku bagus"
"apa menurutmu bagus kalau dia selalu membuat Sarada dan Inojin menangis?"
"hahaha.. itu kan karena masih anak-anak, tapi setelah itu mereka selalu berbaikan lagi kan"
"iyasih tapi... haaahh.. kalau sudah begini aku menyesal kenapa dulu aku sangat nakal-ttebayo"
"hahaha... sudah-sudah, makan lah"
Suasana jadi hening, mereka menikmati waktu makan mereka berdua.
"tapi kau tahu Naruto-kun, aku ingin Boruto memiliki sifat pantang menyerah mu dan sifat ceria yang kau punya, aku ingin kelak Boruto menjadi pengaruh positif untuk teman-temannya seperti dirimu"
Hinata mengatakannya dengan sangat lancar namun tetap fokus pada makanannya sehingga dia tidak menyadari bahwa Naruto sudah malu-malu.
"kau benar, ku harap juga begitu" pipi Naruto mengeluarkan semburat merah karena dia sadar kalau secara tidak langsung dirinya mendapatkan pujian dari sang istri tercinta.
"kita bimbing mereka bersama ya" ucap HInata lalu menatap Naruto.
"iya" sambil tersenyum Naruto menjawab "tapi kalau dipikir-pikir pasti sangat merepotkan kalau kau ku tinggal sendiri di rumah bersama mereka" lanjutnya.
"ah jangan khawatir, aku bisa memanggi Hanabi atau siapapun untuk membantuku" jawab Hinata.
"benar juga"
Setelah menyelasaikan makan mereka, Naruto dan Hinata kembali berbincang-bincang ringan sebelum kembali ke kamar mereka. Naruto dan Hinata menikmati waktu berdua tanpa anak-anak mereka.
"kau tahu Hinata, dulu saat aku selesai dengan misi ku aku pasti selalu mengeluh karena harus pulang, aku selalu berusaha agar tidak kembali ke rumah" ucap Naruto.
"kenapa?"
"karena setiap aku pulang tidak ada orang di sana, aku selalu merasa tidak bersemangat tapi kalau aku di luar, aku bertemu dengan teman-teman yang lain dan merasa senang"
"tapi sekarang berbeda kan?"
"tentu saja, sekarang setiap pergi menjalnkan misi aku selalu berpikir untuk cepat-cepat menyelesaikan misi ku dan kembali ke rumah berkumpul bersama kalian" jawab Naruto.
Hinata tersenyum.
"setiap kali aku pulang dan kau menyambutku itu membuatku bahagia"
"dan sekarang akan ada tiga orang yang akan selalu menunggu dan menyambut mu pulang, Naruto-kun"
"kau benar, mengetahui kalau ada orang yang menunggu ku pulang selalu membuatku ingin menyelesaikan misi dengan cepat, kalian segalanya bagiku"
"kau pun segalanya bagi kami, jadi lakukan yang terbaik ya, ayah" Hinata menggenngam tangan Naruto.
"pasti-dattebayo" sambil tersenyum Naruto menjawab "semoga kebahagiaan ini terus berlanjut sampai nanti kita tua" lanjutnya.
"memangnya sekarang kau masih muda? Kau sudah punya dua anak loh" canda Hinata.
"eh, bukan begitu maksudku"
"hahaha.. aku mengerti, iya aku juga berharap kebahagiaan kita ini terus berlanjut sampai kelak kita memiliki cucu"
"mendengarmu berkata begitu membuatku merinding Hinata"
"eh kenapa?"
"aku langsung membayangkan wajah kita seperti kakek-kakek dan nenek-nenek"
"oh hahaha... waktu kan terus berjalan, mau tidak mau umur pun bertambah bukan"
"iya sih hahaha"
Mereka sangat menikmati waktu senggang mereka tanpa anak-anak karena mereka tahu esok mereka harus disibukkan lagi dengan urusan mereka sebagai orangtua.
NEXT PART
Maaf jika banyak kesalahan dalam penulisan karena author penulis amatiran.
Jangan lupa vote dan komen ya! Terimakasih, sampai jumpa di part selanjutnya...
KAMU SEDANG MEMBACA
MALAIKAT KECIL ✔
FantasiFANFICTION (Uzumaki Naruto & Uzumaki Hinata) Disclamer: Masashi Kishimoto/Mikio Ikemoto Pair: Naruto, Hinata, All character of Boruto: Naruto Next Generation In the village of Konoha . Cerita ini menceritakan tentang kehidupan Naruto dan Hinata set...