one

206 27 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minhyun menghentikan mobilnya di depan gerbang rumah Arin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minhyun menghentikan mobilnya di depan gerbang rumah Arin. Ia mengambil ponselnya lalu menelpon gadis itu untuk memintanya keluar dari rumah. Minhyun tersenyum saat melihat Arin keluar dari rumah lalu berjalan ke arah gerbang.

"Baru datang, kan?" Ucap Arin saat masuk ke mobil lalu memakai seatbelt.

"Udah lama, dari tadi." Jawab Minhyun.

"Boong ah."

"Terus ngapain kamu nanya?"

"Basa basi doang, kak."

"Cih." Minhyun tersenyum lalu mulai melajukan mobilnya.

Minhyun, mahasiswa S2 semester akhir. Sedangkan, Arin masih semester 5 di kampus yang sama.

Mereka dekat hingga jadi kakak-adek seperti sekarang itu karena dulu Arin pernah kehilangan kartu perpustakaannya lalu Minhyun yang menemukannya. Memiliki jurusan yang sama, menjadi alasan mereka dekat karena Arin menjadikan Minhyun sebagai senior untuk membantu tugas kuliahnya.

Kedekatan mereka, yang kadang lebih terlihat seperti sepasang kekasih sering memunculkan pertanyaan di kalangan teman-teman mereka. Tapi, Arin selalu menjawab dengan tegas, "Ya kali, gue pacaran sama orang yang udah gue anggap kakak gue sendiri."

"Ya kan bukan kakak kandung, sabi lah." Jawaban teman-temannya membuat Arin hanya bisa menjawab, "Pokoknya, gak."

Sedangkan, jika Minhyun yang mendapat pertanyaan semacam itu, hanya akan tersenyum sambil menjawab, "Sampe sekarang masih adek kakak an sih."

Ciyaaah. Apa tuh maksudnya 😏🤣

"Rin, entar pulang kampus, mau ke apartemen kakak gak?"

"Ngapain?"

"Ada yang mau kakak kasih."

"Kasih sekarang aja."

"Adanya di apartemen."

"Ada mbak gak?"

"Ada kok."

"Oke deh."

🌷🌷🌷

Minhyun memeriksa skrip yang akan dipakai untuk siaran di kampusnya dan memeriksa suara di headphone yang katanya rusak. Saat itu, Arin masuk ke ruang siaran. Ia datang agar Minhyun tidak perlu menjemputnya ke kelas.

Arin menyapa YooA yang sedang duduk di depan audio mixer dan berbicara dengan Minhyun melalui microphone.

"Sabar, Hyun. Jangan marah-marah mulu." Ucap YooA di mic karena sejak tadi Minhyun terlihat marah-marah di ruang siaran.

"Kak Minhyun galak banget kan, kak?" Tanya Arin ke YooA sambil mendekat ke YooA.

Suara itu bisa didengar Minhyun, membuatnya mengangkat kepalanya, melihat ke depan lalu tersenyum tipis. "YooA, coba tanyain kapan aku marahin Arin?"

"Gak pernah marahin sih, cuma bawel banget." Jawab Arin.

Minhyun memanyunkan bibirnya, dibalas Arin dengan menjulurkan lidahnya sambil mengedipkan sebelah matanya.

Minhyun keluar dari ruang siaran lalu menghampiri Arin, "Kakak bawel, hah?" Ucapnya sambil berkacak pinggang.

"Iya. Bawel banget." Arin mengangguk gemas membuat Minhyun merangkulnya lalu mengacak rambutnya.

"Aaaa~" Arin merapikan rambutnya sambil tertawa.

- tbc -

Yaaay akhirnya cerita ini aku publish, jangan lupa like komen yaa itu berharga banget buat bikin semangat author bukan cuma buat aku tapi buat author mana aja terutama wattpad. Thank you for reading my story ❤️

closer | minhyun x arin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang