80%

1.1K 172 0
                                    

Tidak semua pelarian atas masalah yang dihadapi laki-laki itu rokok atau jalan-jalan tengah malam dibonceng motor sport dengan kecepatan yang tinggi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak semua pelarian atas masalah yang dihadapi laki-laki itu rokok atau jalan-jalan tengah malam dibonceng motor sport dengan kecepatan yang tinggi.

Tapi bisa juga shopping dan ke salon.

Gak ada salahnya kan memanjakan diri sendiri sejenak sehabis kegiatan yang bikin memusingkan?

Jadi, disinilah Junkyu sama bundanya. Di salah satu Mall terkenal. sehabis puas keliling grand plaza memborong baju serta perlengkapan lainnya, mereka berdua memutuskan untuk singgah ke salon langganan.

Karena ini hari libur dan banyak yang mengantri, Junkyu berinisiatif membeli minuman serta Snack untuk mengisi perut sembari menunggu giliran mereka.

"Greantea Frappe satu"

"Greantea Frappe satu"

Ucapnya berbarengan dengan seorang pelanggan yang lain.

"eh, Junkyu?" kata pemuda itu

"ah? Noa..." sapa Junkyu balik

Noa dan Junkyu jadi agak terkejut, merasa canggung

"pesenan dia duluin aja mas" katanya

"eum... Thanks" ujar Junkyu, kikuk

Canggung kan ketemu mantan pacar yang belum ada sebulan putus?

Apalagi terakhir ketemu keciduk lagi selingkuh.

"Sendiri aja? Pacar kamu?" Tanya Noa, membuka pembicaraan disaat mereka duduk menunggu pesanan dibuatkan.

"sama bunda, lagi di salon. Pacar?" Ucap Junkyu, bertanya balik.

"iya, biasanya sama Yoshi Yoshi itu"

"dia temen dari kecil aku, bukan dia pacar aku"

Noa menyerngit "oh ya? Aku baru tau dia temen kecil kamu, aku kira pacar" katanya, memang Junkyu ini selama masih pacaran sama Noa kalau Noa lagi sibuk sering minta anaterin Yoshi kesana kemari.

Junkyu tersenyum tipis kali ini "aku juga baru tau kamu punya temen adek kelas sampai sedeket itu"

Noa mengatupkan bibirnya, begitupun Junkyu yang merapatkan sesaat bibirnya.

"hm, aku udah kenal sama kamu lebih dari setahunan. Tapi masih banyak banget ya yang kita saling gak tau" kata Junkyu pelan, membuat Noa sedikit tertegun.

Junkyu tersenyum tipis kembali "yang bikin aku semakin yakin, kalau aku bukan rumah buat kamu" ucapnya membuat Noa semakin terpaku

"kayanya aku belum sempat ngomong ini..." Junkyu terdiam sejenak, meringis kecil memandang Noa "Maaf ya Noa, aku belum bisa jadi yang terbaik buat kamu. Aku lebih mentingin kegiatan di sekolah daripada pacar aku"

Noa merasa tertohok, pemuda tinggi itu terdiam. Junkyu memang selalu baik. Noa ingat, Junkyu selalu menyempatkan memberikan kabar disaat ia sedang sibuk dengan kegiatan sekolahnya dan tidak pernah mempermasalahkan apapun tentang Noa

Tapi itu membuat Noa merasa jengah, Junkyu terlalu lempeng dan datar.

"Sekarang aku udah ngerasa lega karena akhirnya nemuin alasan kenapa kita nggak bisa lanjut lagi gimanapun kerasnya aku coba," kata Junkyu membuat Noa meneguk ludah. "Bukan salah aku, ataupun salah kamu. Emang kita aja yang nggak bisa cocok."

Noa merapatkan bibir, mulai merasa bersalah.

Hening beberapa lama dan canggung. Noa jadi meneguk ludah mencoba bicara.

"Pacar kamu yang sekarang... gimana?" tanya Noa canggung, membuat Junkyu yang mengerti membisu beberapa saat.

"Hm... dia...." Bola mata Junkyu bergerak, agak merenung kecil. "dia jauh lebih baik, kita satu sekolah jadi lebih nyaman buat saling percaya satu sama lain" katanya membuat Noa agak mengernyit, "dia tau semua temen-temen aku, aku juga  kenal temen temennya. Dia jua yang bantu aku move on dari kamu."

Junkyu mengerjap, merasa miris sendiri mengucapkan hal ini. Pacar? Sudah jelas yang ia ceritakan ini hanya seorang teman.

"kamu gimana?" tanya Junkyu mengalihkan pembicaraan, kemudian mencoba tersenyum. "Sekarang pasti udah lebih baik?"

Noa tertegun. Pemuda itu terdiam. Perlahan merasakan sesuatu. Membuat tenggorokannya kering memandangi Junkyu tak terbaca.

"Hmm." Akhirnya, Noa hanya menganggukkan kepala kecil.

"Kak ini pesenannya, Greentea Frappe 1"

"makasih ya mas"

Junkyu tersenyum, "balik dulu ya, bunda pasti udah nungguin" katanya membuat Noa tersadar dan segera mempersilahkan.

Noa mencoba melemparkan senyum, yang dibalas Junkyu tanpa beban. Junkyu berbalik, melangkah menuju salon tempatnya tadi. Dan perasaan lega itupun makin terasa.

Sekarang ia yakin dengan perasaannya, bukan rasa pelampiasan ataupun pelarian sesaat yang selama ini ia takutnya.

Ia memang sudah jatuh cinta dengan Haruto.



tbc.
.
.
.
.
.

Start [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang