Author POV
Mulai hari ini, Arra dan Vino libur sekolah. Seperti biasanya, mereka berdua pergi ke dapur membantu bunda. Pesanan bunda semakin banyak. Hari ini pesanannya bisa mencapai lima puluh cup kue. Lumayan ... banyak.
"Bunda, apa yang Arra bisa bantu?" tanya Arra.
"Kau masukkan kue-kue itu ke dalam cup saja Ra," titah bunda.
Arra pun memindahkan kue-kue itu ke dalam cup plastik. Vino pun ikut membantu Arra.
Waktu terus berlalu, hingga pada akhirnya sebuah bel terdengar dari dapur.
"Vino, tolong kau buka pintu dan lihat siapa yang datang. Bunda tengah sibuk," perintahnya.
"Baiklah Bunda." Vino pun meninggalkan pekerjaannya, dan melangkahkan kakinya untuk membuka pintu.
Ceklek
Pintu terbuka dan menampakkan seorang perempuan yang tengah menunggu.
"Eh, Lila?" tanya Vino memastikan.
Perempuan yang dipanggil Lila itu pun menoleh, "Assalamu'alaikum."
"Waalaikumsalam, ada apa La?" tanya Vino yang masih berada di ambang pintu.
"Apa ada bunda dan Arra? Aku ingin menemui mereka," ucap Lila.
"Mereka ada di dapur, mari masuk." Lila pun masuk, melangkahkan kaki menuju dapur, dengan Vino yang berada di sampingnya.
"Assalamu'alaikum Bunda," sapa Lila tiba di dapur.
Bunda menoleh, "Waalaikumsalam, eh Lila ya?"
Lila mengangguk yakin, "Iya, Bunda."
"Duduklah dulu, La," titah bunda. Lila pun duduk di samping Arra.
"Eh ada Kak Lila," sapa Arra yang masih setia dengan pekerjaannya. Lila hanya tersenyum senang sebagai jawaban.
"Ada apa kemari La?" tanya bunda yang tengah membersihkan tangannya.
"Begini Bunda, Lila ingin meminta izin pada Bunda. Bahwasanya, besok Lila ingin mengajak Arra di ikut bersama Lila ke masjid Al-Hijrah," jelas Lila.
"Kalau boleh tahu, ada kegiatan apa di sana?" tanya bunda. Kini bunda telah duduk berhadapan dengan Lila.
"Di sana ada kegiatan satu hari bersama Al-Quran Bunda. Selain itu, nantinya akan ada kajian Ramadhan yang akan disampaikan oleh pak ustadz Dermawan juga akan berbuka puasa di sana," papar Lila.
"Hem, Bunda sebetulnya setuju dengan kegiatan itu. Tapi itu tergantung dengan Arra, ia mau atau tidak," balas bunda menoleh ke arah Arra.
Arra yang merasa ditoleh pun lantas berucap, "Tapi, bagaimana pesanan Bunda besok? Bukankah masih banyak?"
"Kan ada Kakak," sahut Vino di ujung meja.
"Bagaimana Ra?" tanya Lila meminta kepastian.
Arra berpikir sejenak, "Baiklah Kak, aku ikut," putus Arra.
"Alhamdulillah. Baiklah, akan Kakak jemput besok jam setengah delapan pagi. Terima kasih banyak ya Bunda sudah mau mengizinkan Arra untuk pergi bersama Lila," ujar Lila dengan mata yang berbinar.
"Sama-sama Lila. Selagi kegiatannya masih positif, in sya Allah Bunda izinkan," balas bunda tersenyum.
"Tolong kau jaga adikku ya La," sahut Vino yang tengah memberi solasi pada cup kue.
"Siap Vin, akan aku jaga tenang saja." Lila pun berdiri, ingin beranjak pulang.
"Bunda, Lila pamit ya karena masih ada pekerjaan lain yang harus Lila selesaikan," pamitnya.
"Eh, tunggu sebentar," cegah bunda. Diambilnya dua cup kue kering berisi coklat itu, lalu ia berikan pada Lila.
"Bunda merepotkan sekali." Lila merasa tidak enak hati.
"Tidak merepotkan, Lila. Bawalah saja, sampaikan salamku pada ibumu ya," pesan bunda.
"Baik Bunda akan Lila sampaikan, terima kasih bunda," ucap Lila.
"Sama-sama terima kasih juga ya sudah mau mengajak Arra. Hati-hati di jalan," balas bunda.
"Sampai bertemu besok, Manis," ujar Lila pada Arra. Arra tersenyum dan Lila pun pulang.
Mereka bertiga kembali fokus pada pekerjaan masing-masing. Bunda yang sedang memanggang kue, Arra yang memasukkannya ke dalam cup dan Vino yang memberi solasi pada cup.
Saat bunda mengangkat panggangan kue, aromanya wangi sekali. Arra sangat suka aroma ini. Bunda pun meletakkan kue-kue itu dalam sebuah wadah yang nantinya akan di masukkan ke dalam cup.
Kue itu tepat berada di hadapan Arra. Entah karena apa, hingga membuat Arra memberanikan diri untuk mengambil kue itu dan ingin ia masukkan ke dalam mulut.
Hal itu tidak sampai terjadi, karena sebuah sentilan keras mendarat di dahi Arra.
"Aw, Kakak!" pekik Arra tidak terima.
"Apa?!" tanya Vino menantang.
"Apa kau ingin batal puasa?"
Dengan cepat Arra menjawab, "Tidak! Arra tidak ingin batal puasa."
"Lalu, kue itu?" Vino melirik kue yang Arra pegang, yang hampir masuk ke dalam mulutnya tadi.
"E-eh i-ini tadinya mau Arra masukkan ke dalam cup ini," alibinya sambil meletakkan kue itu ke dalam cup.
"Awas saja jika kau batal!" ancam Vino.
Huh, hampir saja Arra tergoda karena aroma kue itu.
Teman-teman jangan sampai seperti Arra ya, yang tergoda dengan aroma kue hihihihi...
-
-
-Bersambung....
Kamis, 6 Mei 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Diarra Ufaira✓
Teen FictionAssalamualaikum wr.wb sahabat Fillah... Wah besok udah puasa🎉🎉, nah di tahun ini in sya Allah DIARRA UFAIRA atau biasa dipanggil ARRA akan menemani sahabat Fillah di sini. Wih seruu! Di setiap harinya in sya Allah author akan up tentang kegiatan...