Part 30 = Rumit

7.1K 1K 35
                                    

HAI-HAI SEMUANYA!!! ORANG SOK GABUT MAU LEWAT WKWK

KALAU BACA JANGAN LUPA VOTE. KARENA VOTE NGGAK AKAN MEMBUAT UANG KALIAN BERKURANG.

OK DEH, KALAU ADA YANG TYPO, MOHON MAAF





💙HAPPY READING💙










Ava menatap Om dan sepupunya yang tengah bermain itu, keduanya tertawa bahagia. Ava yang melihat itu pun hanya bisa diam saja. Dirinya tidak pernah mengalami hal sederhana seperti itu. Hidupnya begitu rumit hingga membuat ia begitu muak dengan hidupnya sendiri. Begitu asik dirinya melamun, sampai tak sadar jika Citra sudah duduk di sampingnya.

"Terkadang banyak orang yang iri dengan kehidupan kita padahal mereka tidak tau serumit apa kehidupan kita," ucap Citra yang membuat Ava hanya menghela napas.

"Mereka hanya melihat kehidupan kita saat keberuntungan datang," jawab Ava.

"Awasi terus pergerakan Ben dan Ratu," ucap Ava.

"Sejauh ini mereka masih bermain aman. Hanya saja. . . ."

"Apa?" tanya Ava menatap Citra tajam.

"Musuh lo bertambah," jawab Citra pela yang membuat Ava mengalihkan pandangannya.

"Terus pantau saja, jangan sampai Pakde Rudy mengetahui rencana kita termasuk Om Tama," ucap Ava.

"Kenapa Om Tama nggak boleh tau? Bukankah kalian membuat perjanjian sewaktu di makam tempo lalu," ucap Citra heran.

"Ada kalanya kita berbuat licik untuk tujuan tertentu," ucapan Ava membuat Citra semakin tidak paham.

"Ada satu hal yang belum boleh diketahui oleh Om Tama sekarang," ucap Ava yang membuat Citra hanya mengangguk. Saat Ava hendak membuka suara, tiba-tiba suara yang tak asing menyapanya.

"Hai my honey bunny Ava," sapa Rama namun hanya mendapat tatapan datar oleh Ava.

"Duh dicuekin. Sakitnya sampai ke usus tuh," celetuk Indie yang membuat Rama mendelik.

"Berisik lo bocah. Sana pergi lo," usir Rama.

"Nggak usah galak-galak, ntar wajah Kakak cepat keriput. Sia-sia dong pakai skincare mahal," jawab Indie yang langsung berlari menghampiri Nada dan Nana yang tengah bermain bulu tangkis.

"My honey bunny Ava kesini sama siapa?" tanya Rama basa-basi.

"Lo nggak lihat Citra segede gajah duduk di samping Ava? Kalau mau basa-basi itu mikir dulu. Otak tuh digunain, jangan muka aja terus dibuat glowing sampai licin kek aspal," omel Monica yang entah sejak kapan berdiri di belakang Rama. Rama yang mendengar pun menoleh dan menatap tajam Monica.

"Heh daki badak, bisa nggak, sih lo ngomong sama gue nggak usah ngegas? Heran gue tiap hari ketemu bawaannya ngajak tawuran mulu," jawab Rama kesal.

"Nggak bisa. Sejak janin gue udah di desain khusus seperti ini. Apalagi untuk spesies seperti lo. Kalau ngomong kalem yang ada matahari muncul dari barat," jawab Monica.

"Anjir, kiamat dong. Ya udah, mending lo ngegas aja. Kalau perlu gue kasih lo elpiji yang yang warna hijau," ucap Rama polos yang membuat Monica menatapnya tajam. Sementara Citra sudah terekeh pelan dan Ava hanya menatap datar. Saat Rama ingin membuka suara, tiba-tiba bola Volly mengenai punggungnya yang membuat Rama tersungkur. Monica yang melihat pun tertawa terbahak-bahak sementara Rama menggerutu.

Di Rebutin Dosen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang