Cling clang
Suara adu garpu dan sendok itu memenuhi suasana sarapan keluarga phunsawat.
Tepat dikursi menghadap tangga , pang, gadis itu menghela nafas dan melirik kursi disampingnya.
Iya kursi gun. Gun sedari tadi belum turun dari kamarnya. Ia jadi khawatir saat melihat wajah nenek sihir itu alias auntie milk cemberut dan terganti menjadi topeng badut saat turun kembali dan menjemput off. Iya topeng badut kan senyum ekspresinya.
Pang jadi makin curiga nenek sihir itu melakukan sesuatu pada gun mungilnya.
"Pang"
Lamunan pang pecah saat dirinya dipanggil oleh ibunya dan karenanya ia baru sadar kalau sedari tadi, kakeknya, sedang menanyakan mengenai kuliahnya. Ya ia dan gun memang sama sama berprestasi dan diharuskan selesai kuliah setelah 4 tahun maksimal atau lebih cepat. Pang mah bodmat, mama ama papanya fine fine aja. Kakeknya saja yang berkomentar padahal kan lebih baik lama kuliahnya biar bisa master pelajarannya daripada buru buru selesai kuliah ya ngak?
"Iya mama khao?"
"Bagaimana kalau pang manggil gun dulu?"
Khaotung memberikan winknya dan tersenyum. Pang tertawa kecil lalu mengajukan jempolnya . Mama nya memang paling peka T.O.P lah.
"Iya mama, puu(kakek), pang manggil gun dulu ya"
Kakek sekaligus ayah dalam keluarga besar itu hanya mengangguk menjawab perkataan cucunya.
Setelah pang menuju kamar gun, ia mulai membuka mulutnya lagi.
"Khaotung, podd , anak kalian itu harus dididik secara keras agar bisa menuntaskan kuliahnya dan bekerja dalam perusahaan keluarga ini" ucapnya sambil menatap tajam pasangan itu.
"Pho, pang bukan anak kecil yang harus terus diatur dan dididik secara paksa. Podd dan khaotung percaya pang dapat berhasil, walaupun dia tak menyelesaikan kuliah secepat 4 tahun. Dunia ini bukan tentang cepat menyelesaikan sekolah dan langsung bekerja,pho. Mereka juga harus merasakan masa masa remaja mereka sebelum masuk ke dunia kerja" jelas podd.
"Kap pho, podd benar. Biarkan pang dan gun menikmati masa remaja mereka" tambah singto.
BRAK
Dentuman meja itu membuat semua terkejut diikuti suara pintu yang ditutup kasar. Podd dan singto hanya menggeleng, mereka tak mengerti mengapa ayah mereka, buta terhadap kekayaan,kesuksesan padahal menurut mereka, hidup terlalu singkat untuk hanya terfokuskan mengejar kekayaan dan kesuksesan karena percaya atau tak percaya, kebahagiaan bukan didapat dari kekayaan ataupun kesuksesan, kebahagiaan didapat dalam proses mendapatkan kesuksesan dan kekayaan tersebut.
Oke selesai dengan sesi pawpaw teguh, next!
"P'sing" panggil off
Singto berbalik.
"Boleh saya mengecek pho?"
Singto menggeleng.
"Tak usah, off. Pho memang sering seperti itu. Lanjutkan makanmu na?"
"Kap phi"
Off ini, adiknya, salah satu orang yang terlalu baik menurutnya. Terlalu baik untuk hidup bersama keluarga phunsawat.
"Pho, suatu hari, off harus tau kebenarannya"
Krek
"Gun kau sed- shiyaa wat heppen?"
Pang segera berlari kearah gun. Gun yang mendengar suara pang, terkekeh kecil oleh kata pamg saat perempuan itu terkejut melihat dirinya.
"Tak apa" ucapnya sambil menatap pang.
"Haiya tak mungkin gun tak apa, pasti karena nenek sihir itu kan? Akan ku hancurkan dia"
Pang hendak pergi namun ditahan gun. Iya gun tak mungkin membiarkan pang nelakukan itu. Emang sih memang ngehancurin milk tapi ini mah pakaian milk yang dihancurin.. ya kan kasian ntar mau makai apa terus gun ngak mau tu papi nganu gitu ama auntie milk.
Bukan karena perasaannya, namun milk bukanlah seorang ibu yang baik yang seperti dikatakan off malah...
"Aish kenapa ditahan sih?"
"Pangg! Ngak usah hancurin siapapun. Dosa" ucap gun kesal.
Pang menatap gun bosan. Gun mah ah kembaran ama off, sama sama terlalu baik buat terlahir dalam keluarga phunsawat. Dia saja yang cewe gini suka manjatin pagar rumah ampe diteriakin sekuriti. Lah gun malah kebalikannya. Bukannya nakal seperti anak baru gede biasanya, gun malah kalem kalem kiyut kek bayi. Iya kek bayi, nakal nya kalo ngambek doang :D.
"Hm"
Pang mendudukan dirinya disamping gun, lesehan.
"Jadi si nenek sihir itu cemburu lagi? Ampe nyakitin gun?" Tanya pang.
Gun mengangguk. Pang menggeleng tak percaya.
"Bukannya sadar diri ama umur masih main cemburu cemburu ala anak remaja. Masih sulit dipercaya orang setua dia dapat berkata seperti itu padamu. Jiji ah" ucap pang mengendikkan bahunya.
Gun terdiam lalu menatap pang.
"Tapi auntie ada benarnya , aku hanya keponakan papi off. Memang seharusnya seperti itu, kita tak bisa mempunyai hubungan lebih" ucapnya.
Ia mengepalkan tangannya, rasa sakit itu kembali lagi. Pang menatap gun sendu dan memeluknya.
Sayangnnya kadang tak semua kisah cinta menceritakan kedua belah pihak berawal bahagia. Pang yakin tak mungkin cinta gun itu biasa. Ya dia aja bilang cinta ama si ini bisa pindah sama si onoh setelah 2 hari. Ini mah uda berbulan bulan, mungkin uda hampir 2 tahun aja gun masih cinta ama off. Malah tiap hari ngeluh kangen.
Ya pang hanya bisa menjadi sandaran gun setiap kali gun sedih.
Knock knock
Pang melirik pintu lalu menepuk bahu gun, mengisyaratkan gun untuk pergi membersihkan dirinya. Gun mengangguk dan segera melakukan apa yang diisyaratkan pang tadinya.
Krek
"Eum P'pang, mommy gun dimana?"
To be kontinue kawan :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Touchy
RomanceLompat sana skinship , Lompat sini skinship tapi mengapa sentuhan terhadap si uncle, Off Phunsawat , Anak tertua keluarga gun, terasa berbeda? Suprisingly, ternyata dibalik kebiasaan skinship gun perlahan membantu nya membuka kebenaran yang sebenar...