19 : Road to Battle

374 90 18
                                    

HALOOOOOO!!

AUTHOR

District Zeta, Xylon

Setelah serangan lewat video yang mempermalukan Sang Raja dipertontonkan, beberapa foto tentang kondisi Distrik Beta yang telah luluh lantah juga ikut ditampilkan. Sebuah rangkaian foto yang tentu saja membuat para Xylonity yang hadir di sana terperangah hebat. Beberapa dari mereka bahkan sampai menjerit histeris dan menangis meraung-raung mengingat nasib beberapa kerabat yang tinggal di distrik tersebut. Namun tak sedikit pula yang tetap tak percaya bahwa apa yang diproyeksikan pada gedung mengenai keadaan Distrik Beta saat ini tidaklah nyata dan hanya akal-akalan dari anggota aliansi.

Sementara itu beberapa pengawal istana yang telah memasuki ruangan proyektor kontan menghujani seluruh penjuru ruangan dengan tembakan dari senjata masing-masing. Lisa yang tengah bersembunyi di balik pintu kemudian turut melepaskan tembakan bertubi-tubi ke arah pengawal istana dengan dua pistol sekaligus. Ia juga melepaskan beberapa peluru ke atas plavon untuk meloloskan diri. Lisa lalu memutar lilitan tali yang ada di pinggangnya hingga besi dan katrol yang terdapat pada ujung tali menempel di salah satu kayu pada langit-langit untuk kemudian membantu tubuhnya naik. Tanpa mengendurkan pertahanannya, Lisa tetap melakukan serangan lesatan peluru. Ia lalu menendang plavon yang telah ia lubangi sebelumnya dengan ujung sepatu bootnya hingga membawanya berhasil lolos menuju atap gedung.

Beralih pada situasi di luar yang semakin tak terkendali. Justin dan Matt yang berbaur diantara Xylonity akhirnya melepaskan bola bola gas ke sekililing mereka. Dexter dan beberapa pengawal langsung mengamankan Raja Julio menuju mobil yang telah bergerak menjemputnya ke dekat podium. Lewat perintah dari Dexter, tanpa berlama-lama mobil pun segera melesat meninggalkan gedung bersama dengan satu pengawal dan supir pribadinya. Raja Julio menggertakkan gigi dan mengepalkan tangannya erat-erat. Ia mengumpat dalam hati dan bersumpah akan memberi balasan yang setimpal pada orang-orang yang telah mempermalukannya hari ini.

"Mereka sudah mulai memeriksa kerumunan. Kurasa sebentar lagi mereka juga akan menutup jalan untuk mengepung kita." ujar Matt sambil mengacak-acak rambutnya lalu memasang topi hitam sambil terus berjalan santai.

"Kau benar. Beberapa petugas kepolisian menangkap satu per satu orang yang terlihat mencurigakan di sekitaran sini. Lisa, bagaimana dengan kondisimu? Kau baik-baik saja?" tanya Justin cemas sembari terus menutupi wajahnya.

Terdengar deru napas Lisa yang memburu lewat earphone mereka bertiga sebelum gadis itu menjawab. "Lumayan menguras tenaga. Tapi tidak masalah. Aku akan turun lewat gedung belakang dan melompat dari tembok menuju jalanan sebelum mereka bergerak kemari. Tunggu aku di sana." ujarnya sambil menuruni atap gedung usai menembak kaki empat orang yang mencoba menyusulnya.

"Kau memang selalu keras kepala. Sudah kubilang kan biar aku saja yang melakukan bagian itu." tukas Justin kesal.

"Hoi, hoi... hentikan perdebatan yang telah berlalu. Fokus pada perjalanan kalian masing-masing. Hari ini kalian belum boleh mati. Masih ada tugas yang menanti esok pagi." Lucas yang masih memantau perkembangan dari jarak jauh terdengar memperingatkan Justin.

"Aku sudah berhasil menghindari keramaian dan menuju parkiran. Tunggu di sana. Aku akan membawa mobilnya." kata Matt yang bersiap mengarahkan stolepre pada bagian kunci mobil milik angkatan.

"Mobil punya Xylonity saja. Jangan mengambil risiko dengan mobil angkatan lagi. Mereka pasti akan curiga kalau ada mobil tersebut yang meninggalkan area gedung ini." kata Lisa yang telah mendarat di atas rumput halaman belakang gedung.

"Bagaimana dengan keselamatan kita, huh? Kalau sampai mereka menyadari keberadaan kita dan melepaskan tembakan beruntun saat pengejaran habis sudah. Satu-satunya mobil yang anti peluru hanya-"

The Tale of XylonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang