Thirteen

738 79 1
                                    

Aku terbangun dari tidur saat aku merasa ada yang mengusap kepalaku. Aku terbangun dengan posisi masih di pangkuan Niall dan kepalaku ada di atas tempat tidur Maura. Aku menengok Niall masih tertidur bersandar di punggungku, dan ada Chris di kasur sebelah Maura.

"Hai, Luna,"

Aku terkejut. Maura sudah bangun. Thanks god. Aku tersenyum dan menggenggam tangannya erat.

"Hai, Maura. Akhirnya kau bangun juga,"

"Kau tertidur sangat pulas dengan Niall,"

Aku tersenyum. "Sebenarnya apa yang terjadi denganmu?"

"Well, jadi aku mau ambil minum sambil memegang piring. Air yang kuambil terlalu banyak dan tumpah. Aku terpeleset dan piring dan gelasnya pecah. Gelasnya pecah di tanganku. Jadi ya... begitu," ia memegang tangan kirinya yang luka sambil meringis kesakitan.

"Kau mau makan? Biar bisa aku beli di bawah," aku bangun dari pangkuan Niall perlahan. Tidak ingin membangunkannya.

"Tidak tidak perlu. Sebentar lagi pasti susternya datang. Ia sudah datang tadi mengecek kondisiku," Maura tersenyum.

Apa? Kalau susternya datang tadi berarti ia melihatku dan Niall tidur di pangkuannya? What?!

Niall bergerak badannya saat mendapati aku sudah tidak ada dipelukannya. Ia membuka matanya pelan dan melihat Maura sudah bangun.

"Mom?" Suara paginya itu sangat menakjubkan. Ia masih bisa bersuara merdu bahkan saat bangun tidur.

"Hai, Sayang. Sleep well?" Maura mengelus tangan Niall.

"Mom! Akhirnya kau bangun juga," Niall seketika berdiri dan mencium Maura.

"Hai, Sayang,"

"Apa yang terjadi sebenarnya denganmu, Mom?"

"aku mau ambil minum sambil memegang piring. Air yang kuambil terlalu banyak dan tumpah. Aku terpeleset dan piring dan gelasnya pecah. Gelasnya pecah di tanganku. Dan seketika semuanya hitam," Maura tertawa. "Aku baik-baik saja,"

"Aku mau kebawah untuk membeli makanan, ya, Mom. Mom mau sesuatu?" Niall melirikku.

"Tidak. Sebentar lagi pasti susternya datang membawakanku makanan,"

"Kau tidak apa sendirian disini?"

"Aku baik-baik saja, Niall. Berhenti mengkhawatirkanku. Lagipula ada Chris."

"Tapi Chris sedang tidur," ya. Ia tertidur sangat nyenyak. "Kau yakin sendirian?"

Maura tersenyum padaku. "Sudah sana. Luna sudah mau keluar itu,"

Aku kaget. "Eh, tidak, tidak. Aku bisa menjaga Maura disini,"

"Sudah sana. Kalian sarapan saja dulu,"

Niall mengangguk pelan. "Kita akan kembali secepatnya, Mom," ia langsung menggandeng tanganku erat.

Kami berdua turun melalui lift. Untung kantin masih sepi. Wajar, ini baru jam 6 pagi. Beberapa suster mengenali kami dan menegur dan meminta foto.

"Ada yang bisa saya bantu?" Pelayannya mendatangi kami. "Eh ya, kau itu yang kemarin itu kan? Benar kataku. Kamu itu ternyata kekasih dia!" Ia tertawa. Aku tersenyum padanya dan meletakkan jari telunjukku di mulutku yang berarti 'jangan katakan siapa-siapa'. "Baik, baik. Mau apa?"

"Roti gandum 1, air mineral 1," Niall memesan. "Kamu apa?"

"Tambah air mineral saja,"

"Kamu tidak mau roti coklat atau..."

Somebody to Love {Niall Horan}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang