06

5.7K 584 20
                                    

Sunyi.

Jaemin hanya mondar-mandir di antara ruang tamu dan ruang tengah. Sebentar lagi tengah malam, tapi ia tak kunjung tidur. Padahal besok adalah hari senin. Sebenarnya ia ingin tidur, dan masalahnya hanya satu, seseorang telah mengambil alih tempat tidurnya.

Ya, Jeno sedang berbaring di sana sekarang. Tadi Jaemin menyuruh Jeno tidur di kamar karena ia tidak tahan Jeno terus menjadikan pahanya bantal. Tapi kenapa harus memilih kamar Jaemin? Padahal masih ada dua kamar kosong lagi.

Jaemin memang di rumah sendirian. Ibunya sudah tenang di atas sana, sedangkan ayahnya bekerja di luar kota dan hanya pulang sesekali.

Sebenarnya keadaan keluarganya tidak jauh berbeda dengan Jeno, tapi hubungannya dengan sang ayah cukup baik meskipun Jaemin sebenarnya mengharapkan perhatian yang lebih dari ini.

Sejak SMP Jeno sudah sering menginap di rumah Jaemin, kadang tidur di sofa atau di depan tv karena ketiduran, kadang juga tidur di kamar Jaemin. Dulu Jaemin sudah biasa tidur satu kamar dengan Jeno, tapi entahlah sekarang rasanya berbeda.

Masalah Jeno seperti malam ini cukup sering terjadi. Orang tuanya yang berada di ambang perceraian namun tak kunjung terjadi membuatnya tak tahan. Bahkan ayahnya sekarang sudah jarang pulang ke rumah dan pulang hanya untuk bertengkar dengan ibunya. Jeno benar-benar muak.

"Jaemin, kenapa tidak tidur?" Jaemin sedikit tersentak saat Jeno tiba-tiba berada di belakangnya.

"Um.. aku tidak bisa tidur." jawabnya setelah berpikir sebentar. Jeno melangkah mendekati Jaemin yang berada di antara ruang tamu dan ruang tengah.

"Ayo, kau harus tidur sekarang atau besok kau tidak akan bisa sekolah. Ingat, besok hari senin." omel Jeno sambil merangkul bahu Jaemin dan menggiringnya ke kamar. Jaemin hanya menurut saja.

Sesampainya di kamar, Jeno segera merebahkan dirinya di kasur dan menepuk tempat di sampingnya mengisyaratkan Jaemin untuk berbaring di sana.

Sekali lagi, Jaemin hanya menurut saja dan menepis segala pikiran anehnya. Akhirnya mereka berdua hanya berbaring menatap langit-langit kamar.

"Aku tadi juga tidak bisa tidur," ucap Jeno tiba-tiba.

"Kenapa?" balas Jaemin tanpa mengalihkan pandangannya.

"Entahlah. Aku hanya memikirkan masalahku dan rasanya aku sangat kesepian. Tapi sekarang aku sudah tidak sendiri lagi," ucap Jeno sambil memiringkan tubuhnya menghadap Jaemin.

"Jangan pernah pergi."

Tubuh Jaemin kaku seketika karena tiba-tiba Jeno memeluknya dari samping dan menempatkan wajahnya di ceruk leher Jaemin.

Kata-kata Jeno, entah kenapa membuat dadanya sedikit berdenyut nyeri. Bukankah Jeno yang sekarang perlahan-lahan semakin menjauh?

Jeno tidak pernah memeluknya seperti ini sebelumnya. Tapi harus Jaemin akui, ia suka. Ini nyaman. Hal yang paling diinginkannya saat ini adalah menghentikan waktu, dan menahan Jeno tetap di sini.

-TBC-

Apa ini apa ini huhu ಥ‿ಥ

Btw part ini terpanjang, walaupun ga panjang-panjang amat si ಥ_ಥ

07/05/2021

SAHABAT || NOMIN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang