AD🍁:Bully

15 8 8
                                    

Naura menangis sesenggukan di dalam kamarnya. Dia memeluk ke dua lututnya sambil mengingat kejadian tadi siang dimana semua orang menatapnya benci dan menganggapnya sebagai seorang pembunuh bahkan keempat temannya tidak kunjung datang menemui dirinya saat ini.

Dia bahkan di keluarkan dari grub persahabatan oleh Talya tadi siang. Hatinya sakit di perlakukan seperti itu rasanya seperti putus asa dan tidak memiliki jalan keluar lagi.

Ceklek

Pintu terbuka menampakkan Steven dan juga Leo di ambang pintu. Leo terlihat sedih saat melihat Naura dengan tatapan kosong menghadap ke depan wajahnya menggambarkan bahwa dia sedang terpuruk.

Steven menarik napasnya lalu melangkah ke arah Naura yang duduk di lantai dan menarik adiknya agar duduk di pinggir tempat tidur sedangkan Leo datang sambil membawakan makanan dan juga minuman.

"Makan yah dek, tadi siang lo nggak makan." Ucap Steven lembut, sebenarnya dia masih ada mata pelajaran kuliah namun saat Leo mengabarinya tadi siang membuat dia terpaksa pulang lebih awal.

Naura hanya diam dengan tampilan berantakan bahkan dia masih menggunakan seragam sekolahnya.

Steven menatap Leo mengisyaratkan agar Leo segera menyuapi Naura dan Leo pun langsung mengangkat sesuap nasi dan mengarahkannya di depan mulut gadis itu.

"Aaaaa..." Ucap Leo sambil memasukkan makanan tersebut kedalam mulut Naura.

"Lo makan dulu yah dek, gue mau bersih bersih rumah dulu." Ucap Steven mengelus lembut pucuk kepala Naura lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

"Lo nggak usah dengerin kata kata mereka Na' kalau pun mereka musuhin lo, lo harus ingat masih ada gue sama abang lo bahkan Tuhan juga pasti ada di samping lo." Ujar Leo mengusap sudut bibir Naura yang belepotan.

"Gue pengen ketemu Tuhan Leo." Ucap Naura akhirnya namun kata kata Naura justru membuat Leo kesal.

"Ngomong apa sih! Nggak boleh ngomong gitu gue nggak suka lo ngomong kayak gitu." Ucap Leo ketus sambil mengarahkan gelas di mulut Naura agar gadis itu minum.

Naura hanya diam dan menatap lurus kedepan air matanya masih terus berjatuhan. Leo meletakkan piringnya di atas meja lalu duduk di samping Naura kemudian memeluk gadis itu mencoba untuk memberikan ketenangan.

"Nangis aja keluarin semuanya." Ucap Leo lembut sambil mengelus lembut rambut gadis itu. Mendekapnya dengan hangat dan memberikannya ketenangan, tidak peduli seberapa cepat jantungnya berdetak yang dia pedulikan hanyalah ketenangan dari Naura.

Hingga beberapa menit telah berlalu.  Leo merasakan tubuh Naura yang terdiam dan tampak lebih berat. Leo melepaskan pelukan mereka dan tersenyum simpul saat melihat Naura yang kini sudah tertidur pulas, tanpa berpikir panjang lagi Leo kemudian memposisikan tubuh Naura terlentang dan mengangkat kepala Naura untuk bersandar di atas bantal lalu menyelimutinya.

Leo mengelus lembut wajah Naura lalu mengambil piring dan juga gelas di atas meja sebelum akhirnya dia pergi meninggalkan Naura yang tertidur nyenyak.

🍁🍁🍁

Hari sudah pagi, matahari mulai menampakkan sinarnya. Naura menggendong tas putih pinknya itu turun ke lantai bawah sambil tersenyum ria, mungkin hati masih sakit namun tidak ada salahnya jika dia memberikan senyumannya pada pagi yang cerah ini.

Steven yang sedang bersiap untuk ke kampusnya karena mendapatkan kelas pagi tidak sengaja melihat adiknya yang sedang makan roti dengan lahap di meja makan, dia menghampiri adiknya lalu merapikan anak rambut Naura yang masih berantakan. "Lo yakin mau sekolah hari ini? nggak apa apa dek biar gue yang bikin surat izin lo, lo tinggal di rumah aja." Ucap Steven dengan raut wajah sedikit khawatir. Pasalnya dia sudah mendengarkan cerita Leo kemarin tentang bagaimana teman temannya justru mempersalahkan bahkan memfitnah Naura padahal jelas jelas CCTV yang kebetulan ada di roftoop SMP Naura dulu mengatakan semuanya jika Naura tidak mendorong gadis itu.

About Destruction (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang