bagian 11

977 127 0
                                    

Mata Randolph yang tajam langsung mengelilingi seisi kamar, dalam sudut pandangnya, tempat seperti ini sungguh tidak layak untuk di tempati oleh seorang putri Duke. Yah, meskipun kamar ini terlihat bersih.

Beberapa waktu lalu saat masih di mansion Randolph benar-benar heran kenapa nona y/n bahkan sampai mau meninggalkan kemewahan dan kenyamanan mansion untuk tinggal di markas seperti ini.

Kasur tunggal, pintu kayu, dan lemari kayu dalam ruangan ini sungguh berbanding terbalik dengan kamar nona yang berada di mansion. Apakah nona y/n benar-benar tidak ingin kembali ke kamarnya yang mewah. Nona y/n memang patut di beri pujian karena sudah bisa bertahan di tempat seperti ini.

"Jangan membandingkannya dengan kamarku dulu paman," kata y/n

Ah, memang Randolph sejelas itu? atau memang nona y/n yang pintar.

"Ayo duduk." y/n duduk di atas kasur nya, sedangkan Randolph di suruh untuk duduk di kursi yang ada di hadapannya.

"Ada apa sampai paman datang kemari? memang ayah sudah tahu hal apa?"

Randolph tersenyum manis, pemikiran tajam yang nona y/n punya tentu akan luar biasa.

"Pertama, Penggalian terowongan sudah di hentikan dan semua prajurit sudah di ganti sesuai permintaan nona." Randolph mulai menjelaskan.

"Lalu, Tuan Duke menyelidiki latar belakang kapten Levi. Jadi sekarang alasan nona berada disini... Tuan Duke sudah mengetahuinya." lanjutnya.

y/n masih menatap Randolph, mendengarkan perkataannya dengan seksama. Wajahnya benar-benar tidak menunjukan ekspresi apapun. Hanya diam.

"Itu saja?" Randolph mengangguk.

"Syukurlah jika ayah menuruti permintaanku."

"Paman." panggil y/n.

"Karena paman ada di sini, aku ingin paman melakukan sesuatu."

Randolph mengerutkan kening bingung. Bukankah harusnya jika ada yang ingin nona y/n inginkan dia bisa langsung memerintah. Permintaan seperti apa sampai nona y/n harus memohon.

"Tentu saja, apa yang nona inginkan?"

"Pergilah dari mansion."

***
Helaan nafas keluar lagi untuk kesekian kalinya dari mulut Eren. Mengerjakan tugas membersihkan kandang kuda sambil memikirkan nona y/n benar-benar membuat Eren pusing sendiri.

Seharian ini setelah selesai latihan dengan squad khusus yang Eren fikirkan adalah sikap nona y/n yang terlewat aneh. Pertama datang kesini Eren bahkan dengan jelas melihat bahwa nona y/n berusaha membuka paksa pintu kamar Heichou. Lalu tadi pagi, memang tidak seluruhnya. Tapi Eren mendengar jelas bentakan nona y/n pada Oulou, yang aneh adalah ketika berhadapan dengan Heichou nona y/n langsung menjadi wanita yang manis.

Apa nona y/n memang punya niat khusus? terutama pada kapten Levi, atau hanya Eren yang terlalu berlebihan. Tapi jika niat khusus itu tentang percintaan, kenapa harus sampai membuka paksa pintu kamar seseorang? Kecuali, ada yang ingin di cari kan. Eren jadi pusing sendiri, harusnya dia menceritakan ini pada Armin dan Mikasa, setidaknya teman karibnya itu pasti akan membantu.

Setelah makan malam Eren harus berbicara dengan mereka berdua. Setidaknya jika memang nona y/n punya niat jahat pada Levi Heichou, Eren bisa menghentikannya. Tapi semoga saja ini semua hanya pemikiran berlebihan dari Eren sendiri.

"Jangan terus melamun seperti itu." Eren tersentak kaget saat suara orang yang sedari ia fikirkan secara tiba-tiba ada di belakang kepalanya.

"Nona, sejak kapan ada disini?" y/n yang awalnya tersenyum memutar bola mata malas.

Anathema [Levi Ackerman] (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang