-1-

386 44 28
                                    

Hi-! Ini first time aku bikin cerita:) semoga suka ya^^


••••••••••••••••••••••

Sunghoon Park as Renjana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sunghoon Park as Renjana

•••

Jungwon Yang as Arunika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungwon Yang as Arunika


••••••••••••••••••••••


Kaki itu melangkah dengan tenang dilorong rumah sakit, sesekali ia akan mencium wangi bunga yang dia bawa.

Kaki itu tetap melangkah, berbelok di tiap belokan dan berhenti di depan kamar.

Dengan perlahan ia membuka pintu dan menyapa orang yang sedang berbaring diranjang, meskipun ia tau tubuh itu tidak akan menjawabnya.

"Halo? Apa kabar dek? Sudah lama ya?"

Kembali menyapa, ia lalu duduk di kursi yang disediakan disana.

"Dek, kakak kangen kamu"
"Kakak mau lihat mata indah itu lagi"
"Adek belum puas istirahat ya?"
"Udah 2 tahun..."

Meski ia tau sosok yang terbaring itu tidak akan menjawab, ia tetap mengajaknya berbicara berharap sosok itu akan menjawabnya.

Ber jam jam ia mengajaknya berbicara, menceritakan apa yang ia alami hari ini mesti tidak ada yang menjawab.

"Ah sudah jam 10 malam ya dek?"
"Kak Renjana pulang dulu ya?"
"Besok kakak kesini lagi"
"Baik baik ya Arunika"

Sosok yang bernama Renjana itu beranjak dari kursi, menyimpan rangkaian bunga yang ia bawa di meja yang berada di samping ranjang.

Sebelum pergi ia menyempatkan mengecup kening yang lebih muda, berlanjut mengecup mata, hidung, pipi dan terakhir bibir ranum yang sekarang berubah menjadi pucat.

.

.

.

.

.

.

Hari hari terus berlalu, Renjana selalu menyempatkan diri mengunjungi kekasihnya dirumah sakit.

Tapi hari ini ada yang aneh, tidak biasanya dokter yang menjaga kekasihnya berkumpul di depan ruangan tempat kekasihnya dirawat.

Merasa ada yang aneh, Renjana tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya.

Dengan perlahan ia membuka pintu yang menghalanginya dengan ruangan tempat kekasihnya berada beberapa tahun belakangan ini.

Ya tuhan, saya mohon jangan biarkan saya kehilangan cahaya hidup saya
Tolong, jangan pisahkan kami

Renjana membuka pintu tersebut, menahan nafas, takut jika hal yang paling ia takutkan terjadi.

Pintu sudah terbuka lebar, Renjana masih menutup mata, takut melihat kenyataan yang berada di hadapannya.

"Kakak?"

Eh, suara itu

"Kakak gak mau lihat Arunika?"

Arunika...
Suara yang dia rindukan, akhirnya ia mendengarnya kembali.

Renjana mendongkak, membuka mata dan melihat kekasihnya duduk diranjang.

"Kakak gak kangen sama aku?"

Mata itu.
Mata yang selalu tertutup akhir akhir ini, akhirnya terbuka dan memancarkan cahayanya.

"Aku kangen sama kakak" Katanya sembari tersenyum.

Bibir itu, yang selama ini selalu tertutup akhirnya menyunggingkan senyumannya lagi.

"Gak mau peluk kak?" Katanya sembari merentangkan kedua tangannya.

Pertahanan Renjana rubuh, matanya meneteskan bulir bening yang sedari tadi ia tahan.
Tangannya bergetar, bungan dalam genggamannya terjatuh.
Ia berlari menghampiri sosok yang menunggunya diatas ranjang, dia langsung menubrukan badannya dan memeluk Arunikanya dengan sangat erat.

Setelah sekian lama, akhirnya Arunikanya bangun.

Mataharinya sudah terbit.

"Kak Renja sangat merindukan Arunika" Sahutnya

"Arunika juga rindu kak Renja"


•••••••••••••••••••

Hi-!

Maaf yaa kalau aneh ㅠㅠ aku gak jago bikin cerita ㅠㅠ

ARUNIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang