14. PENASARAN

14 5 0
                                    

"Kalian sedekat itu?"

Soobin menyuguhkan coklat panas di meja makan. Jeno yang tengah asyik bermain ponsel langsung melihat ke arah Soobin.

"Siapa?"

"Kau."

"Dengan?"

"Im Seul."

"Tidak."

"Kenapa?"

"Apanya?" Jeno bertanya karena pertanyaan Soobin begitu aneh.

"Aku lihat, kalian sangat dekat," ucap Soobin dengan nada yang sedikit menyindir?

"Kami tidak dekat. Hanya kebetulan sering bertemu," jawab Jeno jujur.

"Oh seperti itu. Lalu, phobia mu sudah hilang?"

Jeno yang awalnya kembali berkutat dengan ponselnya, kini menoleh lagi ke arah Soobin dengan mengerutkan kening.

"Kenapa bertanya seperti itu?"

"Tidak, aku hanya penasaran saja. Kau bilang, kau punya phobia menyentuh perempuan atau dekat dengan perempuan dengan jarak yang lumayan dekat. Tapi aku lihat kau memegang tangan Im Seul tadi di ruang kesehatan."

Penjelasan Soobin berhasil membuat Jeno berpikir keras.

Oh iya ya, kenapa aku memegang tangannya tadi. Aku juga tidak merasakan reaksi apapun. Seharusnya kan....

"Ada apa?" Soobin membuyarkan lamunan Jeno.

"O, tidak. Tidak apa-apa. Memangnya ada apa?" Jeno bertanya balik dengan kikuk.

"Tidak ada sih, kau terlihat aneh saja saat melamun," jawab Soobin.

"Ohh.... aku pergi ke kamar dulu."

Jeno beranjak begitu saja, dan Soobin menatap punggung Jeno dengan penuh tanda tanya. Ia benar-benar penasaran dengan apa yang terjadi antara Jeno dan Im Seul, apa mereka punya hubungan yang Jeno tutup-tutupi?

Tangan kekar Jeno mengeluarkan semua isi tas sekolahnya untuk mencari ponsel miliknya. Karena pertanyaan Soobin, Jeno ikut penasaran kenapa dirinya tak merasakan reaksi phobia. Apa artinya phobia Jeno sudah hilang?

Setelah menemukan ponselnya, Jeno langsung menghubungi psikolog yang menangani penyakitnya. Ia menceritakan secara detail kejadian yang ia alami.

🌼🌼🌼


Im Seul diam di atas kasurnya. Matanya terus saja melihat ke sembarang arah. Dua hari ini ia dibuat penasaran oleh pertanyaan Soobin. Rasanya ia ingin sekali mengacak-acak wajah supir Soobin yang datang tiba-tiba meminta Soobin untuk bergegas masuk ke dalam restoran hari itu. Alhasil, Soobin belum sempat menanyakan sesuatu hal padanya. Padahal, Soobin waktu itu menatap mata Im Seul begitu dalam, otomatis Im Seul merasa kalau Soobin akan mengungkapkan perasaannya.

"Di depan umum? Di depan restoran?" ucap Im Seul tiba-tiba.

"Haruskah disana? Apa benar kak Soobin akan mengutarakan perasaannya?" Im Seul bertanya pada dirinya sendiri.

"Aishh.... aku jadi sangat penasaran. Kenapa kemarin-kemarin tidak aku tanyakan," rengeknya sambil menepuk dahi.

"Hmm.... apa aku telepon dia saja? Tapi aku harus bicara apa dulu? Apa aku harus langsung bertanya?"

"Sebentar," ucap Im Seul mengunci pandangannya ke satu arah dan terlihat berpikir.

"Bodoh, bodoh. Kenapa aku terus berhaluu.... jelas-jelas aku tidak punya nomor ponsel kak Soobin, dasar bodoh." Im Seul terus saja merutuki dirinya sendiri

REMINISCE : LAST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang