"Aku ingin kau tetap mencari data itu."
"Saya akan berusaha semaksimal mungkin, Boss."
Eunwoo mengusap wajahnya gusar, dengan satu tangan mengenggam ponselnya.
"Ini Janggal. Aku perlu informasi lebih banyak." Tegasnya.
"Baik, Boss!" Sahut seorang pria yang biasa dijuluki sebagai asisten pribadinya.
Dengan cepat Eunwoo menutup teleponnya. Yang ia rasakan saat ini adalah pening, sudah lama ia berusaha mencari tahu kebenaran dari kasus Ibunya. Banyak kejanggalan. Jika Ibunya memang dibunuh, lalu mengapa disembunyikan dari berbagai media? Ayahnya sangat membenci Jisoo dan keluarganya hingga sekarang, tapi mengapa Ayahnya tak begitu jelas menuntut?
Satu hal yang dirinya takuti, ia tak ingin Jisoo pergi meninggalkannya.
Egois memang. Namun, ia sungguh membutuhkan Jisoo apapun alasannya.
Eunwoo menghela nafas panjang, lalu ia masukkan ponsel ke saku celanannya.
"Apa semua baik-baik saja?"
Suara lembut dari Jisoo di belakangnya sontak membuat Eunwoo berbalik badan, terlihat wajah wanita itu sedikit binggung.
"Ya, tentu saja." Jawab Eunwoo dengan senyum simpul, lalu mendekat mengikis jarak di antaranya.
Jisoo penasaran apa yang sebenarnya terjadi pada pria itu, setelah makan siang tadi Eunwoo langsung meninggalkannya hanya untuk mengangkat sebuah panggilan.
Kini mereka masih di kamar Hotel yang Jisoo tempati. Tepatnya di dekat balkon. Beberapa menit lagi mereka akan pulang ke Seoul.
Eunwoo meraih pinggang Jisoo, kemudian menangkup wajahnya seraya mengusap pelan.
Semalam adalah malam yang panjang, Jisoo sangat senang ketika pria itu menuruti semua keinginannya. Dan... Sedikit manis.
"Ada apa?" Eunwoo bertanya ketika mendapati raut wajah Jisoo yang murung.
"Sahabatku..." Lirih Jisoo.
Sudah banyak panggilan dan pesan yang Jisoo kirimkan untuk kedua sahabatnya, tetapi tak ada satupun yang dipedulikan. Membuat Jisoo benar-benar merutuki nasibnya. Ia harus segera menjelaskan semuanya pada mereka, apapun itu ia harus menceritakan apa yang terjadi.
"Belum ada balasan?"
Jisoo hanya mengangguk.
"Kalau begitu aku akan mengantarmu untuk menyelesaikan masalah ini." Tutur Eunwoo yang langsung mendapat tatapan larang dari Jisoo.
"Itu akan memperburuk! Aku akan selesaikan sendirian, dan itu adalah cara terbaik agar Jennie dan Taehyung memaafkanku." Tungkas Jisoo.
"Baiklah..." Eunwoo menghela nafas pasrah yang berhasil membuat Jisoo tertawa kecil. "Ayo kita pergi." Ajak Eunwoo, menggengam jemari Jisoo untuk segera pergi dan pulang ke Korea.
.
.
Jisoo meringkuk di dalam pelukan hangat Eunwoo yang bertelanjang dada, saat melirik jam dinding ternyata kini sudah menunjukan pukul 5 pagi.
Setelah sampai di Seoul, mereka langsung beristirahat tepat di Penthouse. Syukurnya, hari ini dan besok adalah hari libur. Jadi, Jisoo tidak terlalu lelah.
Menatap wajah ketika Eunwoo tertidur adalah yang terbaik, wajahnya yang tegas dan tanpa ekspresi membuatnya berkali lipat sangat tampan.
Tangannya terangkat meraih rahang kerasnya, Jisoo menelan ludah karena berhasil mengumpulkan keberaniannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waste Of Time [Kim Jisoo]
FanfictionHidupnya bukan untuk kedamaian, meski tujuh tahun berlalu bukan hal mudah baginya untuk menghapus ingatan gelap dari pria diktator seperti iblis.