Pengirim Coklat

985 74 17
                                    

Typo? Ask me!!

Happy reading And enjoy!!😚




"Kak Bian... Gistara kok belum balik sih? Apa jangan-jangan, hiks..." tangan kekar nan lembut itu mengusap puncak kepala Febri.

"Jangan nangis! Pasti bentar lagi juga balik kok, tenang ya."

Suara seperti baraton terdengar nyaring dari ujung. Terlihat seorang laki-laki membawa kayu dipundaknya dan gadis cantik sedang berlari menuju arah tendanya.

"FEBRIII!!" teriaknya dari kejauhan. Febri mengusap air matanya. Kini semburat senyumnya terlihat sungguh manis untuk dilihat.

"Manis," ucap Bian sangat lembut.

"Apa kak?" tanya Febri sembari mengusap hidungnya yang berair.

"Lo manis kalo senyum," Bian mengulangi perkataannya. Bisa dilihat saat ini Febri sedang menahan rasa malu yang pipinya memerah karena perkataan Bian.

Gistara dan Iqbal berjalan menatap kearah keduanya yang sedang menahan rasa malu satu sama lain.

"Ada apa nih?"

"E-engga kok Gis... Gue gak apa-apa," ucap Febri.

"Bau-bau kasamaran kayaknya ni," gumam Gistara dan mendekatkan wajahnya. Sedikit menyelidiki Febri karena keadaanya sangat aneh.

"A-apaansih dibilang engga, ya engga!!" Febri terlalu bodoh, bisa-bisanya dia terlihat gugup.

"Lah, kenapa jadi gugup neng?"

Laki-laki bertubuh kekar itu terlihat sangat kelelahan, "huft!! C-capek B-banget gueee!" keluhnya sembari menjatuhkan kayu kebawah menyentuh tanah.

"Lo abis dari mana Bal?"

"Noh, ngikutin dia!" tunjuk ya kearah Gistara. Tapi gadis itu hanya menaikan bahunya dan sedikit melengos.

"Gue gak nyuruh Lo buat ngikutin gue."

"Ouh jadi Lo ngikutin bini Lo?!"

"Heum."

"Gak ada yang terjadi apa-apa kan kak tadi?"

"Engga kok... Gue baik-baik aja."

"Dahlah, gue juga udah disini kan Feb. Yuk samperin Acha."

Kedua gadis itu sudah meninggalkan tempatnya menuju tenda untuk menemui Acha.

"Cewek emang begitu ya, harus sabar."

"Bener Lo!! gue juga harus sabar ngadepin bini childish kayak dia."

"Childish gitu juga sayang kan? Atau engga?"

"Sayang lah! Masa engga, aneh Lo."

"Cieee udah bisa buka hati nih?"

"Menurut Lo?"

"Semoga langgeng, gue keliling dulu buat mastiin buat persiapan nanti malam."

"Tunggu dulu!!"

"Apaan?"

"Lo... Suka sama Febri?"

"Heumm, udah ya byee!!"

***

Didalam tenda sudah terdapat gadis sedang bercanda ria. Senyuman mereka tak kalah indah dari bunga bermekaran di taman. Sepertinya mereka sedang menceritakan kejadian tadi disaat Febri menunggu Gistara. Lebih tepatnya Gistara yang menceritakan semua ke Acha. Dari melihat gerak-gerik Febri yang sedang kasmaran. Dan Febri juga membahas masalah Haikal yang katanya ingin menghalalkan seorang Acha. Jadilah ketawa mereka menjadi lepas. Tapi tidak untuk Acha, dia memilih mengerucutkan bibirnya.

Waketos Is My Husband [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang