Happy reading💞
Glace membawa Sakila ke Raftoop, dia menatap gadisnya tanpa melepaskan cekalannya. Tubuh Sakila bergetar, sesekali dia meringis saat merasakan sakit dan panas lengannya yang di cekal Cowok itu."Sa- Sakit," cicitnya dengan suara yang terdengar bergetar.
Glace melepaskan cekalan itu kemudian mengusap wajahnya kasar. Dia baru sadar kalo dia telah menyakiti gadisnya. Glace mendekatkan tubuhnya membuat Sakila mundur dengan perasaan takut.
"Maaf," Ucapnya lirih saat gadisnya menepis kasar tangannya.
Sakila menangis membuat Glace memeluk tubuh gadis itu dengan erat. Sakila tidak memberontak atau pun menolak. Gadis itu menenggelamkan wajahnya di dada bidang kekasihnya.
Glace mengusap lembut rambut gadisnya. Dia merasakan seragamnya basah, Glace mencoba menahan sesak saat melihat kedua mata gadisnya yang sembab, hidung yang memerah, dan itu karena dirinya.
"Maaf, sayang, Maafin aku."
Sakila menatap kedua mata Glace. Lelaki itu menatapnya dengan sorot yang penuh penyesalan, membuatnya tak tega. Sakila mengangguk membuat lelaki itu tersenyum lega.
"Aku enggak suka kamu yang kasar, aku takut." Glace mengangguk dan mensejajarkan tubuhnya dengan gadisnya.
"Janji, enggak akan gitu lagi." Glace merapikan anak rambut gadisnya. "Aku cemburu, aku marah, dan aku kesel waktu denger kamu mau jalan sama bima." Ucapnya sorot mata tajam.
Sakila terkekeh di sela-sela isakannya. "Itu enggak bener," Balasnya membuat lelaki itu heran.
"Maksudnya?" Tanya Glace bingung.
"Itu settingan, aku sama sahabat aku cuma mau balas dendam karena kejadian tadi di lapangan waktu kamu main basket." Glace mengerutkan keningnya. Karena kerja otaknya yang cepat, dia selalu mudah mencerna dan mengerti.
Glace menahan senyumnya. "Cemburu, hm?" Tanyanya dengan suara serak, membuat Sakila meremang.
Gadis itu mengangguk dengan polosnya. "Iyalah! Cewek mana sih, yang enggak cemburu waktu liat pacarnya deket sama cewek lain, mana waktu itu kamu ngobrol sama dia!" Ketusnya membuat Glace mengacak rambutnya gemas.
Glace mendekatkan bibirnya di telinga gadis itu. "Kalo cemburu, bilang, jangan kaya tadi! Lagian aku cuma milik kamu." Bisiknya dan mendaratkan kecupan di pipi gembul gadisnya.
Bibirnya berkedut menahan senyum, Sakila menatap Glace dengan galak. "Ihh! Main cium cium aja!" Sakila memukul dada bidang lelaki itu dengan perasaan kesal. Glace tertawa dan berlari saat gadisnya ingin memukulnya kembali.
Dan terjadilah aksi kejar-kejaran di Raftoop yang cukup luas itu.
***
Kanaya terisak pelan di balik pintu toilet. Dia terduduk dengan memeluk kedua lututnya, dan menenggelamkan wajahnya di balik tangannya.
"Gue enggak suka, Alaska yang kasar kaya tadi! Gue benci di kasarin, dan gue benci di bentak!"
Telingannya menangkap suara dari luar yang memanggil namanya.
"Nay! Keluar anjir, lo udah satu jam di sana, emangnya enggak pengap?" Ilona tersenyum saat pintu toilet terbuka dan menampilkan Kanaya dengan keadaan acak-acakan.
"Astaga! Elo habis ngapain? Gembel banget." Kanaya mendelik dan bercermin di kaca yang berada di sana.
Dia membenarkan letak seragamnya yang kusut dan berantakan. Merapikan rambutnya kemudian mencuci wajahnya. Kini wajahnya terlihat lebih segar dan cerah. Ilona memberikan kedua jempolnya kemudian mengeluarkan sesuatu dari tasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙲𝙾𝚆𝙾𝙺 𝙳𝙸𝙽𝙶𝙸𝙽- [ʀᴇᴠɪsɪ]
Teen FictionSenja mengajarkan, sesuatu yang indah, bisa datang dan pergi dengan semaunya tanpa kita duga dan sangka. Jangan pernah lupa, bahwa disetiap pertemuan pasti akan ada sebuah perpisahan. Kita tidak bisa menduga kapan perpisahan itu akan tiba dan beruj...