Hari ketiga, Kevin tak kunjung hadir di sekolah. Kali ini tanpa kabar yang jelas, tak ada satupun murid yang tahu kabarnya, kecuali wali kelas mereka, Pak Yanto.
Begitupun dengan Winter, Arthur, Rian dan Joanne. Sudah tiga hari mereka tidak berkomunikasi dengan Kevin, bukan, tapi Kevin yang telah mengabaikan pesan dari mereka.
Winter dan Arthur sudah berbaikan, begitu juga kepada Rian dan Joanne, keadaan mereka kembali normal. Arthur benar-benar dekat dengan Winter sebagai sahabat. Walaupun keadaan mereka berempat sudah membaik, tetap saja Geng Brandal masih kekurangan satu anggota mereka.
Hatchii!!
Winter mengusap hidungnya dengan kasar malah semakin membuat dirinya bersin-bersin, Rian yang berada disebelahnya memberikan jaket namun di tolak olehnya.
"Gue udah pake jaket, lo suruh pake lagi? Mau setebal apa baju gue?" Tanya Winter dengan wajah kesal.
"Hehe, siapa tau butuh.." Ujar Rian.
"Kalau boleh gue ngeluarin ingus dijaket lo, sini jaketnya.." Pinta Winter.
Rian menjauhkan jaket tersebut dari Winter, lalu menatapnya sengit. "Gue gak mau jaket ini kena slime jadi-jadian."
Winter membuang muka, malas melihat Rian. Lebih baik ia menatap jalanan yang tengah diguyur hujan ini.
Arthur dan Joanne masing-masing telah pulang lebih dulu, karena lama dijemput Winter dan Rian malah terjebak hujan deras di sekolah.
Bukannya Rian membawa kendaraan sendiri? Jawabannya, Iya. Rian memang membawa kendaraanya sendiri, tetapi karena ia baik hati dan tidak sombong, Rian memilih untuk menemani Winter hingga dijemput.
"Bukannya nama elo itu Winter, artinya musim dingin. Sekarang ini lagi musim dingin kenapa malah sakit? Aneh lo!" Ujar Rian sambil duduk merapatkan kedua kakinya, berbanding terbalik dengan Winter yang duduk mengangkat sebelah kakinya seperti abang-abang di warteg.
"Kevin itu takut sama hujan ya?" Bukannya membalas ucapan Rian, Winter malah bertanya hal lain.
"Iyakan dia udah jelasin ke kita." Jawab Rian.
Lo apa kabar, Vin? Batin Winter.
Winter merasakan titik rindu sebagai sahabat dan orang yang ia sukai, Winter belum bisa menghilangkan rasa sukanya kepada Kevin, entah kapan itu akan terjadi.. Mungkin segera.
"Halo, Vin? Lu dimana? Sombong lu ye kagak jawab pesan gue dari kemaren!"
Winter mengalihkan atensinya ke Rian, cowok itu tengah menelpon seseorang yang dipanggilnya 'Vin' apakah orang itu adalah Kevin?
"...."
"Lo di rumah sakti?!" Tanya Rian dengan kaget.
"......."
"Ooohh, rumah sakit, maklum hujan disini bro.." Balas Rian sambil mengangguk, padahal orang yang ditelpon tidak akan tahu.
Sedetik kemudian ia heboh. "Eh! Lo sakit apaan anjer?!"
"............."
"Rumah sakit Harapan Merdeka."
⚛⚛⚛
Rumah sakit Harapan Merdeka.
Keadaan hening dan tenang, tidak ada percakapan sama sekali. Seseorang terbaring lemah di atas ranjang, dengan selang infus di sebelah ranjangnya.
Pintu ruangan kamar nomor 7AE itu terbuka, seseorang menyembul dari balik pintu, mengode seseorang yang ada didalam, duduk di sofa, agar mengikutinya keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENG BRANDAL [END]
Подростковая литература[Sedang tahap revisi] Di pertemukannya kelima orang murid dalam keadaan tak terduga, yang pada akhirnya membuat mereka berhubungan dekat satu sama lain. Menceritakan tentang persahabatan antara Winter, Kevin, Arthur, Rian dan Joanne yang membentuk G...