--------------------------
"Apakah kamu tahu apa yang paling menyeramkan didunia ini bagiku?
Dia. Dia yang kuharapkan pergi tapi tetap melekat paksa didalam hati."-------------------
Gadis dengan bandana yang melingkar dikepalanya berjalan dengan riang. Pasalnya, hari ini adalah hari spesial baginya. Hari dimana ia dilahirkan kedunia.
Dorrr!!
Baru saja menginjakkan kakinya dikelas, ia sudah dikejutkan dengan suara convetti.
"Happy birthday!" Teman sekelasnya menyorakinya dengan serempak.
Dirinya belum sempat bertindak namun teman temannya sudah mendekat dan memeluknya. Ia dituntun duduk dikursi.
Temannya berdatangan, ada yang membawa kue dengan lili angka 15 diatasnya. Ada yang membawakan bucket bunga lily yang ia sukai. Bahkan bucket bunga itu ada yang diganti dengan coklat.
Senyumnya tak berhenti merekah sedari tadi. Ulang tahunnya tepat setelah UAS selesai. Yang artinya mereka tinggal menunggu beberapa hari lagi untuk liburan tiba.
Teman sebangkunya menghampirinya kemudian memakaikan topi ulangtahun kekepalanya. Kemudian mendekatkan wajahnya ketelinga sambil tersenyum sinis. "Happy birthday cupu," bisiknya.
Ia bahagia hari ini meskipun terselip ketakutan dalam dirinya.
"Happy sikumal day!" pekik siswi yang baru saja masuk dengan seragam ketat.
Temannya pun langsung ikut mengucapkan hal yang sama. Ia hanya tersenyum dan memainkan kukunya saat teman temannya mengejeknya. Rasa sakit itu tidak ikut hadir hari ini, mungkin. Karena nyatanya, ini adalah kali pertama hari kelahirannya dirayakan. Disekolah. Bersama teman temannya.
"Wait wait. Kayanya kalian kurang deh kasih surprisenya. Iya gak sih, guys?" tanya gadis tadi yang langsung disetujui teman temannya.
Ia hanya duduk sambil menahan jantungnya yang bergemuruh. Seketika ia panas dingin saat melihat temannya itu membawa kantong plastik yang baru dikeluarkan dari dalam tasnya.
"Ta-daaa!!"
Itu telur.
"Waaaahhh.. bakalan seru nih kayanya," sahut temannya yang lain. Ia hendak berdiri, namun seorang siswa dibelakangnya menahannya.
"Jangan dikelas. Nanti kotor," ucap gadis berkacamata itu sinis. Ia tak percaya saat mendengar penuturan ketua kelasnya itu.
"Oke siap! Ayo guys, bawa dia."
Ia langsung diseret keluar kelas. Koridoor kelasnya sepi, karena kebanyakan dair siswa siswi lebih memilih diam dikelas atau kantin atau perpustakaan saat jam kosong.
Ia berusaha memberontak. Namun kekuatannya tidak sebanding dengan mereka. Yang menyeretnya bahkan dua teman laki lakinya.
Ia semakin takut saat ia sadar mereka berjalan kearah gudang lantai dua. Dimana disana tidak ada CCTV dan bahkan orang yang berlalu lalang.
Brakk!!
"Ayo buruan! Inikan birthday lo, jadi kita harus have fun dulu. Habis itu lo traktir kita kita karena udah susah payah buatin surprise buat lo, paham?!"
Kemudian ia ikat dikursi yang sudah tidak terpakai disana. Ia sangat terkejut saat air dingin merembas seragamnya. Ia menutup matanya. Saat ia hendak berteriak meminta tolong, kepalanya dilempari telur dengan keras. Tak lupa juga tepung yang mereka bawa tadi. Dan itu terus berlanjut sampai ia hampir kehabisan pasokan udara.
Air dingin itu disiramkan lagi ketubuhnya untuk yang kedua kalinya. Kemudian ia merasakan ikatan ditangannya mengendur. Namun, saat dia sedang berusaha menyesuaikan pandangannya, suara dentuman pintu terdengar.
Ia yakin dirinya terkunci didalam. Banyak yang ia benci termasuk dirinya sendiri. Ia benci dirinya yang terlalu bodoh dan lemah.
Dan lagi, satu hal yang paling ia takutkan disaat seperti ini benar benar terjadi. Bayangan hitam yang muncul tak tentu arah seakan berlari kearahnya dan mencekik lehernya.
Ia terjatuh kelantai saat ia merasa terdorong kebelakang. Ia mencari benda tajam disekitarnya dan menemukan serpihan kaca. Ia segera menancapkan ditelapak tangannya sehingga membuat cairan kental itu mengalir dan bayangan hitam itu pergi.
Setelah itu ia berusaha menetralkan napasnya. Tak lama kemudian pintu terbuka dan menampilkan siswa dengan wajah panik.
"Aydin..." Siswa itu langsung mendekat.
"Kamu kenapa bisa gini?" tanyanya.
Ia mengerjapkan matanya beberapa kali. "Aydin... kepala aku sakit," lirihnya yang masih dapat didengar oleh Aydin. Namun...
Plakk!
"Aydin!" Gadis itu terbangun dengan peluh yang bercucuran didahinya.
"I---itu... cuman mimpi." Ia menyibak rambutnya kebelakang sambil berusaha mengenyahkan apa yang ia rasakan barusan.
"Aydin gak mungkin kaya gitu. Tenang, itu cuman mimpi," ucapnya pada diri sendiri. Ia berusaha menetralkan degup jantungnya.
Ia meraih gelas dinakas. Menenggak isinya hingga tandas. Ia menoleh kearah jam dinding. 00:20.
Ia merebahkan badannya lagi. Kali ini mimpinya benar benar terasa nyata. Pikirannya berkecamuk hingga kantukpun kembali datang menyerangnya.
Tak sengaja air matanya menetes, namun rasa takut yang besar masih belum hilang bersamaan dengan itu.
Ia akan menunggu. Ia ingin tahu. Apakah kejadian itu akan terjadi lagi? Atau ini akan menjadi mimpi paling buruk baginya?
Entah pertahanannya akan tetap bertahan atau runtuh bersamaan dengan luka yang tak kunjung hilang.
------------------
Holla guys..
Aku update prolog dulu ya..
D-5... aku bakalan on going ini story.. kira kira enaknya up hari apa yak??
Jangan lupa vote and comment ya guys,
Sorry for typo🥰🥰
Seeyou
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUNIKA
Teen Fiction"Seandainya, Tuhan datangkan waktu dimana aku tidak berhenti padanya. Maka aku akan berkelana hanya untuk menggenggam tangannya." -Zakeyshanaa "Tidak bisakah kamu datang tanpa rasa peduli dengan wajahmu yang mudah kuhindari?" -Nathanael ...