51. Bertemu Taehyung

2.3K 328 64
                                    

Yoshi telah memasuki usia delapan belas tahun sekarang, dan duduk di bangku kelas dua belas, dan Aaron berusia setengah tahun, ia duduk memangku sang dongsaeng, sambil menyantap sarapan nya.


Hap





Tangan kiri Aaron meraih isi piring milik hyung nya.



"Aaron" tegur Yoshi yang langsung menahan tangan kiri dongsaeng nya yang penuh nasi, dan menjauhkan nya dari meja makan, nasi milik Yoshi berjatuhan di pangkuan nya.

"Aaron" tegur Yoshi yang langsung menahan tangan kiri dongsaeng nya yang penuh nasi, dan menjauhkan nya dari meja makan, nasi milik Yoshi berjatuhan di pangkuan nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sini, papa bantu" Rio segera mengambil alih Aaron, dan membawa nya ke wastafel, Rose sibuk membantu Yoshi membersihkan baju seragam nya.


"Maafkan Aaron ne" sesal Rose.



"Its ok momm, Yoshi tahu Aaron tidak sengaja" balas Yoshi dewasa, mungkin faktor karena dia sudah memiliki dongsaeng sekarang.


Aaron memekik, ia senang tangan nya di cuci sang ayah, ia memang gemar bermain air.


Rio kemudian berangkat ke sekolah bersama Yoshi, pulang nya, ia akan diantar oleh sang papa ke gedung Epicentrum, karena Yoshi kini sudah mulai menjalani pemusatan pelatihan setiap hari nya, menjelang Olimpiade London.




Kini, Rio dan Yoshi tengah mempersiapkan koper untuk berangkat ke London besok pagi, Rose menemani sambil menggendong Aaron, yang menatap papa dan hyung nya sambil mengigit jari nya.

Kini, Rio dan Yoshi tengah mempersiapkan koper untuk berangkat ke London besok pagi, Rose menemani sambil menggendong Aaron, yang menatap papa dan hyung nya sambil mengigit jari nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Papa, lihat lah wajah Aaron" pingkal Yoshi menunjuk pada sang dongsaeng, yang nampak memelas, Rio lalu mengambil alih sang putra dari gendongan sang mommy.



Cup


Mengecupi pipi nya, dan Aaron langsung tersenyum lebar.


"Besok, papa dan hyung akan berangkat ke London, Aaron di rumah ne, jaga mommy" pesan Rio, sang putra hanya bergumam yang kadang di selingi pekikan.


"Doakan hyung ne" ujar Yoshi mengusap-usap kepala dongsaeng nya.




Dan pagi nya.

"Papa, aku ingin berpamitan pada Minjoo, kemarin, aku sudah berjanji pada nya, jika kami akan bertemu sebelum aku berangkat ke London" kata Yoshi, dalam perjalanan menuju ke bandara, dengan diantar oleh Yoong.



"Kita ke gedung olahraga dulu hyung" ujar Rio.



Di gedung olahraga, Minjoo tampak gelisah menunggu Yoshi datang.


"Sayang, kita sebenar nya menunggu siapa?" Tanya Taehyung dari balik kemudi mobil nya.

"Sebentar papa, dia pasti sebentar lagi datang" jawab Minjoo, dan benar saja, mobil Yoong mulai mendekat.



"Minjoo" teriak Yoshi melompat turun dari mobil, dan berlari menghampiri Minjoo.


"Oppa" Minjoo membentangkan kedua tangan nya menyambut Yoshi dengan pelukan.




"Oppa mau berangkat sekarang?" Tanya Minjoo, Yoshi mengangguk.



"Semangat oppa, dan bawa pulang emas nya" kata Minjoo menyemangati sang oppa.




Bugh




Taehyung keluar dari mobil nya, karena merasa penasaran dengan putri nya yang begitu akrab dengan seorang remaja laki-laki.



"Minjoo" panggil Taehyung, Yoshi tersentak mendengar suara yang ia kenali, tapi juga takuti, karena selalu berhasil membuat nya merasa tertekan.



"Daddy" batin Yoshi, Rio yang tak kalah terkejut pun segera menyusul turun dari mobil nya, ia tak menyangka, jika kali ini Taehyung sendiri lah yang mengantar Minjoo ke gedung olahraga.



"Kamu!" Kaget Taehyung yang langsung menarik kasar tangan Minjoo, menjauh dari Yoshi.



"Papa" rintih Minjoo.




"Berani-berani nya kamu menemui putri ku! Jangan harap dengan mendekati Minjoo, itu akan membuatku mengakui mu sebagai putra ku, TIDAK!" hardik Taehyung, Yoshi membeku, ia tak bereaksi.


"Jangan pernah menemui Minjoo lagi, atau aku akan melaporkan mu pada polisi" ancam Taehyung, ia menarik paksa tangan Minjoo menuju ke mobilnya kembali.



"Oppa" teriak Minjoo sambil menangis



Bugh


Taehyung menutup pintu mobil nya dan meninggalkan gedung olahraga.


"Oppa" Minjoo menggedor-gedor kaca jendela, sambil terus menangis menatap Yoshi yang hanya mematung, terdiam dengan wajah kosong nya.


Rio langsung memeluk tubuh Yoshi dari depan, dan mendekap nya.



"Tarik nafas dalam-dalam ne, tarik nafas boy" interuksi nya seperti biasa, helaan nafas panjang berhembus dari mulut Yoshi, bersamaan dengan air mata nya yang menetes membasahi kedua pipi nya.



Rio tentu khawatir, melihat kondisi Yoshi yang seperti ini, menjelang pertandingan nya di ajang Olimpiade Internasional, Yoshi hanya duduk terdiam dengan tatapan kosong, tentu tak memungkinkan untuk tetap membawa nya ke London, setiba di bandara.


"Aku harus bagaimana hyung?" Putus asa Rio nyaris menangis, mereka berdiskusi di luar mobil.


"Sebaik nya tetap bawa Yoshi ke London, mungkin jika dia berbaur dengan team nya di sana nanti, ia bisa melupakan apa yang terjadi barusan" kata Yoong.







"Dan jika tak ada perubahan apa-apa, hubungi hyung, aku akan menyusul kalian ke London" pesan Yoong.


Di rumah keluarga Kim

"Minjoo, dengar papa, dia itu berandalan, manusia paling tidak berguna, jangan pernah berani menemui nya lagi, mengerti?" Marah Taehyung pada sang putri, yang terus menangis terisak.


"Tapi dia oppa nya Minjoo" bela si gadis kecil.


"Bukan, dia bukan oppa nya Minjoo, dia orang asing yang sengaja mendekati Minjoo, dia punya niat jahat pada Minjoo" tekan Taehyung, tangis Minjoo pun semakin kencang.



"Oppa, ada apa ini?" Tanya Sana yang datang ke ruang tamu sambil berjalan panik, mendengar suara tangis sang putri, ia lalu memeluk Minjoo.



"Dia ternyata menemui anak berandalan itu" bentak Taehyung masih marah, pengasuh Minjoo datang, mengambil alih sang putri majikan dan membawa nya naik ke lantai atas sambil menutup kedua kuping nya.



"Dia putra mu, dan dia punya nama oppa" Sana membela Yoshi



"Dia bukan putra ku, seorang Kim Taehyung tak memiliki anak yang tak bisa di harapkan seperti dia" Taehyung terus mencoba mengingkari sebuah kenyataan.




"Oppa salah, dan oppa akan menyesal nanti" ancam Sana, meninggalkan Taehyung di ruang tamu sendirian.









#TBC

My Student's MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang