Chapter 5

274 52 16
                                    

▼△▼△▼

"Alyssia??? lo ngapain sih muncul tiba-tiba untung gue berenti kalo ketabrak gimana repot gue." Alvaro mendengus kesal. 

"Wah sekata-kata banget sih lo ngatain gue gila segala lagi." balas Alyssia dengan nada yang agak tinggi.

"Yakan gue gatau itu lo. Lo nya juga ngapain tiba-tiba di depan gue, mau ngapain?" Alyssia hanya cengengesan mendengar ucapan Alvaro.

"Gue ikut lo dong kemana aja terserah deh." pinta Alyssia.

Alvaro menautkan alisnya."Ngapain sih, kenapa gue lagian kan lo punya temen tu si toa siapa....Calista nah si Calista tuh."

"Gue males pulang di rumah gue juga sendiri, Calista juga lagi acara keluarga di rumahnya masa gue nimbrung tiba-tiba kan aneh, please boleh ya? lo ga kasian apa sama gue Var." pinta Alyssia memohon. Alvaro berpikir sejenak.

Akhirnya Alvaro mengiyakan Alyssia, "Yaudah cepet naik."

Dalam perjalanan yang Alyssia tidak tahu ini menuju kemana ia membuka pembicaraan."Var lo marah sama gue?" tanya Alyssia melihat sikap Alvaro sejak tadi pagi bertemu di sekolah. Tanpa berpikir hanya jawaban singkat yang Alvaro berikan. "Ga." 

Sebenarnya bukan jawaban singkat seperti itu yang membuat Alyssia berpikir Alvaro marah karena memang Alvaro orang yang sangat hemat bicara, ia akan biacara secara singkat, padat, dan jelas jika ditanya. Tapi Alyssia bisa merasakan sikap Alvaro memang agak beda hari ini.

"Terus kalo ga marah sama gue lo kenapa dong?" Alyssia bertanya lagi tapi tidak di jawab oleh Alvaro. 

Alvaro kembali lagi kerumahnya untuk mengambil beberapa barang. Seperti biasa ia disambut oleh satpam yang jaga di rumahnya dan dibalas dengan klakson motor oleh Alvaro."Alyssia... temen saya pak." teriak Alvaro melihat Pak Jono satpam rumahnya itu bingung menatap Alyssia. Alyssia tersenyum dan mengangguk kearah Pak Jono.

Alyssia menatap bingung sekeliling halaman rumah itu para pekerja di rumah itu juga sama bingungnya melihat Alyssia karena sebelumnya Alvaro memang tidak pernah membawa teman perempuan ke rumahnya.

Alvaro memberhentikan motornya di depan pintu rumah. "Lo tunggu sini bentar jangan kemana-mana." Alyssia mengangguk mengiyakan ucapan Alvaro. Alvaro masuk ke rumahnya buru-buru ia mengambil barangnya lalu langsung bergegas keluar ia malas melihat kedua orang tuanya bertengkar. 

Tidak sesuai harapan Alvaro baru saja ia menutup pintu rumahnya terdengar suara ribut. Tidak lama setelah itu keluar seorang pria paruh baya dari rumah itu, pria itu berjalan melewati Alvaro dan Alyssia menuju mobilnya. "Papa mau kemana pah?!" Alvaro hanya berteriak sekali tapi tidak dihiraukan, pria itu menyalakan mesin mobilnya dan melaju dengan kecepatan tinggi keluar gerbang meninggalkan rumah besar itu.

Alvaro mengacak rambutnya frustasi. Alyssia diam mematung menyaksikan semua kejadian barusan diam dalam pikirannya sendiri, ternyata dirinya jauh lebih beruntung walaupun kedua orang tuanya sibuk bekerja tidak pernah punya waktu untuk Alyssia tapi hubungan keduanya masih baik-baik saja.

Alvaro menaiki motornya dan metap Alyssia sebentar. "Gue anter lo pulang." ucapnya sambil menyalakan mesin motornya. "Terus lo mau kemana?" tanya Alyssia sebelum Alvaro menjalankan motornya. "Gue mau pergi." sebenarnya Alvaro hanya ingin mencari udara segar. "Yauda gue ikut, pokoknya gue ikut kemanapun lo pergi." kekeh Alyssia. Alyssia tau saat ini pikiran Alvaro sedang kacau Alyssia hanya tidak mau sesuatu yang buruk menimpa Alvaro.

Tanpa menjawab pertanyaan Alyssia Alvaro melajukan motornya. Alvaro juga tidak tau kemana ia akan pergi sekarang hanya terlintas satu tempat dipikirannya.

Ordinary BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang