26. Fate

224 104 30
                                    

Annyeong yeorobun budayakan vote & komen setelah membaca ya 😄

Happy reading...

Part 26. Fate

Sekuat apapun saya bertahan, kalau ini memang sudah takdir mau bagaimana lagi? Semua pertemuan pasti akan ada perpisahan, semua yang ada di awal pasti akan ada di akhir. Entah itu akan berakhir bahagia atau enggak, kita serahkan semua kepada Tuhan, karena Tuhan yang sudah menulis takdir kita masing masing. -Biru

•Dear Blue•

Biru mencengkram setir mobilnya dengan kuat, kenapa ia tidak tega meninggalkan Greysia sendiri disana dalam keadaan hujan padahal ia hanya ingin memberikan pelajaran pada gadis itu, namun hatinya tidak bisa dikompromi.

Dara menoleh kearah Biru yang sedang menyetir, wajahnya terlihat tenang namun otot otot tangannya terlihat dan itu berarti ia sedang menahan amarahnya.

"Ru, kamu kenapa sih? Kasian tau Greysia ditinggal sendirian disana."

"Jangan sebut sebut namanya lagi!" Biru membentak Dara yang membuat gadis itu terkejut.

Saat tahu perbuatannya sudah kelewat batas karena membentak Dara, ia menghentikan mobilnya lalu mengacak rambutnya frustasi. Ia menoleh kearah Dara yang terlihat ketakutan kemudian ia menghela nafasnya.

"Sorry Dar, saya lagi banyak pikiran." ucapnya lirih.

"Kalo kamu lagi banyak pikiran kenapa kamu gak ngomong sama aku? Kamu masih nganggep aku sebagai sahabat kamu kan Ru? Kamu bukan Tuhan yang bisa nyelesaiin masalahnya sendiri."

Biru menggeleng gelengkan kepalanya. "Saya aja gak bisa cerita ke Greysia, apalagi kamu."

"Yaudah kalo gitu, tapi kalo kamu butuh temen cerita aku siap kok."

"Hm, makasih Dar."

"Habis ini kayaknya kamu harus minta maaf sama Greysia dan jelasin semuanya kalo diantara kamu sama aku gak ada hubungan apa apa."

Biru menggeleng pelan yang membuat Dara mengernyitkan dahinya.

"Kenapa?"

"Saya mau dia benci sama saya, saya mau dia nganggep saya cowok yang gak baik, saya mau dimata dia saya ini cowok brengsek yang bisanya mainin hati cewek."

"Kenapa? Kenapa harus gitu? Bukannya kamu sama dia itu saling cinta?"

Biru menoleh kearah Dara sambil tersenyum getir. "Mungkin ini jalan yang terbaik buat hubungan saya sama dia. Memang cinta kita berdua itu sedalam lautan, tinggal menunggu sampai kering dan itu akan menjadi perpisahan kita."

"Aku gak tau Ru jalan pikiran kamu, kamu itu emang orang yang sulit buat ditebak."

Biru tak menghiraukan ucapan Dara, ia hendak melajukan mobilnya kembali namun tiba tiba ponselnya bergetar menampilkan nama sang penelpon yang ternyata Yoshi.

"Halo Kak?"

"Ru! Kamu dimana?!"

"Aku ada diperjalanan, mau pulang. Kenapa?"

"Bunda Ru!"

Dear Blue [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang