Eum, terserah deh! Lelah berekspektasi ㅋㅋ
Happy Reading!
....
"Baby! C'mon, wake up!" Chanyeol membangunkan Seungwan. Kemarin merengek meminta di ajak jalan-jalan sekarang, sudah setuju tetap saja malas.
"Ngantuk!" katanya manja. Chanyeol tersenyum, berusaha sabar.
"Papa sudah menunggu di meja makan," katanya lembut. Dan right, perempuan itu langsung bangun ke kamar mandi. Membersihkan dirinya, berdandan. Itu tidak lebih dari tiga puluh menit.
Padahal papa belum terlihat sedikitpun batang hidungnya.
"MANA!" teriaknya marah. Papa tidak ada di meja makan itu artinya suaminya berbohong. Seungwan tak suka di bohongi, jadi dia menangis. Chanyeol memeluknya, mencium pucuk kepalanya, agar gadis itu tenang.
"Ssst! Jangan menangis, sepertinya Papa masih kerja." Seungwan menghentikan tangisnya.
Prihatin, Papa pasti berusaha keras menyelesaikan pekerjaannya. Itu karena dia meminta jalan-jalan dadakan ini.
"Wan-ah bangunin Papa dulu, Chanyeol tunggu disini!" katanya, persis seperti anak kecil. Chanyeol hanya mengangguk, sebenarnya dia ingin melihat Baekhyun saat lelaki itu baru bangun tidur, tapi ya sudahlah.
...
"Pa!" Seungwan dengan pelan membuka pintu ruang kerja Papanya, hatinya terenyuh melihat Papanya yang tertidur di ruang kerjanya. Kepalanya menempel dengan meja, badannya bungkuk condong kedepan.
Seungwan menghampiri Papanya, dan melihat ternyata papa tertidur pulas. Dengan lembut Seungwan mengusap pipi chubby Papanya, tersenyum kecil saat Baekhyun bergerak dalam tidurnya.
"Pa!" Panggilnya pelan. Jika itu anaknya, untuk panggilan sepelan itu Baekhyun akan terbangun. Baekhyun menggeliat, dan terduduk tegak, berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.
"Eum?" gumamnya. Seungwan dengan gerakan yang hati-hati duduk di pangkuan Baekhyun, mengecup pipi lelaki itu. Terkikik melihat ekspresi kaku Papanya, apalagi saat dia mencium bibir mungil Papanya.
"Wan-ah, jangan cium sembarangan!" katanya dengan geram. Anaknya ini benar-benar tak bisa di beritahu, salahnya dulu terlalu memanjakan Seungwan hanya karena terlalu menyayanginya.
Mendengar Papanya marah dengan begitu Seungwan turun dari pangkuan Papanya, dan menundukkan kepalanya dengan wajah cemberut.
"Wan-ah, makan dulu dengan Chanyeol ya, Papa mau mandi dulu." Seungwan mengangguk meski tak puas karena Papanya tidak seperti biasanya, tidak bisa dia ajak bercanda.
...
Dari sudut sini, Baekhyun bisa melihat Chanyeol dan Seungwan yang sedang tertawa. Tidak tahu menertawakan apa, mereka terlihat bahagia. Sangat malah.
Chanyeol tersenyum kecil saat Baekhyun menghampiri mereka, begitu juga dengan Seungwan.
"Sudah makannya?" mereka berdua mengangguk, padahal Baekhyun bertanya itu untuk Seungwan. Seungwan berdiri dan memeluk Baekhyun senang, mengecup pipinya.
"Sayang, tolong ambil foto aku dan Papa!" Seungwan memberikan handphone-nya pada Chanyeol, dan Chanyeol segera mengambil foto mereka berdua. Bahkan Chanyeol belum pernah mengambil foto dengan Seungwan, sudahlah. Saat mengambil foto itu Chanyeol terfokus pada dua wajah manis di hadapannya. Seungwan dan Baekhyun memiliki senyum yang manis, tapi itu berbeda, begitu juga dengan matanya. Chanyeol dibuat bertanya-tanya, seperti apa wajah istri Baekhyun dulu? Mungkin mirip dengan Seungwan.
Chanyeol menggelengkan kepalanya, lantas memotret mereka. Mata Chanyeol kembali terpaku pada senyum manis Baekhyun, Chanyeol tidak tahu lelaki itu bisa tersenyum semanis ini. Chanyeol terpesona.
"Sudah," katanya dengan tenang. Berbeda dengan hatinya yang ribut dan bertalu-talu.
Seungwan berlari kecil menghampiri Chanyeol dan mengambil handphone-nya lalu dengan semangat menunjukan foto manis itu pada Baekhyun.
"Papa, kita lucu kan?" katanya dengan girang, Baekhyun tersenyum kecil. Chanyeol merasa dunianya berputar, hanya ada dia dan Baekhyun yang tersenyum. Sedikitpun tak pernah secuil dalam hati Chanyeol untuk mendapatkan lelaki itu, tidak. Meski terkadang dia tergoda oleh betapa bagusnya dan matanya tubuh itu Chanyeol tidak pernah memiliki niat untuk mengambilnya.
Kali ini, pemikiran itu muncul dan membuatnya ingin menjadi egois untuk sekali saja.
"Papa, Papa gak pake parfum?" pekikkan Seungwan membangunkan Chanyeol dari lamun annya. Seungwan bilang dia sangat menyukai wangi Baekhyun yang terasa lembut tapi juga kuat. Sementara dipikiran Chanyeol, bagaimana jika Chanyeol bisa membaui Baekhyun seperti yang sering Seungwan lakukan. Menempelkan hidungnya di leher jenjang itu, mungkin sedikit bonus dengan meninggalkan jejak di leher mulusnya.
Chanyeol kembali menggeleng, disudut matanya dia bisa melihat Seungwan menyemprotkan parfum terbarunya pada baekhyun, stroberi. Chanyeol tidak terlalu menyukainya saat Seungwan memakai parfum itu, terasa kekanak-kanakkan baginya.
"Ayo, kita berangkat!" ajak Seungwan. Meninggalkan Chanyeol yang terdiam, menatap kebersamaan ayah dan anak itu.
...
Perjalanan itu terasa menyenangkan, untuk Seungwan apalagi. Anak itu terus menyeret dua orang tersayangnya untuk bermain banyak hal.
Seungwan terus saja menantang Chanyeol untuk mengalahkan Baekhyun, karena Papanya tak pernah terkalahkan dalam apapun. Dan memang kenyataannya begitu, agak sulit bagi Chanyeol untuk mengalahkan Baekhyun.
Seungwan mengajak mereka untuk berfoto, entah itu individu ataupun bukan. Tiba giliran Chanyeol dan Baekhyun berfoto, keduanya diliputi rasa canggung. Berdiri berdampingan lalu tersenyum kaku, itu bukan hal yang Seungwan mau.
Perempuan itu berhenti memotret dan menyuruh kedua lelaki itu untuk berpose santai. Chanyeol dengan ragu dan takut meraih bahu Baekhyun. Lelaki itu menoleh padanya, begitu juga dengan Chanyeol dan tepat dengan itu Seungwan memotret keduanya. Sayangnya, Seungwan tak terlalu menyukai foto itu.
"Papa! Ayo, aku ingin eskrim blueberry." Sebelum Baekhyun benar-benar pergi, Chanyeol membisikkan kalimat padanya. "Parfum stroberi itu lebih cocok untukmu, sangat harum." Baekhyun pergi begitu saja, tak terlalu memusingkan, ucapan lelaki itu. Apalagi seringainya yang terlihat menawan. Dan Chanyeol tersenyum menang saat melihat sedikit kemerahan yang timbul di pipi chubby itu.
"Wan-ah, makannya pelan-pelan sayang." Baekhyun mengusapkan tangannya pada bibir Seungwan yang berlumuran eskrim, dan itu tak luput dari tatapan Chanyeol. Bagaimana tangan lentik itu mengusap bibir milik Seungwan, bagaimana rasanya?
"Wan-ah, Papamu lucu sekali, mengusap noda dibibirmu padahal di sekitar mulutnya sendiri penuh dengan eskrim." Chanyeol tertawa pelan, dengan gerakan senatural mungkin dia mengusapkan tangannya pada noda itu, tak lupa sedikit mengusap bibir itu. Ternyata benar, terasa lembut ditangannya. Dan Baekhyun dibuat kaku saat Chanyeol juga menjilat sisa eskrim itu. Seungwan mengikuti tatapan mata Baekhyun, dan menyadari hal itu juga. Perempuan itu terlihat kesal, dan marah pada saat yang bersamaan.
Baekhyun dan Chanyeol terus saja saling bertukar pandangan. Pandangan itu terputus saat Seungwan mengajak mereka untuk menaiki bianglala besar.Kebetulan hari sudah senja, sebenarnya ini sudah Seungwan rencanakan. Melihat senja akan lebih indah dari atas sana bukan? Apalagi jika itu dengan orang yang dicintainya.
Senja itu sangat cantik, tak ada yang mampu mengalahkan kecantikannya. Baginya, Byun Baekhyun lebih dari apapun, bahkan senja saja tak seberapa.
To Be Continue...
Btw thank u for 50 pembaca, 10 vote dan 1 komen di chapter sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa Mertua | CHANBAEK ✔️
Fiksi Penggemar[CHANBAEK][BxB] Park Chanyeol lelaki miskin yang kebetulan tampan, dan diincar oleh kaum hawa yang cantik tiada tara. Ya, setidaknya itulah yang orang pikirkan. Nyatanya Chanyeol hanya lelaki biasa yang mendamba akan cinta, dia menikahi putri dari...