38. Cinta Yang Menyakitkan

2.1K 340 86
                                    

Rio mendatangi rumah Rose, setelah pulang sekolah, bersama Yoshi, dan melihat wanita itu sedang packing bersama dengan Yeri.


"Yoshi, oppa, makanan sudah siap" seru Rose memanggil Yoshi yang sedang ganti baju, karena baju milik Rio ada di tempat Yoshi, jadi ia pun melakukan hal yang sama.



"Siapa cepat dia dapat, hyung!" Teriak Yoshi jahil, sambil berlari ke dapur saat Rio sedang memakai celana nya, konsentrasi sang guru pun buyar.



Dugh. . . Dugh. . . Brak. . .



Karena buru-buru ingin mengejar Yoshi, Rio pun oleng dengan kaki satu yang baru masuk ke dalam celana, ia menabrak meja belajar Yoshi dan akhir nya menabrak pintu kamar murid nya itu, sang empu nya kamar tertawa terbahak, berhasil mengerjai guru nya, Rose dan Yeri yang juga mendengar suara proses jatuh nya Rio pun ikut terpingkal.


"Unnie, sungguh, baru kali ini aku mendengar suara tawa Yoshi, dan itu ternyata nyaring sekali" kekeh Yeri antara senang dan terkejut.



"Setiap hari ada saja tingkah nya, dia sudah tak sedingin dulu" haru Rose

Yoshi pun makan bersama Rio, dan Rose ke dapur pura-pura mengambil air minum, untuk mengechek kedua nya, karena jika ia meninggalkan Yeri terlalu lama, tentu ia tak enak.


Dreett. . .



Ponsel Rio berdering saat ia sedang makan bersama Yoshi.


From Yoshi's Momm:
Jangan memasang wajah menggemaskan itu ketika sedang makan, atau aku akan menggigit mu.


To Yoshi's Momm:
Gigit saja


From Yoshi's Momm:
Ok! Siapa takut?!


To Yoshi's Momm:
Bagian mana yang ingin kau gigit?

From Yoshi's Momm:
Eengg. . .
Bibir mungkin enak, seperti tempo hari

To Yoshi's Momm:
Hanya itu? Tak ingin yang lain? Aku bahkan merelakan semua nya untuk kau gigit



Kedua nya saling berbalas pesan menggoda, dan Yoshi pun curiga, melihat mommy dan guru nya sibuk dengan ponsel masing-masing sambil senyum-senyum tak jelas.

"Yoshi, aku beli susu pisang tadi, dan lupa mengeluarkan nya, kamu ambil di mobil ne" ujar Rio menyerahkan kunci mobil nya pada sang murid, Yoshi pun lantas memasukan susu pisang tadi ke dalam kulkas, lalu menyusul Rio kembali.



"Yoshi, tahun depan seperti nya usia mu sudah cukup untuk ikut seleksi olimpiade, cari lah point yang banyak dengan ikut kompetisi umum, coba kamu tanya coach Shindong, dia pasti punya chanel yang tahu tentang jadwal kompetisi lokal" beritahu Rio kepada Yoshi, yang mengerutkan kening nya bingung.



"Untuk bisa berlaga di kompetisi olimpiade, kamu harus ikut seleksi tim nas, dan tim nas memiliki standart point, semakin banyak kamu ikut pertandingan lokal, nilai mu pun semakin tinggi, dan kamu bisa dipanggil untuk diseleksi nanti nya" jelas Rio, Yoshi mengangguk-ngangguk paham.

Hari sudah malam, tapi Rio masih belum pulang, dia membantu Rose menyusun paketan yang harus di kirim besok, dan membagi nya menjadi beberapa bagian yang alamat nya searah atau berdekatan, Yoshi sendiri sudah di kamar nya.


"Aku pulang ya" pamit Rio setelah selesai membantu sang kekasih, Rose lalu mendekat meraih tangan kiri Rio dan menggenggam nya sambil berdiri berhadapan.

Rose menatap genggaman tangan mereka, sementara Rio menatap wajah sang kekasih penuh cinta, Rose semakin melangkah maju dan mendekat, mereka tak tahu, jika ternyata Yoshi sedang memperhatikan dari jarak yang tak terlalu jauh, nafas nya naik turun,...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rose menatap genggaman tangan mereka, sementara Rio menatap wajah sang kekasih penuh cinta, Rose semakin melangkah maju dan mendekat, mereka tak tahu, jika ternyata Yoshi sedang memperhatikan dari jarak yang tak terlalu jauh, nafas nya naik turun, mata nya menatap nyalang.



Brak



Yoshi melempar gantungan kunci couple berupa pine cone dan chipmunk milik Rio dan Rose, ke lantai tepat dibawah kaki sepasang kekasih itu.

Rio dan Rose tersentak, dan memundurkan langkah mereka, saling menjauh dan melepas tautan tangan kedua nya, menatap ke bawah, lalu menoleh ke arah Yoshi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rio dan Rose tersentak, dan memundurkan langkah mereka, saling menjauh dan melepas tautan tangan kedua nya, menatap ke bawah, lalu menoleh ke arah Yoshi.


"AKU SUDAH MENDUGA NYA!" teriak Yoshi marah.


"KAMU JAHAT HYUNG, KAMU JAHAAAAT" teriak nya lagi, kini air mata nya tak terbendung.



"Yoshi, dengar dulu. . . " Rio berusaha menjelaskan pada Yoshi


"DIAM! AKU TAK MENYURUH MU UNTUK BERBICARA!" Bentak Yoshi pada Rio.


"YOSHI!" Tegur Rose, karena Yoshi sudah berbuat tak sopan pada Rio yang adalah guru nya.




"Baik, mommy membela nya, huh?!" Marah Yoshi yang kini nada suara nya sudah menurun.


"Sekarang mommy pilih, Yoshi, atau dia?" Tekan Yoshi pada sang ibu sambil menunjuk ke arah Rio dengan telunjuk tangan kiri nya, wajah Yoshi basah oleh air mata dan keringat, saking emosi nya, Rose menggeleng, ia pun mulai menangis, karena tak bisa memilih, tubuhnya bergetar.



"Jangan meminta mommy mu untuk memilih, sebaik nya, aku saja yang mundur" kata Rio dengan tenang nya, Rose menatap penuh luka pada Rio yang sudah bersiap hendak pulang, sambil menggeleng.



"Maaf, jika menurut Yoshi, cinta ku pada mommy mu adalah sebuah kesalahan" tutur Rio yang kemudian pergi meninggalkan rumah Rose.

Yoshi kembali ke kamar nya.



"Aaaarrrgghhh. . . " marah nya, ia mengamuk, menghancurkan apa pun yang berada di kamar nya, sebagai pelampiasan rasa marah, kesal, kecewa, dan sedih nya yang menjadi satu.


Sementara di ruang tamu, Rose menangis pilu, sambil meringkuk diatas lantai, ia yang sudah terlalu bergantung pada Rio, ia yang sudah terlalu menggila dalam mencintai Rio, yang selama ini kisah mereka mampu menerbangkan Rose sampai ke langit ke tujuh, tiba-tiba menghempaskan nya ke dalam dasar jurang, cinta mereka menyakitkan, cinta yang di rajut dalam sebuah rahasia, kini telah berakhir dengan tidak bahagia, kedua nya sadar, jika mereka tidak akan mendapat restu dari Yoshi, hanya yang tidak terduga adalah waktu nya, kenapa harus secepat ini? Disaat api cinta di hati masing-masing sedang membara nya.





#TBC

My Student's MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang