Malam ini suara deru lalu-lalang mobil yang bersahutan terdengar sangat ramai karena jalanan kota padat seperti biasanya. Di tengah kemacetan yang melanda, salah seorang pengendara sedang mencibir dari dalam mobilnya.
"Ck, kenapa Jakarta selalu seperti ini?" tanya pemuda itu pada dirinya sendiri sambil memukul setir untuk melampiaskan kekesalannya.
Sebelumnya izinkan pemuda ini memperkenalkan diri, namanya Febryan Putra Alexander,
Seorang pembisnis muda dan sukses yang kerap disapa Febryan oleh orang sekitarnya. Ayahnya bernama Fernando dde Alexander dan Ibunya bernama Feruca Evangelista. Ia anak semata wayang dalam keluarga itu.
Di umurnya yang masih terbilang muda, dia sudah memiliki perusahaan sendiri bernama FA Corporation, perusahaan itu memiliki cabang di berbagai negara dan menyebar luas hingga seluruh dunia. Perlindungan perusahaan yang kuat membuat FA Corporation benar-benar sukses.
Febryan yang bekerja sebagai CEO perusahaan itu memiliki sifat dingin, kejam, dan tidak memiliki rasa kasihan pada orang-orang yang berusaha menjatuhkannya. Kendati demikian, dia tetap orang yang ramah dan rendah hati.
"Harusnya aku tolak saja tadi ajakan makan malam Reni. Ini sudah terlalu larut, jarak dari sini ke rumah juga masih jauh," gerutu Febryan sambil menghela nafas panjang. Badannya terasa sakit sekarang, ia lelah dengan pekerjaannya hingga tak bisa berpikir jernih.
Sementara di sisi lain, tepatnya di gedung FA Corporation, seorang wanita muda sedang menembaki beberapa orang tidak dikenal yang berusaha menyabotase perusahaan tersebut dengan senjata andalannya, Colt 1911. Wanita itu adalah Arimbi Putri Nathalie Cristina Jhonathan,
Anak dari Arfanda Cristian Jhonathan dan Feronica Angeline Joynathan. Ia mempunyai kakak laki-laki bernama Nathaniel Putra Cristhian Joynathan
Mereka adalah keluarga mafia terbesar yang sering melakukan tindak kriminalitas, kedudukannya hampir setara dengan kelompok mafia di Jepang, Yakuza. Keluarga mafia itu di beri kepercayaan oleh Belvan untuk melindungi seluruh perusahaan dan saham-sahamnya.
"Menyusahkan saja, darimana mereka masuk? Padahal perusahaan ini sudah dilengkapi CCTV dan penjagaan yang ketat. Cih, apa mereka tidak tahu siapa pelindung perusahaan ini? Lagipula kemana Tuan Muda Febryan, tidak seharusnya dia pulang begitu saja. Dasar, CEO tidak bertanggungjawab," protes Ari sambil melipat kedua tangannya di dada, ia menunduk kebawah untuk menatap tubuh keempat penyusup yang sudah lemas tak berdaya. Satu diantara mereka hampir kehabisan darah, namun Ari tidak peduli. Setelah membereskan barang-barangnya, ia memanggil satpam untuk membereskan para oknum jahat itu dan bergegas untuk segera pulang.
"Gimana, Ri? Lancar? Apa ada kendala?" tanya Nathaniel dengan raut wajah khawatir setelah melihat adik kesayangannya masuk ke dalam rumah. Ia memang sudah tahu tentang hal ini, Ari menceritakannya saat di perjalanan pulang tadi.
"Sangat, sangat melelahkan. Apa kakak tahu? Mereka hampir saja menyekapku jika aku tidak sigap. CEO perusahaan itu sangat bodoh meninggalkan perusahaan pukul tujuh malam, padahal banyak karyawannya yang lembur," ucap Ari menghampiri sang kakak dan duduk di sampingnya.
"Yasudah, nanti kakak bilang ke-"
"Suruh dia kesini sekarang! Aku sudah muak melihat sikapnya. Aku harus memberitahunya bagaimana cara menjadi CEO perusahaan yang baik," kesal Ari memotong ucapan Nathaniel.
Nathaniel pun mengangguk setuju dan langsung membuka ponselnya untuk mengirim pesan kepada Febryan, guna melaksanakan permintaan adik semata wayangnya.
Nathaniel Putra Cristhian Joynathan :
Permisi, selamat malam. Maaf jika saya mengganggu waktu istirahat anda, Tuan. Namun, bisakah anda meluangkan waktu untuk datang ke rumah saya? Ada yang ingin saya sampaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girlfriend is My Protector
Adventure"kenapa kamu seperti ini? tolong lihatlah aku sebentar saja. aku hanya ingin di cintai oleh mu." ~Febryan "bertahanlah sebentar saja. aku mencintaimu dengan caraku sendiri. jangan berpaling dariku atau dia akan mati di tanganku." ~Ari