#8

1.1K 114 68
                                    

Keesokan Pagi...

Semua prajurit pajajaran yang akan ikut berperang hari ini sudah bersiap siap dan sudah berkumpul di halaman istana hanya tinggal menunggu aba aba dari Prabu saja.

Tidak lama, Prabu beserta keempat putranya keluar dari pintu depan Istana dan menghampiri keluarga istana yang akan mengantar keberangkatan mereka.

"Dinda, kanda pergi. Doakan Kanda semoga kanda bisa membawa kemenangan untuk Pajajaran!"ucap Prabu sembari mengelus pipi Subang Larang.

"Aamiin, Dinda akan selalu mendoakan Kakanda!"

Prabu mendekat ke Subang Larang lalu memeluknya.
Ia mengelus rambut Subang Larang.

Setelah berpamitan dengan Subang Larang, Prabu juga berpamitan kepada ketiga istrinya yang lain.

"Kanda pergi Dinda Ambet Kasih, Dinda Kentring Manik, Dinda Aci Putih!"

"Kami akan selalu mendoakan Kakanda!"

Prabu mendekat ke arah ketiga istrinya lalu memeluk mereka secara bersamaan.
Prabu juga mengelus rambut mereka dengan lembut.

Setelah Prabu berpamitan, kini giliran anak anaknya yang akan berpamitan kepada ibunda mereka.

Walangsungsang mendekat ke arah Subang Larang lalu memeluknya dengan sangat erat.

"Ibunda, aku pergi. Doakan aku semoga aku bisa membawa kemenangan untuk Pajajaran!"

"Aamiin putraku, ibunda akan selalu mendoakanmu!"ucap Subang Larang.

Gagak Ngampar berpamitan kepada Ibundanya, Ambet Kasih.

"Ibunda, aku pamit untuk pergi ke medan pertempuran. Doakan aku semoga aku bisa kembali dalam keadaan selamat!"

"Ibunda akan selalu mendoakanmu Putraku karena kau adalah putra satu satunya yang ibunda miliki!"ucap Ambet Kasih. Ia memeluk putranya dengan sangat erat karena hari ini ia harus berpisah dengan putra semata wayangnya.

Surawisesa juga berpamitan kepada Ibundanya, Kentring Manik.

"Ibunda, aku pamit!"

"Berhati hatilah Putraku, kembalilah dengan selamat!"

Tidak lupa, Dewana juga berpamitan kepada Ibunda dan adik perempuannya.

"Ibunda, Rai, aku pamit pergi. Doakan aku semoga aku bisa membawa kemenangan untuk Pajajaran!"

"Aku akan selalu mendoakan Raka Dewana!"ucap Rara Kadita. Ia memeluk sang kakak dengan sangat erat.

"Ibunda yakin kau tidak kalah hebat dengan Raka mu Kian Santang maka dari itulah, buktikan kepada mereka semua bahwa kau layak menggantikan Rakamu Kian Santang!"

"Baik Ibunda!"

Setelah Prabu dan keempat putranya berpamitan kepada Keluarga Istana, mereka mulai bergerak meninggalkan pintu gerbang istana.

Prabu beserta keempat putranya menaiki kuda diikuti dari belakang oleh Prajurit Pajajaran dan juga Syekh Nurjati.

*****

Sedangkan disisi lain, Kian Santang dan Dewi Rengganis masih berjalan mencari tempat untuk beristirahat.

"Raden, bisakah kita berhenti dulu?"ucap Dewi Rengganis diiringi nafas yang tak beraturan karena sudah mulai lelah.

"Tidak, aku tidak ingin berhenti!"jelas Kian Santang.

Dewi Rengganis langsung cemberut mendengar jawaban Kian Santang.

"Dasar manusia berhati es, apakah kau tidak pernah sekali saja melihat keadaanku? Aku sudah lelah berjalan dan aku memintamu untuk berhenti sejenak tapi kau tidak mau menuruti kemauanku!"

Kembalinya Raden Kian Santang ( Season 3 ) | Chapter 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang