Tokyo, Sunrise Company 87th Floor 4.30PM
"Mobil 'pria' itu terparkir di depan club, Nyonya."
Seorang wanita menampilkan seringainya sembari menggoyang-goyangkan gelas yang berisi wine di tangannya.
"Dengan siapa bajingan itu disana?"
"Dengan 'wanita' itu."
"Hm. Menarik. Lanjutkan pekerjaanmu."
"Baik, saya undur diri Nyonya."
Seorang wanita berambut pirang datang memasuki ruangannya, kemudian menyandarkan tubuhnya di depan pintu ruangan. "Pria sangat menyebalkan, bukan?"
"Hahh, harus kuakui mereka semua memang menyebalkan." Kekeh wanita itu pada teman pirangnya.
"Jadi? Apa yang akan kau lakukan pada bajingan ini?"
"Hm... rahasia." Kekeh wanita itu lagi.
"Rahasia?! Kau ingin menyembunyikannya dariku?! Aku sahabatmu, loh!"
"Hm, bagaimana ya mengatakannya. Bukannya ingin menyembunyikannya, hanya saja aku ingin membuat sebuah surprise." Kekehnya lagi.
"Hahh, iya iya. Tapi, jika kau butuh bantuanku kau tau kan harus apa?"
"Tau."
"Bagus!"
"Mau makan siang tidak? Aku sedikit lapar."
"Aaaa, maafkan aku. Aku ada janji, jadi tidak bisa!" ucap sahabatnya sembari menakupkan kedua tangannya menjadi satu di depan wajahnya.
"Hahh, kau ingin berkencan dengan mata-mataku itu kan?"
"Hehehe, kau tau saja. Sudah ya, sampai jumpa sayang!"
Wanita itu bergidik ngeri mendengar panggilan sahabatnya padanya. Kemudian membuat ekspresi seolah-olah ingin muntah. Sahabatnya yang melihat hanya tertawa terbahak-bahak lalu berjalan keluar ruangan.
Wanita itu berjalan menuju sebuah foto yang terpajang di atas meja kerjanya sambil menyeringai.
"Rei Gaara, selamat menikmati permainanku."
***
Tokyo, Rei Gaara's Apartement 8.00PM
"Tadaima."
"Okaeri, Gaara-kun." Seorang wanita berambut merah muda menghampiri suaminya sembari membantu suaminya melepaskan jasnya.
"Kau ingin makan dulu atau mandi?"
"Aku ingin mandi dulu sayang."
"Baiklah, tunggu sebentar ya biar ku siapkan air hangat untukmu."
"Terima kasih Sakura-chan."
Sakura menatap punggung Gaara dengan ekspresi yang tak terbaca kemudian memasuki kamarnya.
Gaara merenggangkan tubuhnya kemudian menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa.
"Gaara-kun, air hangat sudah aku siapkan. Cepatlah mandi, aku menunggu di meja makan."
"Baiklah, terima kasih sayang." Ucap Gaara sembari mencium kening Sakura kemudian memasuki kamar mereka.
Bertepatan dengan masuknya Gaara ke dalam kamar, sebuah notifikasi pesan masuk terdengar dari ponsel Gaara. Sakura mengambil ponsel itu kemudian membukanya, namun gagal. Passcode dari ponsel Gaara telah diganti. Sakura hanya mengangkat alisnya sembari menyeringai lalu meletakkan kembali ponsel suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM NOT THAT INNOCENT
FanfictionLelaki itu mengira dirinya telah berhasil mengambil alih semua yang dimiliki oleh istrinya sehingga Ia merasa dirinya tenang bermain-main disana-sini. Tanpa menyadari, sebuah permainan tampak perlahan-lahan menjebak dirinya sampai akhirnya Ia kalah...