Chapter I

4 0 0
                                    

Hi!
Orang orang mengenalku sebagai C atau si pemburu.
Aku bekerja sebagai pemburu, bukan hanya hewan tapi juga manusia.
Aku menjual mereka di pasar gelap untuk memperoleh uang.
yup! hanya untuk uang.
Apalagi kalau bukan uang?
haha jangan terlalu idealis.
Semua orang butuh uang untuk hidup.
Dan membunuh untuk bertahan hidup bukanlah hal yg salah.
Aku tinggal di tengah hutan untuk menutupi identitasku dari para musuh.
Tentu aku punya musuh.
Aku bekerja untuk pasar gelap tentu ada banyak pihak yang tak menyukaiku.

"hei bob! here you go" aku memberi makan anjing pemburuku dengan daging ayam.

Yup! bobi sangat menyukai ayam mentah.
"argh sangat menjijikkan"
Bobi mengunyah ayam itu dengan ganas dan cepat hingga tak tersisa sedikitpun.
Bobi adalah anjing pemburu yang ku selamatkan dari ranjau di tengah hutan.
Tentu bukan karena kasihan, hanya karna dia akan berguna untuk pekerjaanku.

Aku menuang air dari tekko ke gelas bening dan meneguknya hingga habis.

"aw" rasa sakit di pundakku mulai terasa.
"argh menyebalkan"
"kenapa tangannya cepat sekali" luka sayatan di pundak ku mulai terasa perih.
Matthew, anak buah Rolex hampir saja membunuhku karena tak menemukan keluarga yang diincarnya.
Rolex adalah orang yang paling berpengaruh di pasar gelap, ia mempekerjakan banyak buruh untuk melancarkan bisnis gelapnya, dan salah satu pesuruhnya melarikan diri ke hutan sambil
membawa barang berharga miliknya.

"aish, kenapa dia pakai mencuri barangnya segala sih. Apa dia tidak tau dia akan mati kemanapun dia bersembunyi?" ucapku kesal sambil mengobati lukaku dengan dedaunan.

"Tapi sebenarnya apa yang dicuri? sampai rolex mengerahkan semua anak buahnya untuk mengincar orang itu?" aku menggelengkan kepalaku karena tak paham.
"ah itu bukan urusanku" ucapku mengalihkan perhatian.
Setelah selesai mengobati lukaku, aku mengenakan bajuku kembali,
mengambil panah, dan pergi mencari si pencuri itu.

suara burung berkicauan tak henti henti menemaniku mencari si pencuri sialan itu

"srek srek" aku bergegas sembunyi karena mendengar derap kaki yang semakin
dekat. Dari balik batu aku melihat seorang laki laki paruh baya berlari ketakutan sambil membawa sebuah karung kecil.

"aish kenapa dia hanya membawa karung kecil saat kabur? harusnya dia membawa uang yang lebih banyak" bisikku dibalik bebatuan.

Aku diam diam mengikuti si kakek itu berlarian menuju sungai dan sesampainya di sungai, dia melihat sekeliling dengan raut wajah ketakutan.
Setelah merasa aman, ia mengeluarkan 1 mutiara besar dari balik karung itu.

"what hanya mutiara? bukankah mencari mutiara itu mudah?" ucapku dalam hati. Di daerah kami mendapatkan mutiara memang sangat mudah.

Ia perlahan melempar mutiara itu ke sungai dan mengucap sesuatu.
Tapi apa itu? aku tak bisa mendengarnya.
wajahnya seketika lega dan ia bangkit lalu jalan seolah tak ada yang ia takuti.

"aish apa yang salah dengan si kakek itu?" ucapku dalam batin.
Saat aku mulai beranjak dari persembunyianku untuk membunuh kakek itu, sebuah panah sudah mendahuluiku.  Kakek itu terkena panah tepat di dadanya dan seketika ia jatuh
dan tak sadarkan diri.
Siapa lagi kalau bukan matthew?
Sial si loyal itu satu langkah lebih maju.
Karena enggan bertemunya, aku tetap diam di persembunyianku menunggu mathew dan kawanannya mengambil jasad si kakek itu. Mereka menyeret jasadnya hingga perlahan hilang dari pandangan. 
Sekali lagi aku gagal membunuhnya "ah sial".
Aku beranjak pergi dari persembunyianku setelah merasa aman, namun saat aku melangkah
"blup" tiba tiba terdengar bunyi dari dalam sungai. Seketika aku teringat akan mutiara yang dilempar tadi.
"apa itu? sepenting apa mutiara itu bagi rolex?"


the secret of a pearlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang