15.

1.2K 192 0
                                    

Entah mengapa sejak kemarin badan Ningning serasa sedang memikul beban berat. Apa karena dia jarang bergerak terlalu banyak dan lebih banyak merebahkan badannya di kasur. Tapi siapa si yang tidak suka rebahan, semua orang pasti suka.

Bahkan sekarang ini Ningning sedang merebahkan tubuhnya sembari memejamkan matanya tanpa berniat untuk tidur. Cewek itu baru saja pulang sekitar pukul sembilan malam, dan membuat seluruh badannya benar-benar kelelahan. Seharian ini dia hanya berada di cafe membantu Hema.

Seharian ini juga, Jay sama sekali ga berkunjung ke cafe, pasti sama sibuknya seperti Ningning. Terakhir cowok itu mengirim pesan, tadi sekitar jam satu siang. Sebetulnya dia merindukan Jay.

"Siapa si yang nelpon malem-malem gini!!" Kesel Ningning, siapa yang ga kesel lagi enak-enak merem terus ada yang nelpon.

Air mukanya langsung berubah cerah, kala yang menelpon itu Jay. Video call, Ningning langsung tersenyum kala wajah Jay terpampang jelas di layar ponselnya. Wajah yang terlihat cape itu masih tetap tampan.

"Kangennnnn," Rengek Jay dari sebrang sana sembari memajukan bibirnya.

"Ih lebay, tapi sama si. Kamu masih di kantor?" Tanya Ningning sambil memposisikan tubuhnya lebih nyaman.

Jay mengangguk. "Baru mau pulang, tapi karena kangen kesayangan ku ini jadi video call dulu. Hitung-hitung penyembuh kangen."

Ningning mengangguk-anggukan kepalanya. "Jay, mau puppy." Katanya setelah diam beberapa saat sembari menunjukkan mata binarnya.

"Tiba-tiba banget? kenapa ni?"

Ningning langsung menampilkan wajah cemberut nya, membuat Jay yang cuma bisa lihat dari layar ponsel itu menahan gemas. "Liat pembeli bawa puppy putih, lucu banget. Mauuuu" Jawab Ningning sambil merengek. Jarang sekali Ningning merengek, lain halnya dengan Jay.

"Nanti aku beliin deh, puppy putih juga."

Matanya semakin berbinar. Ningning menatap Jay penuh seneng. Dia ga berharap Jay ngizinin sebetulnya. "Kirain bakalan ga di kasih izin melihara puppy, makasi sayang." Katanya dengan nada pelan di akhir sambil menggigit bibir, menahan teriakan.

"Gemes banget si? mau nyubit tapi jauh, aku tutup dulu ya?"

Ningning mengangguk." Bye-bye Jay, kalo sampe rumah langsung mandi ya! terus makan. Dan jangan lupa hubungin aku."

"Iya sayang. Ko hari ini gemes banget si ah."

"Engga. Aku ga gemes. Yaudah bye-bye Jay." Melambaikan tangannya, sebelum mematikan sambungan telpon.

Selesai menaruh ponselnya di nakas, Ningning menendang-nendang angin kesenangan. "Aaaaa puppy."

Ningning sendiri gatau, dia kepengen banget melihara puppy, mungkin karena ningning sendirian, jadi biar ada temen mainnya kalo bosen.

Tangannya mengambil boneka pororo yang sedari tadi ada di samping dia sambil tersenyum lebar. Ah rasanya dia beruntung banget punya Jay, selalu nurutin kemauan cewek itu. kalo ga ada Jay, gatau deh gimana jadinya.

"Sayang Jay banget banget banget pokoknya."

Setelah itu, Ningning menyelimuti dirinya untuk berkelana masuk ke alam mimpi. Melepas lelah.

[ii] Home; Jay-NingningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang