Part 7

9 3 2
                                    

5 bulan setelah pulang dari rumah sakit itu, Mamaku sedang hamil. Dan beberapa tetangga mengatakan, bahwa Mama seorang pelacur. Mama telah hamil dengan orang lain. Mama telah berbuat yang aneh-aneh dengan lelaki lain.

Semua kata itu membuat Mama depresi dan selalu menangis di kamarnya.

"Nakk, sudah-,"

"Mereka tidak tau apa yang terjadi, Mereka hanya tau yang Mereka lihat."

"Jangan terlalu hiraukan mereka," Omak berusaha menenangkan.

Mama tetap dengan tangisnya, tak bisa menghentikan derasnya air mata. Hingga beberapa hari dan sampai pada titik, di mana Mama ingin sekali memberontak.

Tepat diusia kehamilan 6 bulan, Mama berencana mengugurkan kehamilan itu.

"Omak," panggil Mama di depan kamar Omak. Ketika itu, Omak tengah menata bajunya di almari.

"Iyaa nak?"

"Sini duduk," ajak Omak duduk di kasur tempat tidurnya.

*Duduk di kasur Omak

"Kenapa? Kenapa?" tanya Omak dengan merangkul pundak Mama.

"Ehmmm, Aku tidak kuat lagi Omak."

"Mmm...."

"Aku akan menggugurkan kandunganku."

"Ya, Omak?" tanya Mama dengan nada rengeknya.

"...." Omak hanya terdiam.

"Omak?"

"Omak? Bagaimana?" sekali lagi Mama merengek.

"Nak.... Saran Omak jangan."

"Kamu tidak tau, anak siapa sebenarnya,"

"Kamu tidak berhak membunuh nyawa itu,"

"Biarkan semuanya berjalan sesuai rencana Tuhanmu."

"Ya, Nak?" tanya Omak.

"T-tapi Omak?"

"Mereka semua mengolok diriku. Mereka semua menghancurkan harapanku. Mereka semua membunuh sanubariku."

"Bagaimana?"

"Nak, Kamu tidak selemah mereka."

"Kamu bisa jadikan dirimu seorang penguasa. Kamu bisa hancurkan hidup mereka. Jangan biarkan,"

"Jangan biarkan mereka mengambil hidupmu."

"Yok, semangat!"

"Ehmm, akan kucoba."

*teras rumah

Di depan teras rumah, yang baru saja selesai pembangunannya. Dua orang tetangga melewati rumah Mama.

"Hei, itu tuh pelacur" bisiknya ke teman jalannya, sekaligus tetangga rumahnya.

"Eh srius? Masa sih?"

"Ehmm, tuh tuh bunting."

"Tuh liat, suaminya aja ga ada di rumah, eh dia bisa hamil, sama siapa coba."

Mama pun mendekat ke mereka.

"plak" suara tamparan tangan Mama ke salah satu orang itu.

"APAA!! GA TERIMA?!"

"ANDA JANGAN ASAL NUDUH."

Mereka berdua berjalan menjauh tak menghiraukan ucapan Mama.

Itulah yang terjadi sama Mama ketika mengandungku, hal itu membuatnya menjadi cewek yang tomboy dan tak pernah lagi mau untuk ditindas. Hingga berani memukul seorang bapak-bapak sekalipun.

Aruna's lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang