Harry tertawa mendengar candaan Kroes mereka sedang berjalan jalan dimall mencicipi makanan ringan dan berberlanja, Harry mati matian membujuk Justin hingga akhirnya Justin mengizinkan.
"Apa kakakku memperlakukanmu dengan baik, Harry?"
"Ya, ia membuatku sangat bahagia"
"Syukurlah, kau beruntung ia itu dikenal berhati dingin, Harry"
"Ia tidak seperti itu, ia sangat manis dan tampan aku memang merasa beruntung"
Kroes tersenyum hingga ia mendelik
"Kyaa lihat itu Justin lucu sekali"
"Lucu sih tapi kau ingin memakai sweater model koala?"
"Siapa bilang untukku, aku akan membelikannya untukmu ayo"
"Eh eh aku..."
Kroes memariknya masuk kedalam dan benar ia membelikannya untuk Harry ia harap Justin tidak akan marah padanya.
"Sudah semua aku tidak sabar melihat kau memakai sweater koala itu"
Harry mengangguk ia malu membayangkan ia memakai sweater koala
"Ayo kita pulang, aku lelah sekali"
Saat Harry hendak masuk kemobil seseorang menariknya dan mendorongnya hingga jatuh terduduk Kroes terkejut, Kroes menarik sesuatu dari pahanya dan menodongkannya ke arah wanita gila itu.
"Ibu"
Harry lirih ibunya menyerangnya tanpa alasan
"Pergi atau aku tidak segan segan menembakmu"
Ancam Kroes dingin ibu Harry berlari tampak jelas ia sedang teler karena obat.
"Harry"
"Perutku sakit sekali"
"Ayo kita kerumah sakit hmm?"
Mata Kroes melihat ada rembesan darah ia manjadi panik dan menelpon rumah sakit.
Justin berlari panik menghampiri Kroes yang sedang khawatir.
"Bagaimana ini bisa terjadi?"
Todong Justin ia terlihat marah
"Seseorang yang ia panggil ibu menyerangnya, kakak"
"Kurang ajar dasar wanita gila"
"Kakak mengenalnya?"
"Ya ia ibu angkat Harry yang dengan tega menjualnya padaku saat aku meminta Harry untuk dinikahi demi obat obatan dan alkohol"
Kroes menutup mulutnya ia terkejut bagaimana bisa wanita itu menyia nyiakan Harry.
Mata Justin tidak lepas dari Harry ia tidak sabar mengatakan kabar gembira dari dokter Kroes bahkan hampir berteriak mendengarnya.
"Daddy kau tidak sedang bercanda kan?"
"Harry kau mengenalku, mana mungkin aku berbohong padamu"
Harry tersenyum ia hampir menangis dan sulit percaya ia mendapatkan kesempatan untuk memjadi orang tua.
"Daddy, aku pikir ini hanya mimpi"
"Harry kita akan menjadi orang tua"
Harry tersenyum lebar ia senang sekali
"Dimana Kroes, ia sudah tahu?"
"Ya ia seperti orang gila jika aku tidak membekapnya ia akan berteriak"
Harry tertawa pelan mendengar cerita Justin
"Dia sangat manis dan baik sepertimu"
"Dia belum tahu mengenai ini kita akan mengabarinya saat pulang kau akan lihat reaksinya seperti orang gila"
"Kadang aku tidak mengerti apa yang tidak daddy suka darinya"
"Banyak"
Sahut justin santai.
Kroes gelisah Justin melarangnya menemui Harry ia takut sesuatu terjadi dengan Harry, Kroes menatap tv tidak berkedip ia terkejut dengan berita ia mengenal wajah yang tewas karena over dosis Kroes memegang dadanya ia bingung harus menceritakan ini atau tidak.
"Kak, ada yang mau kuceritakan dan aku butuh saranmu"
Langkah Justin terhenti ia tidak mengerti mimik wajah adik tirinya itu
"Ada apa, kau mendadak menjadi serius"
"Apa Harry baik baik saja?"
"Ya ia baik baik saja, besok pagi ia pulang setelah hasil tes nanti malam keluar ... kenapa?"
"Aku ..... menonton berita tadi pagi"
Chris mendekati Kroes ia jadi penasaran
"Ini sepertinya masalah serius dan berhubungan dengan Harry, benar?"
"Ya benar aku tidak tahu harus memulai darimana tapi ..... ibu Harry ia ditemukan meninggal over dosis dirumahnya"
Justin terkejut sekarang ia paham mengapa Kroes menjadi serius dan menanyakan keadaan Harry.
"Saran apa yang kau inginkan, Kroes?"
"Apa ...... harus aku mengatakan semuanya sendiri dan bukan kau kak?"
"Kau lah yang akan mengabarkan ini padanya Kroes, ia sangat menyayangimu dan menyukaimu dia senang memujimu .... ia harus tahu Kroes"
Kroes mengangguk paham dan memeluk Justin dan Justin membalasnya mengusap punggung Kroes.
"Aku sangat menyayangimu dan Harry"
Justin hanya diam ia tidak menyahut namun ia sangat ingin mengatakan hal yang sama namun ia bukan tipe melow seperti itu, Kroes memandang Justin menyipitkan matanya
"Kau tidak menyayangiku ya kak?"
"Kalau iya emang kenapa"
"Kenapa aku punya kakak seperti ini tidak ada manis manisnya kepada adiknya yang cantik ini"
"Pede sekali, aku bukan permen"
Kroes berkacak pinggang menghembuskan nafasnya kesal melihat punggung Juatin yang menjauh.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
My Daddy, Justin (End)
General Fictiontampan, tinggi, kaya dan karismatik...apa lagi yang kau inginkan, ia sudah membayar mahal