Sehun, pria cantik itu mengucek matanya yang terasa sedikit perih setelah menyelesaikan tidur siangnya selama beberapa jam, sementara sebelah tangannya yang lain ia gunakan untuk menopang pinggang. Ia berjalan mendekat pada pria lain yang masih saja sibuk di depan laptop sejak pagi tadi.
"Sudah bangun?" Chanyeol, pria di depan laptop itu mengulurkan tangan menyambut kedatangannya. Sehun tak menjawab, pertanyaan Chanyeol tak harus dijawab, kan? Karena jika belum bangun ia tak mungkin berada di sini sekarang.
Sehun meraih bahu Chanyeol lalu ia duduk di pangkuan pria itu. Rambut kusut dan mata mengantuknya tak luput dari perhatian Chanyeol. Menggemaskan.
"Belum selesai?" Ia bertanya dengan suara parau.
Chanyeol menggedikan bahu, kedua tangannya melingkari pinggang si cantik lebih erat, lalu ia menyesapi lehernya yang beraroma lembut itu. Sedikit menenangkan di tengah penatnya pekerjaaan yang tak kunjung usai.
"Bahkan ini hari libur, tapi kau masih saja sibuk bekerja"
"Demi membeli kebutuhan istriku" Chanyeol terkekeh.
Sehun menatapnya tajam "Kau melarangku bekerja, jadi itu semua resikomu"
"Iya iya, gak masalah. Lagipula itu memang tanggung jawabku... Tapi Sayang" Chanyeol menatap Sehun dengan tatapan bersalah, dan Sehun bergumam menunggu kelanjutan kata-kata Chanyeol.
"Pekerjaanku masih banyak, sepertinya..."
"Lain kali saja, lagipula pinggangku sedikit pegal" Sehun memotong ucapan Chanyeol, ia membelai kepala pria itu, ia tau betul suaminya pasti sangat lelah dengan pekerjaannya yang menumpuk.
"Pegal?" Tangan Chanyeol bergerak mengusapi pinggang Sehun "apa kau baik-baik saja?"
Sehun mengangguk, ia menyibak rambut yang menutupi dahinya sendiri. Sepertinya ia harus memangkas rambut sebelum mereka benar-benar menghalangi seluruh penglihatannya.
"Hanya pegal, biasa kan?"
Chanyeol tersenyum, sedikit khawatir tapi ia percaya pada Sehun.
"Hey, kau memakai kaosku?" Chanyeol menarik ujung kaos yang dikenakan Sehun, dan ia baru menyadari jika Sehun yang terduduk nyaman di pangkuannya hanya mengenakan kaos tanpa bawahan.
Oh semoga Sehun tidak banyak bergerak, karena jika tidak sesuatu yang tertidur di bawah sana pasti akan berontak.
"Bajuku banyak yang sempit, dan baju longgarmu terasa nyaman"
Chanyeol lagi-lagi tersenyum. Entah mengapa, hanya saja dia merasa senang jika Sehun mengenakan pakaiannya.
"Tentu saja, lihat pipi ini dan badanmu yang semakin berat" Chanyeol mencubit gemas pipi Sehun.
"Maksudmu?"
"Maksudku?"
"Aku berat?"
"Ya, kaki ku jadi kesemutan sekarang"
Sehun menyentakan tubuhnya, berusaha untuk bangun dari pangkuan Chanyeol secepat mungkin.
Chanyeol mendesah, sepertinya ia salah bicara. Ia buru-buru meraih tangan Sehun sebelum pria itu benar-benar pergi.
"Sayang, aku hanya bergurau"
"Tidak, kamu benar, aku gendut"
"Baby..."
"Ini bukan lelucon jadi biarkan aku pergi" Sehun berusaha melepaskan genggaman Chanyeol, namun Chanyeol menahannya hingga pria cantik itu kembali masuk ke dalam dekapannya.
"Maafkan aku, sungguh aku hanya bergurau" Chanyeol menciumi kepala Sehun, ia mengutuk dirinya sendiri yang berbicara sembarangan. Mengingat betapa sensitifnya pria itu belakangan ini, seharusnya ia bisa lebih menjaga perkataan, dalam bentuk gurauan sekalipun.