Author's Pov
"Amoretté, apa lagi yang harus dikemas, nak?" Tanya Newt dari arah kamar Amoretté.
"Tunggu sebentar," Balas Amoretté yang bergegas naik menuju kamarnya. "Apa bagian buku - bukuku sudah semua?"
Newt melirik kardus besar yang berada di sebelahnya. "Sudah. Sudah semua."
"Baiklah kalau begitu." Ucap Amoretté sambil mendekati kardus itu lalu mengangkatnya. "Aku bawa ke bawah."
"Kau bisa sendiri?" Tanya Newt ragu karena kardus itu terlihat berat.
"Tentu saja aku bisa. Kalau ayah ikut membantu, nanti ayah malah encok." Ejek Amoretté.
Newt menatap Amoretté kesal. "Hah, anak ini."
Amoretté tertawa. "Aku ke bawah dulu."
Amoretté perlahan berjalan menuruni tangga menuju pintu kamarnya. Tapi, pintu kamar terbuka dari luar.
Terlihat sosok Sirius yang berada di depan pintu.
"Merlin's Beard, kau mengagetkanku." Ucap Amoretté.
Sirius tersenyum. "Sini, biar kubantu."
"Aku bisa sendiri-"
"Tidak apa, nanti badanmu sakit." Potong Sirius lalu mengangkat kardus yang Amoretté pegang.
Amoretté mendengus. "Aku tidak selemah itu, Sirius."
"Oh ya? kemarin saja, kau hampir tumbang karena terlalu lama berdiri." Ucap Sirius.
Amoretté yang kesal pun memukul pundak Sirius. "Kau menyebalkan."
Sirius tertawa. "Benar kan?"
"Terserah kau, aku kembali ke kamarku." Ucap Amoretté lalu kembali pergi menuju kamarnya. "Ayah, sudah tidak ada yang perlu kupindahkan?"
Amoretté tertegun karena melihat ayahnya yang sedang duduk di ranjangnya sambil memegang sebingkai foto.
Newt tersenyum kecil melihat bingkai foto itu. "Tidak terasa kau sudah sebesar ini, Amor."
Amoretté menaikan alisnya bingung. "Ayah?"
Newt mengangkat kepalanya, lalu menatap Amoretté. "Seingat ayah, kau dulu hanya seorang gadis kecil yang suka merengek. Tapi sekarang, kau sudah menikah."
Amoretté menghampiri Newt, lalu duduk di sebelahnya. "Ayah baik - baik saja?"
"Ayah baik, Amor. Hanya saja... ayah menyesal, tidak menyaksikanmu tumbuh menjadi gadis dewasa seperti ini." Ucap Newt. "Ayah dan ibumu terlalu sibuk dengan pekerjaan, terlalu sibuk dengan melupakan Arch."
"Sudah lah, ayah. Itu hanya lah masa lalu." Balas Amoretté.
Newt membuka tangannya, lalu memeluk putrinya. "Hati - hati putriku. Ayah harap, kamu bisa pulang dan mengunjungi ayah dan ibu."
Amoretté membalas pelukan Newt. "Tentu saja, ayah. Aku pasti akan mengunjungi kalian."
"Kalau Sirius bersikap kasar padamu, beritau ayah." Ucap Newt serius. "Ayah akan kirimkan swooping evil padanya."
Amoretté terkekeh, lalu mengangkat tangannya dan memberi hormat pada Newt. "Siap, komandan."
Newt tertawa, lalu mengelus kepala putrinya. "Ayo, Sirius sudah menunggu di luar."
Amoretté mengangguk, lalu bersama Newt mereka pergi menuju ruang tamu.
Terlihat Sirius yang sedang melihat foto - foto yang terpanjang di dinding sambil memegang segelas teh di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Line Without a Hook || Tom Riddle
Fiksi Penggemar"Kami tau ini bukan pilihan yang mudah untukmu Amoretté, tapi kau harus memilih. Egois atau melepaskannya." Amoretté Scamander datang ke Hogwarts pada pertengahan tahun ke empatnya. Beberapa jam setelah kedatangannya berlangsung normal, hingga saat...