[Fantasy, Adventure, Minor Romance (13+), & Mystery || ON GOING-EVERY SABTU]
# Buat kalian yg udh baca sampai chapter 18 keatas, Kalian hebat! #
•• Blurb ••
Semua bermula dari pertemuanku dengannya di hari itu, kala hujan mengguyur seluruh dataran k...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ÍN MEĐÏÇÄŁ RØØM
~Selamat Membaca~ 🧚♀
Nadine masuk ke dalam area UKS Utama dan mendapati Ashs yang sedang berbicara dengan Key.
"Bagaimana keadaannya, Nadine?" tanya Ashs yang tidak sengaja menoleh dan melihat Nadine.
"Belum sadar. Tapi, obatnya bekerja dengan baik di tubuhnya. Aku rasa hari ini juga dia akam sadar." Jawab Nadine.
"Syukurlah." Ucap Key dan Ashs bersamaan.
"Siapa yang menjaga anak itu sekarang?" tanya Key.
"Disana ada Akhiel, tiga teman asramanya, dan satu anak laki-laki teman sekelasnya." Jawab Nadine dan memberi isyarat pada Ashs kalau dirinya hendak memeriksa kembali keadaannya.
"Teman sekelasnya? Maksudmu anak laki-laki bernama Kael itu?" tanya Ashs sambil mengulurkan tangannya pada Nadine untuk segera diperiksa olehnya.
"Iya. Dia peri dari Clan Famoura itu." jawab Nadine, kemudian mengeluarkan cahaya merah mudah hangat ke arah tangan Ashs.
Mendengar jawaban Nadine, Ashs mendesis pelan. Dia benar-benar tidak suka ketika mendengar nama Kael dari Clan Famoura itu tiap kali dia bersama dengan Amber.
Rasanya hatinya cemas.
Dan dalam keadaannya seperti sekarang ini, rasanya dia ingin segera berteleportasi ke UKS Umum guna memastikan keadaan Amber disana. Tapi sayang, energi dalam tubuhnya tidak menyanggupinya untuk melakukan hal itu. Dia terlalu banyak kehilangan energinya akibat insiden subuh tadi.
"Energimu benar-benar kritis Ashs...sebaiknya kau tinggal disini malam ini, besok pagi aku akan memeriksa kembali keadaanmu, jika belum ada perubahan, mau tidak mau kau masih harus tinggal disini." Ucap Nadine usai memeriksa keadaan Ashs.
Ashs menghembuskan napas berat sambil menyahut, "baiklah. Tapi, kalau aku pergi ke UKS Umum apakah boleh? Sebentar saja?"
Nadine menggeleng dan menjawab, "kondisi energimu benar-benar kritis. Sebaiknya kau beristirahat agar obat yang kuberikan bisa bekerja maksimal." Tolak Nadine dan membuat harapan Ashs pupus seketika.
"Baiklah." Jawab Ashs, berberat hati.
"Ah iya, maaf sudah merepotkanmu." Ucap Ashs.
"Tidak apa. Ini sudah jadi tanggung jawabku sebagai peri medis." Sanggah Nadine, masih mengobati Ashs.
Melihat ketulusan Nadine, Ashs tiba-tiba saja teringat sesuatu.
