Vote? Wajib!!
•
•
Komen? Harus√Selamat membaca
________________________"Lagian Lo ngapain sih Bel bisa sampe basah gini, kaya bocah ngompol tau nggak!?" Sejak tadi Febi tidak berhenti mengomeli Bella. Febi memang seperti bunda saja. Menyebalkan!
"Biasalah, si anak curut satu." Jawab Bella sambil mengganti roknya dikamar mandi.
"Hah?" Perkataan Bella membuat Febi bingung saja.
"Si Syerlin."
"Apa!? Terus Lo diem aja gitu?!"
"Yakali Gue diem aja." Bella keluar kamar mandi dengan rok yang baru. Untung saja Febi punya cadangan di loker. Loker Bella? Isinya kertas contekan semua. Mana sempat Bella siapin gituan. "Udah ayok!"
"Terus gimana?"
"Males ah, kantin yok laperrr." Febi memutar bola matanya malas.
"Utang cerita pokonya!" Ujar Febi dengan kesal.
Gw utang banyak cerita sama Lo Feb:) batin Bella.
"Iyaiya, yaudah ayok! Yang lain udah nunggu tuh pasti." Ucap Bella lalu mendahului langkahnya. Bella memang tidak tahu terima kasih. Sudah minta diantar, dipinjami rok nya pula. Tapi tidak ada kata-kata terimakasih yang terucap dari mulut Bella.
"Lama banget sih Lo berdua!" Kata Karin saat melihat Bella dan Febi kembali.
"Biasalah!" Jawab Bella dengan enteng.
"Yaudah buru mau pesen apa?" Tanya Nadia. "Eh hari ini jatah Febi yang pesen." Lanjutnya lagi.
Febi mencibirkan bibirnya, baru juga duduk. Sudah disuruh berdiri lagi. Memang teman-temannya tidak ada yang pengertian.
"Yaudah apa?" Jawab Febi dengan malas.
"Gw bakso sama esteh."
"Dua." Ujar Karin mengikuti Nadia.
"Lo apa Bel?" Tanya Febi lagi.
"Sama in aja."
Febi mengangguk paham, lalu mulai berdiri. "Duit?" Semuanya memberikan uang kecuali Bella.
"Mana Bel?" Biasanya Bella lebih sering menaruh uang pada saku kemejanya. Tapi nihil, tidak di temuan selembar uang pun. Hanya satu yang bisa menyelamatkan jika itu bisa. Saku rok abu-abunya, ketika dirogoh tetap tidak ada. Hanya ada satu bungkus permen karet saja. Itupun pasti punya Febi. Karena pemilik rok adalah Febi.
"Bayarin Lo dulu ya hehe." Ujar Bella sambil nyengir kuda. "Gue lupa bawa duit, tadi buru-buru." Lanjutnya lagi.
"Nggak ada! Duit Gue ngepas."
"Masa Lo tega si Feb ngebiarin Gue kelaperan. Mana tadi abis lari sepuluh puteran lagi." Keluh Bella memperlihatkan wajah memelasnya.
Febi hanya menghembuskan nafas panjang. Beruntung sekali mempunyai sahabatnya seperti Bella:v
"Iyeiye. Kurang baik apa coba Gue." Kata Febi lalu pergi memesan pesanannya dan teman-teman biadabnya.
"Aaa makasih, Lo emang sahabat terbaik Gue Feb."
"Nad pindah yuk, kita nggak dianggap." Ujar Nadia menarik lengan Karin.
"Apaan si Lo berdua. Duduk nggak! Lo bertiga sahabat terbaik Gue kali." Ucap Bella menghentikan langkah keduanya. "Tambah si dua tengil, eh btw dimana manusianya?"
"Bayu sama si Zio? Mereka dihukum gara-gara nyoret-nyoret meja pake Tipe-X." Kata Karin.
"Selamat makan." Febi datang dengan membawa beberapa mangkuk tidak lupa dengan minumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bellazka
Novela JuvenilAzka itu dingin. Bella itu bobrok. Bagaimana jika dua manusia yang saling membeci satu sama lain harus disatukan? Apalagi disatukan dalam sebuah ikatan yang sah, seumur hidup sekali. Menikah dengan orang yang sama sekali tidak pernah terpikirkan ole...