Jisoo memperhatikan dirinya di depan cermin, lalu tersenyum.
Kini ia sedang berada dalam kamar yang terdapat di jet pribadi milik Eunwoo. Seperti yang sudah dibicarakan, ia benar-benar ikut ke Jerman lebih tepatnya Berlin.
Jisoo baru saja selesai membersihkan dirinya setelah tidur dalam waktu yang lama, wajar saja mereka berangkat pukul 11 malam. Berlin sangat jauh dari kota asalnya.
Kini sudah pukul delapan pagi, pestanya diadakan nanti malam.
Tak ingin berlama-lama ia bangkit untuk keluar dari ruangan, berniat menghampiri Eunwoo di luar sana.
Tepat saat melangkah keluar, Jisoo dapat melihat punggung lebar yang membelakanginya. Pria itu tengah terduduk. Jisoo kemudian berjalan ke arahnya, dan mendudukkan diri di samping pria itu.
"Sudah bangun, hm?" Pertanyaan pertama Eunwoo saat melihat Jisoo melewatinya dan terduduk di sebelah kanannya.
"Ya. Apa kita akan pergi ke rumahmu?" Tanya Jisoo menatapnya.
"Hanya sebentar, setelah itu kita pergi ke Hotel." Jawab Eunwoo lalu memberi kode pada salah satu pelayannya, membuatnya mengangguk lalu pergi.
Jisoo hanya memperhatikan, dan pelayan itu kembali dengan Paper bag klasik di tangannya. Kemudian memberikannya pada Eunwoo, setelah selesai pelayan itu pergi.
"Yours." Ungkap Eunwoo menaruh tas itu di pangkuan Jisoo.
Tentunya Jisoo terpaku, membaca mereknya saja ia tak percaya. Ia tak mengerti apa maksud pria itu ketika mengatakan ini miliknya.
"Bukalah." Titah Eunwoo menatap Jisoo, merasa di tatap seperti itu ia akhirnya membuka secara perlahan.
Ia mendapati sebuah kotak berukuran sedang berwarna abu-abu, ini pertama kalinya Jisoo memegang kotak perhiasan merek teratas di seluruh dunia. Tetap mendapat tatapan dari Eunwoo, Jisoo tetap membukanya.
Oh, Jisoo kagum melihat isi dari kotak itu. Sebuah liontin, anting dan cincin yang terbuat dari emas putih, sangat terlihat mewah. Jisoo tak percaya ini.
Ia tersenyum.
"Apa kau suka? Pakailah ini di pesta nanti." Tutur Eunwoo menghentikan lamunan Jisoo.
"Aku tak bisa menerimanya, ini terlalu berlebihan. Sangat disayang jika aku harus memakainya." Tolak Jisoo halus. Ayolah, untuk apa semua ini? Apa motifnya?
"Tak ada penolakan, Jisoo."
Jisoo menggeleng pelan, Eunwoo mendengus. Pria itu meraih jemari Jisoo.
"Ini akan terlihat cantik jika kau yang memakainya. Let me pair it for you." Ujar Eunwoo, lalu mengambil cincin yang berada di dalam kotak tersebut.
Kemudian Eunwoo tertegun ketika melihat pautan cincin di jari manis gadis itu, oh ini menyebalkan.
Tak pernah sebelumnya jari cantik itu terdapat cincin di sana.
Jisoo menelan ludah saat melihat wajah Eunwoo mendapati cincin pertunangan dengan Suho. Ia memang tak pernah memakainya, Suho pun begitu. Tapi kali ia sengaja melakukannya, untuk memperjelas pada Eunwoo tentang hubungannya.
Terdengar mencari masalah, namun ia lelah dengan ini semua.
Di luar dugaan Jisoo, pria itu tanpa beban melepas cincin pertunangannya. Memasukan ke dalam saku vestnya, kemudian memakaikan cincin yang baru pada jari manis Jisoo. "Nice."
"Aku sudah bertunangan." Tegas Jisoo namun dengan pelan.
"Lalu?"
"Aku akan segera menikah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Waste Of Time [Kim Jisoo]
Fiksi PenggemarHidupnya bukan untuk kedamaian, meski tujuh tahun berlalu bukan hal mudah baginya untuk menghapus ingatan gelap dari pria diktator seperti iblis.