Bab 28 Rindu

51 9 0
                                    

Bab 28 Rindu

Perbuatan yang dilakukan oleh Selir sena pada Sekar akhirnya terjawab kalau wajahnya terlihat buruk rupa disaat Pesta Anggala caklawu adalah karena ulah jahat Selir kedua Prabu Blantara wangi yang tidak ingin Sekar menikah dengan Ariya wangsa dari Kerajaan Anggala caklawu.

Di hari pesta ulang tahunnya, Sekar didandani dengan sangat cantik atas permintaan dari sang ratu ibundanya.

Rambutnya yang panjang terurai, pakaiannya yang putih selaras dengan selendangnya, dengan perhiasan emas serta mahkota dan upawita dibahu kanan serta kirinya, membuatnya terlihat sangat cantik dan begitu anggun bagi siapapun yang melihatnya.

Namun ada yang berbeda, yang seharusnya Sekar bahagia di hari ulang tahunnya namun hatinya malah merasa gundah, baginya kurang lengkap rasanya jika dipesta ulang tahun besarnya ini tanpa kehadiran sesosok Adiwesa, laki-laki yang ia sukai.

Anjani yang dari tadi menemani Sekar berdua di dalam kamarnya menjadi heran melihat perilaku Sekar yang tiba-tiba berubah. Di balik cermin dia melihat jelas kakaknya itu melamun dan saat ditanya kakaknya malah diam saja.

"Ada apa yunda kenapa kau melamun, bukankah hari ini adalah hari ulang tahunmu!" Tanyanya sambil menyisir rambut Sekar yang panjang.

"Kau ingat saat kau bertanya kepadaku tentang orang yang aku sukai dinda?" Tanya balik Sekar
"Si pangeran beruntung itu" jawabnya
"Hmm"
"Memang kenapa dinda, dia seorang pangerankan pasti dia akan datang ke pesta ini. Jika kalau yunda mengundangnya" ujarnya membuat Sekar berdiri dan menjauh dari Anjani
"Itulah masalahnya dinda, dia tidak mungkin datang" ucap Sekar sehingga membuat Anjani semakin tidak paham, karena Sekar tidak ingin Anjani tahu kalau dia menyukai pria biasa, bukan seorang pangeran maupun raja.

"Maksud yunda?"
"Aku ingin rasanya bertemu dengannya dan mengundangnya ke pesta ini, tapi aku tidak bisa karena romo melarangku untuk pergi" sedih Sekar

Melihat kakaknya yang bersedih akhirnya Anjani memikirkan cara bagaimana caranya agar kakaknya itu bahagia dan bisa bertemu dengan kekasih misteriusnya yang bahkan Anjani saja tidak tahu nama, rupa dan dia berasal dari kerajaan mana.
Seketika terlintas dalam pikiran Anjani sebuah ide dan langsung memberitahukannya pada Sekar. Anjani menyuruhnya untuk menulis dan mengirim surat pada kekasihnya itu mengunakan burung merpati. Sekar yang mendengar ide cemerlang adiknya itupun begitu sangat bahagia. Dengan cepat Sekar langsung mencari sebuah kertas dan tinta dikamarnya, agar dia bisa mengundang Adiwesa dan bertemu dengannya.

Namun tiba-tiba dalam benak Sekar muncul rasa takut jika kalau dia mengundang Adiwesa datang kemari karena kemungkinan besar romonya akan mengenalinya, bisa-bisa dia dihukum mati karena kesalahannya mengundang Adiwesa datang kepestanya. Dia kenal ayahnya, ayahnya adalah tipe orang yang tak segan menghukum siapa saja yang melakukan kesalahan baik itu kesalahan besar ataupun kecil dengan sangat keji. Sekar berjalan mendekati kursi riasnya dan wajahnya murung sembari meletakkan kertas itu kembali.

"Yunda kenapa kau tidak menulis suratnya?" tanya Anjani bingung, yang memegang burung merpati ditangannya
"Tidak perlu dinda, lepaskan saja merpati itu!"

Melihat Sekar seperti orang yang putus asa membuat Anjani semakin bingung dan juga turut tenggelam dalam kesedihan Sekar, dia tidak pernah melihat kakaknya seperti ini sebelumnya tidak pernah, kemudian dia melepaskan merpati itu dan berjalan mendekati Sekar.

"Sepertinya ada sesuatu yang dirahasiakan yunda dariku" pikir Anjani kemudian memegang kedua pundak Sekar dan berkata
"Yunda, memendam sesuatu jika dipendam seorang diri pasti tidakkan mudah dan hanya akan membuatmu semakin bersedih, terbukalah yunda dan beritahu aku. Aku janji tidak akan memberitahu siapapun" ujar Anjani membujuk Sekar agar menceritakan apa yang terjadi padanya.

Takdir Dewi SekarwangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang