1 4 ·

142 19 9
                                    

Nielwink short fanfic🍫

×××

"Jadi ga pacaran?"

"Enggak!"

"Iya."

Kondisinya sekarang ini, Jihoon marah dan Daniel memaksa keras.

"Belum sih, hehe," sambung Daniel.

"Berarti yang lo pilih dari acara kemaren itu Jihoon?" tanya Bright meskipun telah mengetahui jawabannya.

Respon Daniel membuat Jihoon semakin menekukkan dagunya. Ini buruk. Sikap tubuhnya tahu-tahu memberontak atas niat yang sudah Jihoon pikirkan semalaman.

Setelahnya Bright geleng-geleng kepala, tidak menyangka. "Ga ngira gue lo bakal milih Jihoon. Anak kecil beginiㅡ aduh,"

"Kak Bright mau ngomong apa sih!" berang Jihoon meninju bahu Bright serius.

Tawa Daniel menggelegar tanpa malu, "Gue juga ga nyangka malah milihnya yang lucu kaya anak kucing begini, haha,"

"Bucin lo, belum ada hubungan apa-apa padahal," cibir Bright dan berdiri.

Dua orang lainnya jadi mendongak mengikuti arah gerak Bright. Jihoon menjadi yang pertama menahan pergelangan tangan Bright dan menyelanya sebelum sempat bertanya, "Kak, mau kemana?"

"WC, kamu mau ikut?"

"Ehh," cegat satu orang lagi melepaskan pegangan Jihoon dari Bright cepat-cepat, "Udeh lo pergi sana, ga usah ngajak-ngajak," sambungnya sewot.

Bright tidak tahan dan menguarkan tawa, ia sempatkan mencibir pada Daniel sekali lagi.

Jihoon melotot, "Apa sih!"

"Lah lo beneran mau ikut?" tanya Daniel kaget. Tidak tahu, ya, kaget betulan atau dilebih-lebihkan.

"Y-ya engga.."

"Iya apa engga?"

"Enggak!"

"Loh tadi katanya iya?"

BUGH

Selain sulit mengontrol emosi, Jihoon pun tak pernah segan memamerkan tinju dari tangan bulatnya nan kuat. Didikannya ayahnya yang jahatㅡbagi Jihoonㅡternyata lumayan berguna, terutama untuk orang menyebalkan seperti yang sedang ia hadapi kini.

Bibir Jihoon naik, kesal tak beralasan. "Ngapain di sini?"

"Ngomongnya kok ketus gitu?"

"Lah lo ngomongnya kok kaya suami nge-gas-in suami?"

"Kan calon suami, jadi ini lagi simulasi," ucap Daniel sekaligus menyiapkan kuda-kuda. Lebih baik ada persiapan sebelum ditampar.

Jihoon bersedekap. Padahal badannya bersandar, tetapi persendiannya sudah terasa lelah. Kalau seperti ini terus, bagaimana mungkin Jihoon bisa hidup bersama Kang Daniel?

"Serius deh," cetusnya, "Ngapain beli di sini?"

"Lah gue kan emang suka beli di sini. Lupa gue pernah bilang kalo gue langganan?" bela Daniel.

Mata Jihoon yang terlihat sangat lucu bagi Daniel berguling ke samping. "Ga inget. Ga penting."

Seandainya yang berbicara itu adalah Sungjae, dengan wajah dibuat jeleknya yang mengesalkan, mungkin Daniel sudah memutarbalikkan otak pria itu alias meninjunya habis-habisan. Nada yang digunakan sungguh mengejek, sedikit menjatuhkan harga diri Daniel yang merasa begitu percaya diri dalam hal memikat Jihoon. Akan tetapi ia maafkan, sebab Jihoon adalah anak anjing manisnya yang pasti sebenarnya patuh.

frequency. ㅡnielwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang