Syera duduk dihadapan Saka. Beberapa anggota BEM terlihat terpesona oleh Syera. Gadis itu memang the realnya wanita cantik natural.
Jika Beby terbantu make up, maka Syera sudah terlahir cantik alami.
"Lo taukan apa kesalahan lo?" Tanya Saka datar.
Syera mengangguk.
"Kalo lo ngulang terlambat kedua kalinya, lo akan dihukum selama mos buat bersih-bersih sampai mos selesai." Jelas Saka yang berhasil membuat teman-teman pria itu terbelalak. Itu menurut mereka adalah keringanan!
Saka yang sebenarnya adalah iblisnya hukuman. Berani telat, maka hukuman bertubi-tubi akan Saka berikan tanpa segan. Ta-Tapi ini?
"Emang ya, kalo cantik mah bebas." Ledek salah satu teman Saka, Dewa.
Syera menautkan alisnya tak mengerti maksud pria itu.
Brakk
Mata Syera membulat saat melihat Galaksi yang kini memasuki ruangan BEM dengan membuka pintu dengan kasar lalu menarik dirinya hingga bangkit. Saat hendak pergi, Saka menahan mereka. "Lo punya sopan santun gak sih?" Tukas Saka membuat Galaksi melepas tangan Syera lalu mendekati Saka. Lalu berbisik. "Cewek gue udah lo hukum. Sekarang apalagi?" Bisik Galaksi membuat Saka menggertak rahangnya. "Gausah caper."
Galaksi kembali menarik tangan Syera keluar.
Dewa bangkit mendekati Saka. "Lo tau dia siapa?" Tanya Dewa membuat Saka mengerutkan keningnya menunjukan bahwa dirinya lumayan penasaran.
Dewa membuang nafasnya. "Galaksi. Cucunya Pak Arsen. Salah satu anggota komite kampus yang nyumbangin dana paling besar buat kampus kita. Mungkin itu sebabnya kenapa orangnya lumayan songong, haha." Kekeh Dewa yang langsung kicep saat ditatap dingin oleh Saka.
"Itu bukan alasan buat dia masuk dengan semena-mena kayak tadi." Tukas Saka dingin.
"Bilang aja lo cemburu sama cewek tadikan?" Goda Dewa membuat Saka mendengus lalu kembali duduk. "Gila."
▼・ᴥ・▼
"Tadi siapa sih? Kayaknya dia suka deh sama kamu." Tanya Galaksi jutek.
"Siapa?"
"Itu ketua geng cukur." Syera menautkan alisnya mendengar ucapan Galaksi. Ah, Saka. Syera terbahak. Memang tadi salah satu anggota BEM tengah mencukur kumisnya. Tapi bisa-bisanya Galaksi bilang Saka ketua geng cukur. Padahal yang mencukur hanya satu makhluk.
"Kak Saka?"
"Jangan sebut namanya."
"Loh, kan kamu yang nanya tadi?!" Pekik Syera terkekeh. Galaksi terlihat manis sekali saat cemburu.
Galaksi tiba-tiba memeluk Syera. "Jangan deket-deket dia, ya. Aku gak suka sama dia. Aku yakin dia suka sama kamu."
Syera terbelalak. "Apaan sih, Ga. Mana mungkin dia suka sama aku. Kita aja baru ketemu."
Galaksi melepas pelukan mereka. "Kamu harus tau satu hal tentang kamu, Ra."
Syera mengerutkan keningnya bingung.
Galaksi mengelus pipi Syera lembut. "Kamu itu menarik. Jadi jangan buat aku makin posesif karna kepolosan kamu depan cowok-cowok." Desis Galaksi yang ekspresinya berubah menjadi serius membuat pipi Syera merona. Entah mengapa ia selalu merasa menjadi wanita yang spesial karna perlakuan Galaksi. Syera tersenyum membelai pipi Galaksi lembut membuat pria itu ikut tersenyum. Senyum yang hanya mampu dilihat oleh Syera dan Dara, Ibunya.
▼・ᴥ・▼
"Cacaaaaa!!!!" Pekik Syera merentangkan tangannya bersiap memeluk Caca yang berlari senang ke arahnya.
Mereka berpelukan setelah sekian lama Caca pulang kampung. Sekarang mereka bertemu lagi dan sekampus. Berbeda dengan Ambon, Dino dan Jodi. Mereka satu tahun lebih dulu. Jadi mereka termasuk senior Syera, Caca dan Galaksi. Tapi tentu Galaksi tidak perduli. Kini mereka bertos ria ala pria karna sudah lama tak bertemu sahabat galaknya itu.
"Kita gak pelukan juga, Aa Galak?" Saran Ambon dengan puppy eyesnya pada Galaksi.
Galaksi mendorong kening Ambon menjauh darinya membuat yang lain terbahak.
"Dasar jamet. Peluk-peluk, sini sama gue." Cibir Dino pada Ambon.
"Diem nyet. Bosen gue ketemu lo mulu. Gue kangen nih sama Aa Galakci," cebiknya lebay.
"Mau gue tampol?" Oke Ambon diam kalau Galaksi sudah bawa kekerasan.
Syera, Caca, Dino dan Jodi terbahak melihat ekspresi kicep Ambon.
▼・ᴥ・▼
"Galaksi?" Gumam seorang gadis yang tiba-tiba berdiri disamping Galaksi dengan sok asiknya. "Benerkan nama lo Galaksi?"
Galaksi membuang nafasnya. Ia menaruh buku manajemen bisnis yang baru saja akan ia ambil untuk mengerjakan soal ospek dari Senior. Sebenarnya ia malas mengerjakan kalo bukan atas paksaan Syera. Tapi kini moodnya benar-benar hilang.
Galaksi berbalik pergi dari perpustakaan tapi gadis itu menghalangi jalan Galaksi.
"Cuek banget sih." Gadis cantik itu mengulurkan tangannya memperkenalkan diri. "Beby Ayla dari fakultas kedokteran,"
"Gue gak nanya." Galaksi mengambil jalan lain mengabaikan Beby yang kini menganga tak percaya. Baru kali ini ia diacuhkan oleh seorang pria.
Okay, gak menarik juga kalo mudah didapetin beby. I can't just give up!
Tak menyerah Beby berjalan mengikuti Galaksi keluar perpustakaan disamping pria itu. Galaksi cuek tak perduli.
"Gue bisa aja loh, buat tugas ospek lo numpuk kalo lo cuekin gue! Tapi.. kalo lo mau jalan sama gue, ya.. malah lo bisa enak-enakan selama ospek." Gumam Beby yang Galaksi anggap hanya siulan nyamuk. Pria itu bahkan terus berjalan acuh seakan tak mendengar.
Beby mendengus kesal diacuhkan. Ia mengibaskan tangannya didepan wajah Galaksi. "Lo denger guekan?"
Oke. Galaksi marah. Ia menghentikan langkahnya membuat senyum Beby merekah.
Pria itu menatap Beby tajam. "Gue gak tertarik ikut serta sama permainan anak kecil. Jangan ikutin gue, atau gue gak akan mandang lo cewek buat lakuin kekerasan. Gue bukan cowok sebaik yang lo pikir." Ancam Galaksi serius. Pria itu pergi meninggalkan Beby yang mematung tak berkutik.
Ia tak percaya, bagaimana pacarnya bisa mendapatkan Galaksi? Dan Beby penasaran siapa gadis beruntung itu.
"Justru karna itu, gue penasaran sama lo!" Teriak Beby yang padahal ia sudah tahu Galaksi sudah jauh dan tak mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGA II
Novela JuvenilKalau kalian harap Raga sudah sempurna hingga akhir itu salah besar. Nyatanya saat lulus SMA, perjalanan hubungan mereka masih saja diombang-ambingkan layaknya ombak. Jika badai mampu mereda dengan mudah, itu bukan badai namanya.