aku meringis beberapa kali saat Liana dan teman temannya menendang tubuhku.
bisa dibilang aku sedang dalam kondisi dibully dan tak ada yang mau menolongku padahal banyak murid lain berlalu lalang di koridor.
aku berdiri, "cukup, badan gue sakit Lia." ucapku pelan sambil meringis.
Liana melotot seram kepadaku, "cukup kata lo? gue masih emosi gara gara gue ditolak Jeongwoo!" bentaknya.
"terus kenapa lo ngelampiasin ke gue?" tanyaku ngegas.
Liana makin melotot, "lo masih tanya kenapa? karena lo beraninya deketin Jeongwoo dan ngegodain Jeongwoo makanya dia nolak gue!"
aku menyeringai remeh, "itu karena lo ga menarik dimatanya." kataku menusuk.
sebenarnya aku tidak mendekati bahkan menggodanya, aku hanya memanasinya saja. aku ini hanya kuat mental tapi tidak jago bela diri, jadi aku hanya bisa melindungi tubuhku sebisa mungkin.
dan lagi Jeongwoo itu tidak dekat denganku, aku hanya beberapa kali berpapasan dengannya saat jam istirahat saja.
aku bahkan tidak mengerti kenapa dia Lia bilang aku menggodai nya? memangnya aku ini siapa sih? aku cuma wanita cupu bukan suhu.
"berenti, lo tendang badan dia lagi gua lapor ketos." ucap seseorang dibelakang tubuh geng Liana.
Lia sontak berhenti dan menengok kebelakang, orang yang baru saja menolaknya ada dibelakang tubuhnya.
Lia terkejut dan langsung memberi senyum manisnya kearah Jeongwoo.
"hai Jeongwoo, maaf ya aku marah marah depan kamu. aku cuma ada masalah dikit kok sama dia." ucapnya sambil menunjukku yang sedang berusaha bangun.
aku merintih saat badanku tegak punggungku rasanya kebas dan aku sangat yakin pasti sudah menjadi biru lebam.
"gue pergi dulu, permisi." kataku, lalu melengos dari sana.
aku tak mau memperburuk keadaan, dan ingin langsung ke uks untuk mengambil salep.
"tunggu, lo mau ke uks kan? gua anter." teriak Jeongwoo sambil mengejarku lari.
aku balik teriak, sambil lari menghindarinya, "gausah, pergi aja sana."
saat sampai uks baru saja aku mau mengambil salep orang itu menggebrak pintu.
aku mendengus kesal, "lo ngapain pake ngikut segala? gue bilang gausah."
"ya emangnya kenapa? ini uks umum, bukan punya lo jadi gua bebas." kata Jeongwoo nyolot.
aku tidak mau ambil pusing dan membiarkannya. aku mengambil salep lalu pergi ke ranjang paling ujung.
baru saja aku mau menutup tirainya, aku dicegah oleh Jeongwoo, "ngapain?"
aku memutar bola mata jengah, "gue mau kasih salep ke punggung gue, lo mau liat hah?" kataku nyolot.
Jeongwoo bersemu merah dan langsung menarik tangannya kembali, "ooh... lo bilang dong, kalau gitu gua tunggu luar." katanya dan langsung pergi keluar uks.
selesai aku memakaikan salep aku langsung merapikan bajuku kembali dan ingin kembali ke dalam kelas.
susah memang memakai salep, lukanya ada di punggungku jadi berantakan saat aku memakainya.
saat aku keluar aku tidak menemukan Jeongwoo yang bilang akan menungguku. ya sudah biarkan saja, toh aku tidak peduli.
saat sampai kelas aku langsung duduk ditempatku setelah diizinkan oleh guru yang sedang mengajar.
aku merogoh kolong mejaku untuk mengambil bukuku, dan aku malah menemukan note kecil, susu, roti, dan obat salep.
makan dulu rotinya,
susunya juga abisin.
nanti dirumah pakein lagi salepnya.
gua minta maaf.—jeongwoo,
your savior.
•••♪•••
halo teume readers!
haha, gue minta maaf udah lama ga ngepublish.
btw chap kali ini agak ga nyambung sama judul, karena aku keabisan ide 😭😭.
tapi semoga kalian suka ya! <3
KAMU SEDANG MEMBACA
TREASURE AS | Treasure
Fiksi Penggemartreasure bisa menjadi apa yang kamu mau. typo bertebaran. started : 22-12-2020 end : -