Just My Dream

9 1 0
                                    

Update karena iseng:)

Maaf jika ada typo

Happy Reading

*****

Semua berawal dari sini-

Mimpi, semua orang pasti mengalaminya. Hal yang sangat lumrah, bahkan ada yang sampai melebih-lebihkan.

Ada juga yang mengalaminya namun seperti kejadian nyata yang pernah dialami, atau dejavu. Right?

Tapi bila mimpi itu terasa aneh, apa pernah kalian bertanya-tanya kepada diri kalian? Seperti, kok gue ngimpiin itu sih? Terus kenapa bisa kayak sinetron yang bersambung terus nyambung lagi? Perasaan aku udah pernah mimpi-in ini dah, kenapa bisa ngulang lagi?

Ada yang seperti itu? Bahkan sampai searcing ke Mbah Google. Memang sejatinya manusia yang tidak ada rasa puas, sampai-sampai bertanya kesana kemari tapi tak pernah dapat jawaban yang memuaskan rasa kepo kita.

Kejadian ini juga menimpa Queen, gadis berusia enam belas tahun plus-plus. Namun, Queen tak pernah menceritakan mimpinya itu kepada siapapun. Terkesan aneh baginya. Menurut dirinya saja sudah aneh, bagaimana tanggapan orang lain?

Beberapa tahun lalu | 20XX.

Eh?

Dimana ini?

Di depan sana, ada sebuah bukit dengan dua jalan menanjak disisi kanan dan kiri. Queen memperhatikan sekelilingnya, hutan. Dia berada di hutan. Pepohonan tinggi nan lebat, namun Queen masih bisa merasakan sengatan sinar mentari dan suara serangga yang memekakan telinganya.
Pandangan Queen menuju jalan disisi kiri bukit (karena posisinya berhadapan, jadi tangan kiri itu sisi kiri dan tangan kanan sisi kanan), lamat-lamat dia memperhatikannya. Sekilas Queen melihat sebuah bangunan berwarna putih, kemudian hilang dalam sekali kedipan mata.

A-apa itu tadi?

Dikedip-kedipkan kembali matanya, nihil. Tak ada lagi bangunan yang dia lihat dengan mata hitamnya. Melirik ke kanan, sama saja. Kembali memperhatikan sekitar dengan harap-harap dia bisa menemukan bangunan yang dilihatnya, lalu kesana untuk mencari seseorang-jika ada.

Saat menatap ke depan, Queen melihat sosok yang berdiri di tengah-tengah jalan diantara kedua jalan menuju bukit. Entah perasaannya saja atau apa, sosok itu semakin mendekatinya. Bertubuh tegap, rasanya lebih tinggi dari dirinya yang hanya 155 cm.
Degub-an kencang Queen rasakan didada, semakin kencang hingga rasa was-was nya mencapai titik teratas. Queen menatapnya semakin intens, hingga sosok itu berdiri sekitar satu setengah atau dua meter dari tempatnya berdiri.

Terlihat jelas dengan matanya seorang pria menawan dengan kulit putih sedikit pucat Yang dibalut pakaian serba hitam, kepalanya sampai mendongak untuk menatap pria itu tepat dimatanya. Mereka saling berpandang, Queen dibuat kagum karena ketampanannya. Mata hitam yang menyorot tajam dan rambut hitam legam yang sedikit lebih panjang dari kebanyakan pria (bayangin aja tokoh Ranamun di komik Men of the Harem)

Dan...

Apa itu?!

Dia tersenyum? 'Tipis sekali senyumnya, emm... Perasaanku nggak enak.' Batin Queen.

Hingga-

BOM!

Pyash..

Cipratan itu mengenai tubuh Queen. Ini... D-darah?!

***

"Hah... Hah... Hah..."

Peluh membasahi sekujur tubuh Queen yang terbangun dari tidurnya, matanya terbelak kaget di remangnya lampu kamar tidur. Jantungnya berlarian maraton. Mimpi buruknya kali ini sudah diluar batas wajar, eh? Memang mimpi buruk pernah wajar?.

Queen mengambil botol minum di bawah tempat tidurnya, karena dia tidak mempunyai meja di kamarnya. Setengah air di botol habis dia teguk, Queen merasa lebih tenang dari sebelumnya walau masih terengah pelan.

"M-mimpi apaan tadi?"

Mengusap wajah kasar, diraihnya ponsel yang berada di samping bantal. "Jamam satu? Perasaan udah lama tidur," gumannya. Kembali merebahkan tubuhnya, menutup mata dan berusaha untuk kembali tidur.

***

Beberapa tahun kemudian | 15 April 2021.

Jalan tiga hari puasa Ramadhan, dan sudah setahun lebih menganggur di rumah. Luntang-lantung tak ada kegiatan selain belajar dan beberes rumah. Bepergian keluar hanya di waktu jam empat pagi-jadi tukang ojek dadakan nganter ke pasar, dan jam satu siang-jemput pulang dari pasar.

Selain jam itu mungkin satu minggu atau dua minggu atau bahkan sebulan baru bepergian. Enggak jauh sih, Cuma jajan di Alfamart atau kumpulan organisasi. Kalau ditanya kenapa enggak bantu dipasar, jawabannya simpel. Bukan karena bau atau becek atau apapun, tapi Queen tidak tahu mau ngapain. Dirinya juga tidak suka keramaian, jadi ya gitu.

Hari ini tubuhnya tidak bisa diajak kompromi, padahal masih jam delapan pagi. Tubuh lemas, mata berat, plus hidung yang meler alias pilek. Dari habis sholat subuh langsung ambruk di kasur, dengan selimut hangat miliknya.

Cucian numpuk.

Belom nyapu.

Ah... lemes banget.

Ada yang bilang kalau tidur terenak itu tidur yang tanpa direncanakan, memang benar. Baru menutup mata sebentar saja dirinya sudah pulas.

***

"Dimana? Eh! Tunggu dulu!."

Queen mengingat-ingat kembali mimpi yang dialaminya beberapa tahun yang lalu.
"Kok kayak pernah liat? Kan udah pernah mimpiin ini?! Jangan bilang pria yang waktu itu juga-."
Queen menatap panik ke depan, benar saja. Pria yang pernah dia mimpikan ada jauh di depan sana. Dirinya ingin berlari menjauh, namun keberuntungan tak berpihak padanya. Bergerak sedikitpun dia tak bisa. Panik dan takut semakin menelan jauh dirinya, kala pria itu semakin mendekat. Jarak yang sama dan kejadian yang sama terulang lagi.

Pria itu-

Meledakkan dirinya sendiri!

****

Visual Ranamun

Kurang lebih seperti ini:)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kurang lebih seperti ini:)

NEXT?!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 11, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Just My DreamWhere stories live. Discover now