Saat ini Jungkook dan Jiae tengah berada di pusat perbelanjaan untuk membeli kado pernikahan Mingyu. Tidak lupa mereka juga mengajak Yeola yang ada di gendongan Jungkook dan Gail di gendong oleh Jiae.
Mereka berempat menjadi pusat perhatian karena terlihat seperti keluarga kecil yang harmonis, namun mereka tidak tahu jika sebenarnya rumah tangga Jiae dan Jungkook tidak sebaik yang orang pikiran.
"Uncle, ayo kita main-main. Yeola ingin main." Rengek Yeola yang ada di gendongan Jungkook.
"Sebentar lagi ya, uncle dan aunty harus menjadi sesuatu dulu. Setelah itu kita pergi main dan beli es krim, bagaimana? Yeola mau?" Bujuk Jungkook.
Mendengar kata es krim Yeola langsung mengiyakan saja, mereka lalu melanjutkan tujuan utama datang ke tempat yang banyak dikunjungi orang-orang untuk menghabiskan uang.
"Ji, ayo ke tempat itu." Jiae mengernyitkan dahinya karena merasa bingung, suaminya itu menunjuk salah satu toko pakaian dalam.
"Dirimu masih sehat kan Kook? Kita sedang membawa anak-anak loh. Lagipula rencananya kita akan membeli hadiah untuk dibawa ke acara pernikahan Mingyu."
"Aku sudah beli hadiah untuk Mingyu, sekarang untuk istrinya jadi kau yang pilih. Berikan Gail padaku, aku akan mengajak mereka bermain dulu. Kau pergilah cari hadiah untuk Hayoung, jangan lupa beli beberapa juga untukmu." Ucap Jungkook berbisik di telinga Jiae saat mengambil Gail dari gendongan Jiae.
Pipi Jiae tiba-tiba bersemu merah karena godaan Jungkook tadi. Suaminya itu benar-benar tidak tahu kondisi, bisa-bisanya menggoda dirinya di keramaian seperti ini.
•••
Kini Jiae dan Jungkook sudah berada di kamar, sedangkan anak-anak sudah di jemput oleh orang tuanya kini tersisa Jiae dan Jungkook.
Jungkook kini tengah duduk di ranjang dengan punggung yg bersandar pada punggung ranjang, ia sibuk memainkan game di ponselnya.
Jiae keluar dari kamar mandi dengan bathrobe yang menutupi aset-aset berharganya, Jiae tidak menyadari Jungkook yang berada di ranjang karena Jiae kira Jungkook sedang berada di ruang kerjanya.
Dengan langkah tanpa ragu, Jiae berjalan menuju lemari pakaian. Jungkook yang melihat Jiae keluar dengan keadaan seperti itu hanya bisa menahan diri untuk tidak menerkam Jiae.
Lalu saat berbalik badan, Jiae dapat melihat tatapan Jungkook yang tak lepas dari dirinya. Jiae segera menyilangkan kedua tangannya di dada.
"Jungkook! Sejak kapan kau berada di situ!?" Tanya Jiae agak sedikit takut, malu, dan gugup.
"Sejak kau keluar dari kamar mandi." Jawab Jungkook dengan suara sedikit serak dan terasa berat.
"Kheem. Apa kau berniat menggodaku? Kau tau kan kalau aku pria normal dan bisa melakukan apa jika di suguhi umpan seperti itu."
"A-aku tidak menggodamu sama sekali, seharusnya bilang padaku kalo kau ada di sini." Ucap Jiae kesal.
"Jika aku bilang aku tidak akan melihat pemandangan indah ini."
Jiae mendengus sebal, ia lalu segera lari masuk ke kamar mandi untuk memakai pakaian. Jungkook benar-benar bahaya, pikir Jiae seperti itu.
Jungkook terkekeh melihat tingkah Jiae yang malu-malu kucing. Malu-malu tapi memancing. Sekarang bagaimana dengan nasib 'adik' nya yang sudah terbangun? Sungguh malang sekali.
Jungkook akhirnya pergi ke kamar mandi bawah untuk menuntaskan apa yang seharusnya ia tuntaskan agar tidak sakit. Lain kali dia tidak akan capek-capek menyelesaikannya sendiri, Jiae lah yang harus membantunya nanti.
Makan malam berjalan dengan canggung dan hening. Baik Jungkook maupun Jiae memilih diam dan fokus menyantap makanan mereka, namun Jungkook sesekali mencuri pandang kepada Jiae.
Sampai acara makan selesai pun mereka masih belum memulai percakapan, Jungkook lalu segera pergi ke kamar sedangkan Jiae membersihkan meja makan.
Setelah menyelesaikan urusan dapurnya, Jiae segera pergi menuju kamar. Di sana Jungkook tengah duduk dan berkutat dengan laptopnya.
Jiae jadi merasa gugup sekarang, ia pergi menuju meja rias untuk melakukan rutinitas skincare malamnya. Bagaimana pun juga Jiae adalah seorang wanita yang tak bisa lepas dengan produk kecantikan semacam itu, namun Jiae sebenarnya juga sudah cantik tanpa make up maupun memakainya. Tapi bagi Jiae, skincare adalah wajib.
Selesai dengan dengan urusan skincare malamnya, Jiae segera berbaring di sebelah Jungkook. Ia sebenarnya sangat gugup, tapi berusaha bersikap biasa.
Jungkook yang melihat Jiae berbaring di sebelahnya pun segera meletakkan laptopnya di atas nakas, sebenarnya tadi Jungkook sedang menunggu Jiae. Ia juga ikut berbaring sambil menatap punggung Jiae.
"Ji, apa kau belum siap?" Tanya Jungkook, ia tahu kalau Jiae belum tidur.
"Kalau belum siap tidak apa, aku akan menunggu. Tapi jangan tinggalkan aku ya, aku tidak bisa membayangkan jika kau pergi." Mendengar ucapan Jungkook, Jiae segera berbalik menghadap Jungkook.
"Maaf, aku memang belum siap. Hubungan ini masih abu-abu menurutku, aku merasa bingung dengan perubahan sikapmu yang mendadak seperti ini. Aku senang, tapi juga ragu." Ucap Jiae pelan namun masih bisa di dengan saat kalimat akhir.
"Aku tahu. Tapi tolong jangan berpikiran untuk meninggalkan aku. Aku akan meninggalkan Terakhir demi di dirimu dan rumah tangga kita. Aku ingin membangun semunya dari awal, mimpi-mimpi yang mendatangi diriku belakangan ini membuat ku takut. Takut jika kamu benar-benar pergi dariku." Jiae tersenyum mendengar ucapan Jungkook.
"Aku tidak akan pergi jika bukan kamu yang menyuruhku untuk pergi, bagiku pernikahan hanya sekali seumur hidup. Aku akan berusaha menjaga pernikahan ini selama aku bisa." Ucap Jiae sambil tersenyum.
Jungkook membalas dengan senyuman, ia lalu mendekati Jiae dan memeluknya. Membenamkan kepala Jiae di dadanya.
"Terimakasih." Ucap Jungkook sambil mengelus kepala Jiae dengan lembut.
Jiae merasa sangat senang melihat perlakukan Jungkook yang seperti ini, apakah ini yang dinamakan 'pillow talk'?
Baru kali ini Jiae bisa merasa sedekat ini, apalagi dengan Jiae yang memeluknya. Sungguh hal ini tak pernah terbayangkan di dalam pikirannya, namun Jiae merasa sangat bersyukur.
"Mari kita tidur, besok kita harus datang ke acara pernikahan Mingyu." Jiae mengangguk dan mulai memejamkan matanya di pelukan Jungkook, begitu pun dengan Jungkook.
Tak lama kemudian mereka terhanyut dalam alam mimpi masing-masing. Kehangatan menyelimuti keduanya yang kini tengah berpelukan, hal itu memberikan rasa kenyamanan yang belum mereka dapatkan.
[TBC]
Gimana nih aku double up loh, mari jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya. I suka dan semangat nulis kalo kalian mengapresiasi dengan like/comment cerita ini😍
See you💜💜💜💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hurt Wife ( On Going )
Random" Maaf,aku menyerah! Mungkin Tuhan memang menciptakan kita untuk tidak bisa bersama. Sekeras apapun aku berusaha meluluhkan hatimu sekeras itulah dirimu justru menolak ku dan membuat luka baru setiap saatnya." ~ Yon Jiae. " Berilah aku kesempatan un...