"Erika bangun"
"Kak, kepala aku pusing banget" jawab erika begitu terbangun dari tidurnya.
Mendengar itu, Rangga langsung mengecek suhu tubuh Erika dan mendapati bahwa adiknya itu demam.
"Yaudah kamu ijin aja ya hari ini, sana lanjut tidur dulu. Kakak mau beliin bubur dulu sama obat"
"Iya kak"
Erika kembali memejamkan matanya dan berusaha untuk tidur. Sedangkan Rangga yang sedang keluar rumah untuk membeli bubur, kebetulan bertemu Gilang yang sedang berjalan menuju rumahnya.
"Pagi kak" sapa Gilang
"Pagi lang. Oh iya lang, hari ini erika ga masuk. Tolong bilangin ke guru ya, sama bilang juga suratnya nanti dikasih pas erika udah masuk aja."
"Loh kenapa erika ga masuk?"
"Demam anaknya. Kalo mau jenguk pulang sekolah aje, udah jam segini ntar lu telat lagi"
"Yaudah deh, gw pamit ya ka" Gilang pun kembali ke rumahnya untuk mengambil motor miliknya dan segera pergi ke sekolah.
Sesampainya di kelas, Gilang langsung diserbu oleh teman-temannya.
"Lang si erika mana?" "Kok ga bareng lu?" "Apa lu ninggalin dia ya?" "Wah parah sih" oceh teman-temannya itu.
"Tenang dulu tenang. Kata ka Rangga, Erika tuh sakit jadi ga masuk hari ini"
"Pasti ini gara-gara kemaren kehujanan deh" sahut Killa
"Loh kemaren bukannya Gilang pulang sama Erika? Kok Erika malah kehujanan?" Keyra kebingungan
"Hah?" Gilang hanya memasang wajah kebingungan
"Jangan bilang lu lupa kalo lu ada janji buat pergi sama erika kemaren"
"EH ASTAGA GW LUPA"
"Bodoh" tutur Putra
"Erika nungguin lu sampe sore tau, sampe kehujanan gitu. Kalo gw ga ada eskur dance dan ga pulang telat, gw gatau deh tuh gimana keadaan erika"
"Tapi kayaknya lu ga peduli juga ya sama erika" tutur Sera sambil mengeluarkan smirk maut miliknya
"Maksud lu apa ser?"
"Kemaren gw liat Gilang sama Adeline berduaan di toko buku. Keliatannya bahagia banget tuh. Gw kira Gilang pergi setelah nganter erika, tapi ternyata gw salah ya"
"bener-bener ya lu lang, ngelupain sahabat sendiri demi haha hihi sama ade kelas yang bahkan ga sedeket itu sama lu" Keyra kecewa dengan perlakuan Gilang kepada temannya itu.
"Gw lupa banget beneran, gw ga ada maksud lupain janji gitu aja. Please maafin gw"
"Minta maaf sama erika, bukan sama kita." Sera menutup pembicaraan. Mereka pun meninggalkan Gilang yang masih berdiri di depan pintu kelas.
————————
Bel pulang telah berbunyi, killa menghampiri Gilang yang masih duduk di bangkunya. Hari ini Gilang benar-benar tidak bersemangat, ia hanya berdiam diri sepanjang hari.
"Ayo ikut jenguk erika, minta maaf ke dia. Jangan cuma lemes kek ga dikasih makan setahun gini"
"Kalian ga marah sama gw?"
"Marah lah, tapi ya itu kan urusan lu sama erika. Kita ga bisa terlalu ikut campur juga." Tutur Killa "jadi cepetan beresin tas lu, terus kita berangkat"
Mendengar hal itu, Gilang langsung bersemangat dan segera membereskan tasnya. Ia dan teman-temannya pun segera menuju rumah erika untuk menjenguk gadis itu.
Sesampainya dirumah Erika, teman-temannya mendapati Erika yang sedang selonjoran di ruang TV dengan piyama yang masih melekat dibadannya.
"Ini konsepnya sakit apa bolos bu?" tanya Louis dengan muka kebingungan.
"Buta mata lu" jawab wanita itu dengan ogah ogahan.
Gilang mendekati Erika kemudian memegang dahi gadis itu tujuan awalnya untuk memastikan demamnya sudah turun. Belum sempat tangan Gilang mendarat di dahi Erika, tangannya lebih dulu ditepis gadis itu dengan kasar. Seketika ruangan berubah menjadi sangat akward.
"Lang mending lu ambil minum deh, serak gw" Keyra menyuruh Gilang untuk menghilang sejenak dari ruangan itu. Siapa tau mereka bisa menenangkan Erika lebih dulu.
----------------
Gilang sudah tidak terlihat disekitaran ruang TV. Tak lama Sera bangun dari duduk nya kemudian pindah menjadi di sebelah Erika.
"Apa lu mepet mepet gw" cetus Erika
"Lu demam apa PMS sih" jawab Putra yan duduk 30 cm didepan TV
"Denger dulu er, gw mau ngasih hot news ini"
"OK kalo gosip pergosipan gw mo denger" Erika mengubah posisi duduk nya jadi menghadap Sera.
"Gw kemarin lihat gilang sama adeline di toko buku, kek ngedate gitulah"
Tidak bisa dipungkiri muka Erika berubah menjadi tidak bersemangat.
"Bahagia banget mreka? Sampai cowonya lupa ada janji sama gw?"
"Dari penglihatan gw sih bahagia banget er, tapi kan blum pasti"
Erika berdiri, "Gw mau tidur, terserah kalian mau pulang atau tetap disini"
Wanita itu berjalan menuju kamarnya, tentu saja berpapasan dengan Gilang yang baru datang dari arah dapur. Tak sedikitpun Erika melirik Gilang, padahal pria itu memandang Erika dengan harapan besar.
"Erika kenapa?" tanya Gilang begitu sampai di ruang TV
"Tanya diri lu sendiri aja deh lang"
Yang cewe sudah beranjak dari rumah Erika. Tersisalah yang pria disana.
"Dijelasin semua tadi sama si Sera, jelas Erika kecewa banget" ucap Putra.
"Badai pasti berlalu" Louis menepuk pundak gilang perlahan. Kemudian kedua pria itu juga pergi meninggalkan kediaman Erika.
---------------------------
Tersisalah Gilang seorang diri disana. Dengan inisiatif nya yang tersisa, akhirnya Gilang mulai mengedor pelan pintu kamar Erika.
"Er yuhuu spadaa Erika"
Tak ada jawaban.
"Er gw minta maaf, gw lupa sama janji gw. Bukain pintu nya sebentar dong, gw mau minta maaf sama lu"
Erika masih tidak menjawab.
"Erika buka pintu nya, gw janji ga bakal kayak gini lagi"
"Lu mau makan apa? Biar gw pesenin"
"Mau sate kelinci ga? apa Mcd yang ada BTS nya?"
Gilang masih terus berusaha sampai Rangga datang menghampiri pria itu.
"Pulang aja lang, Erika udah makan kok, makan mcd yang ada photocard BTS nya lagi. Jadi lu ga usah sedih, mungkin Erika kayak gitu gara-gara moodnya lagi naik turun aja"
Gilang hanya mengangguk.
"Gw pulang dulu kak"
"Hmmm"
Setelah Gilang pergi, Erika barulah membuka pintu kamarnya.
brak...
"ANJAY NGOMONG DONG KALAU MAU BUKA PINTU, KAGET GW" Rangga nyaris terjungkal, pasalnya pria itu bersandar pada pintu kamar adiknya.
"Mo mcd yang ada Jungkooknya lagi"
"Lah tadi kan udah"
"Tapi kan tadi photocard Taehyung, sekarang mau nya Jungkook"
"Terserah lu lah, cape gw" Rangga pergi meninggalkan adiknya.
"mending gofood sendiri aja deh, kan mandiri" Erika kembali masuk kedalam kamarnya.
'Apa bedanya lu sama ortu gw lang? Lu sama aja kayak mereka, janji nya ga pernah bisa dipegang' ucap Erika lirih didalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Late (COMPLETED)
Teen FictionSejak kecil, Erika memiliki sahabat bernama Gilang. Kata orang-orang jika perempuan dan laki-laki bersahabat, pasti ada salah satu yang memendam rasa. Lalu bagaimana dengan mereka? Kisah ini lah yang akan menceritakan hal ini. Kisah yang menjadi pem...