Ting...Tong..
Dengan muka bantal dan nyawa yang belum masuk sepenuhnya, laki-laki itu berjalan ke arah pintu rumahnya.
Hendak menyumpah serapahi jika orang yang mengganggu paginya saat ini adalah kurir atau pekerja di rumahnya, bukan apa-apa. Pasalnya laki-laki itu baru memejamkan matanya pukul 3 pagi tadi, dan saat ini jam di rumahnya masih menunjukkan pukul 6 pagi.
Setelah membuka pintu rumahnya, Rama yang awalnya hendak meluapkan amarahnya mengurungkan niatnya.
" DADDY.." teriakan itu membuat Rama yang masih mengantuk tetap tersenyum dan membalas pelukan gadis kecil dihadapannya saat ini,
" owh... little queen nya daddy." Ucap Rama seraya menggendong gadis kecil yang tidak lain adalah putri salah satu sahabatnya Kenzo dan Rinai.
" kusut banget tuh muka sat, baru bangun lo?" Heran Mita.
" lebih tepatnya baru tidur dan kalian berdua bertamu pagi-pagi kek gini." Ralat Rama,
" ya maap. Eh btw suruh masuk kali tamunya, lu kira gendong Hesa engga berat." Keluh Satya yang menggendong putra dari Afryan dan Rasya yang masih tertidur.
Setelah membukakan pintu rumahnya lebih lebar, pasutri itupun memasuki rumah Rama.
" maaf lo ram, gangguin lo pagi-pagi. Tapi lo engga ada kerjaan kan hari ini? Engga ngantor kan?" Harap Mita,
" baru beres semalem, hari ini gue libur engga ngantor sampe besok. Emang kenapa sih, tumbenan lo berdua ke rumah gue pagi-pagi buta begini. Mana pada bawa bocil lagi, ini mak bapaknya emang pada kemana?" Heran Rama dengan masih menggendong Keana yang saat ini kembali tertidur.
" jadi ini dua bocil kemarin nginep di rumah gue, Kenzo sama Rinai kebetulan ada urusan di Semarang."
" owh.. bahas buka cabang cafe itu ya." Tebak Rama yang dijawan anggukan oleh Satya,
" nah kalo kak Afryan sama Rasya, mereka pulang kampung soalnya salah satu kerabatnya Afryan ada yang meninggal. Makanya Hesa di titipin ke kita, lo kan tahu nih bocah sensitifan." Lanjut Satya.
" terus?"
" nah, aslinya kita malah seneng sih ada mereka di rumah. Cuma tadi subuh dapet kabar kalo Oma gue masuk rumah sakit, bokap nyokap gue lagi di luar negeri. Makanya gue ama Satya mau kesana, ngelihat kondisinya." Sambung Mita,
" tapi lo tahu kan, engga mungkin bawa buntut tiga ke rumah sakit. Apalagi Masha masih bayi, jadi kita minta tolong ya ram.. lo jagain mereka bertiga hari ini." Mendengar ucapan Mita, kantuk Rama langsung hilang entah kemana.
" gue? Jagain nih buntut tiga?"
" iya, hari ini aja. Entar malem Rara sama Afryan balik, Rinai Kenzo juga insyaallah. Gue sama Mita lihat dulu, kalo kondisi omanya engga parah kita balik langsung malam ini." Jelas Satya.
" lo tenang aja, perlengkapan mereka udah gue siapin. Ini tas nya Keana, ini punya Hesa terus ini punya Masha. Gue juga udah siapin ASI kok buat Masha, jadi lo tinggal kasihin aja entar." Jelas Mita,
Jujur Rama memang dekat dengan anak-anak itu, namun ia juga belum bisa dibilang baik menjaga anak kecil. Tapi melihat Keana yang tertidur dalam gendongannya saat ini, lalu Hesa yang tidur di gendong Satya dan juga si kecil Masha yang juga tertidur di gendongan Mita. Rama merasa kasihan, masa mereka di bawa ke rumah sakit.
" yaudah, engga papa. Gue jagain deh mereka bertiga." Jawab Rama pada akhirnya,
" nah gitu dong, itung-itung latihan jadi bapak. Masak udah di panggil Daddy tapi engga bisa jaga anak kecil." Sahut Satya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OURSide 💞
Teen Fictionberisi kumpulan sisi kehidupan dan keseharian dari tokoh-tokoh kesayangan Sulit Untuk Dimengerti 💜