°°SERENDIPITY°°
Perjalanan yang panjang dan melelahkan, jarak antara Busan dan Seoul tidak bisa dianggap begitu dekat. Motornya terpaksa ia rawat kebengkel karena tidak sengaja sedikit tergores oleh mobil salah seorang pengemudi tadi dijalan, dan sialnya orang itu tidak merasa bersalah dan malah pergi begitu saja. Hari ini terlalu sial bukan? Ia menghela nafasnya berat dan menyelonjorkan badannya diranjang kecil yang terletak disudut ruangan atau lebih tepatnya sebuah kamar. Sepertinya ia harus merubah posisi ranjangnya agar kamarnya terlihat lebih luas atau ia membeli ranjang baru saja sekalian? Tapi untuk apa? Tidak penting untuk saat ini, mungkin suatu saat.
Dering dan getaran ponselnya menandakan masuknya sebuah pesan dan telfon yang berderet sejak tadi ia mengabaikannya, ia mulai muak dengan kehidupannya kali ini.
“Oppa.. eodiya?” ia menghela nafas jenuh mengangkat sambungan telfon yang sejak tadi ia abaikan
“mmm” sehun melonggarkan kerahnya, membuka satu persatu kancing bajunya. Ia tau betul pasti anak ini akan mengunjunginya malam ini ketempatnya.
“oppa~ aku merindukanmu. Tunggu satu jam lagi aku akan sampai ditempatmu” sambungan terputus dari sebelah pihak dan itu adalah salah satu hal yang tak terbantahkan.
Ia lupa akan memperbaiki Shower yang ternyata rusak sejak ia pulang dari busan, sehun mulai memperbaiki dan memutar keran air, tak disangka air itu semakin deras membasahi tubuhnya.
Bel rumahnya berbunyi berkali-kali, dengan segera Sehun membuka pintunya dan menampakan seorang wanita yang membawa sebuah makanan siap saji.
“aku tidak memesanya” Sehun mengerutkan dahinya karena ia tidak merasa memesan makanan
Wanita itu hanya terdiam menatapnya, Sehun terlupa akan keadaan tubuhnya yang masih basah kuyup dengan beberapa kancing bajunya yang terbuka. Tetesan air masih membasahi tubuhnya mengalir dari ujung rambut kedada bidangnya yang tegap dan terlihat atletis.
Sehun melambaikan tangannya
“nona. Saya tidak memesannya mungkin anda salah alamat” Sehun kesal lalu menyentuh sedikit pipi wanita itu. Seketika pipinya berwarna merah muda dan wanita itu terkejut
“I-ini untukmu saja” wanita itu kemudian berbalik dan berlari pergi
Ia menatap wanita itu dan makanannya secara bergantian, wanita itu terlihat asing dilingkungan ini, apa dia pendatang baru?
°°°
Luhan berlari terbirit-birit kedalam rumah. Ia menghempaskan bokongnya di sofa, menenggak minuman kaleng mengandung sedikit alkohol.
Bisa mati jika Baekhyun tau, kalau ia salah mengirim makanan. Ia lupa alamat yang diberi Baekhyun padanya, padahal ia orang yang tidak mudah lupa.
"Ya Luhannie.. kau sudah mengantar makanan itu untuk Chanyeol? Cepat sekali" Baekhyun meletakkan arponnya dan membersihkan tangannya lalu duduk disamping Luhan
"Mmm Baekhyun mmm" Luhan menggenggam tangan baekhyun dan tersenyum manis
Baekhyun belum Pernah melihat tingkah Luhan semanis ini selama satu bulan ia tinggal bersama, Apa Mungkin Luhan sudah mulai nyaman berteman dengannya.
"Wae?" Baekhyun ikut tersenyum
"Mmm aku salah rumah" Senyum Baekhyun luntur seketika, ia mengerutkan wajahnya
"Eottokae? Sekarang sudah pukul 7 lewat 15 menit" Luhan hanya nyengir tak bersalah, ia tahu betul apa konsekuensi Jika makanan itu terlambat.
Baekhyun adalah Wanita yang cantik mungil, mana ada pria yang tidak terpesona dengannya. Bahkan Chanyeol yang notabenenya adalah junior ditempat kerja Baekhyun, mengejarnya-ngejarnya sampai ikut pindah rumah di lingkungannya. Makanan yang ia hantar adalah sarat jika Baekhyun akan Menjadi pacarnya jika gagal mengirimnya atau telat waktu sedikitpun. Padahal itu satu-satunya cara agar chanyeol berhenti mengejar-ngejarnya lagi karena baekhyun sedang tidak tertarik dalam hal percintaan, dia lebih memilih untuk fokus bekerja
"Baekhyun-na terima saja emm mungkin dia memang sudah jodohmu" Luhan tertawa tanpa dosa, ia ingin sedikit menghibur raut muram baekhyun
"Jika dia jodohku kudoakan kau Berjodoh dengan orang yang menerima makanan itu Amenn" Baekhyun membuat tanda salib dan tersenyum manis pada Luhan
Luhan kembali teringat pertemuan istimewanya dengan pria seksi tadi, Tatapan mata elang yang tajam, rahang tegas dan tetesan air yang mengalun indah didada bidangnya. Tunggu? Sejak kapan ia berfikir mesum seperti ini? Astaga sepertinya otaknya sedang rusak.
"Ya! Kenapa kau senyum-senyum sendiri? Ayok katakan kau antar ke unit nomor berapa?"
"94" Luhan mengigit bibirnya
"Woahhh Si POS! Kau tau wajahnya luar biasa bukan? Pasti kau menyukainya"
"POS ?"
"Hmm dia Adalah Prince Of Seoul.. POS wanita-wanita disini menjulukinya seperti itu" Luhan tertawa. Wanita-wanita disini saja tidak bisa menolak wajah tampannya apalagi dirinya?
"Hei kenapa wajahmu memerah? Apa jangan-jangan kau juga suka" Baekhyun mencubit pipi Luhan dan menggodanya
Dering telepon mengalihkan perhatiannya, Baekhyun mengangkat telfonnya dengan serius dan berubah menjadi diam setelah selesai menerima panggilan di telfonnya. Baekhyun terduduk lemas disofa
"Hei ada apa?" Luhan khawatir akan perubahan wajah baekhyun
"Ibu membutuhkan uang lagi. Tapi uangku tidak cukup" Baekhyun sibuk mencari buku dan menelfon beberapa orang untuk meminjam uang.
Luhan melihat Baekhyun yang urang-aring mencari pinjaman, ikut merasa bersalah karena ia juga merasa membebani Baekhyun selama ini. Bagaimanapun caranya ia harus mendapatkan pekerjaan dan memberikan uang sebanyak yang Baekhyun mau. Seandainya dia masih diInggris ia yakin akan memberikan Baekhyun uang berapapun bahkan emas sekalipun.
Dia teringat nomor telefon seseorang dan menelfonnya. Hanya sekali keinginan yang ia harapkan kali ini harus terwujud, walaupun ia tau resikonya sangat besar untuk keamanannya.
Masalah yang sudah dimulai tidak akan bisa berhenti ditengah jalan, ia harus menyelesaikannya sampai akhir.
"SERENDIPITY"
TBC
Selamat hari raya idul Fitri bagi kalian yang menjalankan!! Mohon maaf lahir dan batin juga dari Mimin yaa🙏
Don't forget to vote and coment ok!
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [ HunHan ] (GS)
FanfictionLuhan adalah satu-satunya keturunan dari kerajaan Inggris saat ini yang mempunyai darah Asia. dia adalah seorang putri yang amat dijaga dan dilindungi, Banyak yang iri dan berusaha menyingkirkannya karena dia selalu dianggap spesial oleh sang raja...